Berkembangnya media online selama beberapa tahun terakhir membuat perusahaan diperhadapkan dengan lebih banyak pilihan teknik pemasaran — online atau offline? Terus meningkatnya pengguna internet dan media sosial setiap tahun mungkin membuat sebagian besar orang bertanya apakah offline marketing efektif atau tidak. Tapi, bagaimana dengan prakteknya? Apakah kita masih bisa berkata kalau offline marketing efektif di era digital ini?
Offline Marketing yang masih populer
Maraknya penggunaan online marketing tampak meredupkan popularitas offline marketing. Namun, faktanya, masih cukup banyak media pemasaran offline yang digunakan oleh berbagai perusahaan. Salah satu yang paling populer adalah billboard. Media iklan berukuran besar yang mayoritas dipasang di jalan ramai ini masih dianggap efektif. Sebanyak 68% orang yang melihat iklan billboard membuat keputusan membeli produk yang diiklankan ketika berkendara. Selain itu, billboard juga terbukti mampu menarik audiensnya untuk mengunjungi website.
Tidak hanya billboard, iklan televisi juga masih menjadi media pemasaran offline yang populer. Data menunjukkan bahwa 72% brand awareness datang dari iklan televisi. Selain itu, konsumen lebih ingin mencari produk yang dilihat di televisi 11 kali lebih banyak, dibandingkan dengan melihatnya di media online.
Selain iklan billboard dan televisi, berbagai perusahaan juga seringkali mengirimkan press release pada berbagai media untuk mengenalkan produk barunya. Bila memiliki budget yang lebih banyak, peluncuran produk baru juga seringkali dipromosikan dalam bentuk event yang mengundang audiens dan media untuk publikasi.
Apakah pemasaran offline masih efektif di era digital?
Offline marketing masih bisa dipakai, tapi tidak bisa dikatakan sepenuhnya efektif. Efektivitasnya tergantung dari industri apa yang memasang iklan, siapa targetnya, dan bagaimana strategi pengiklanannya.
Bagi beberapa perusahaan, marketing secara offline mungkin merupakan satu-satunya cara untuk mereka beriklan. Tapi, perusahaan lain bisa saja lebih efektif menggunakan digital marketing.
Sebuah data menunjukkan bahwa dari beberapa perusahaan yang memasang iklan di koran, sektor finansial melihat iklan tersebut 5,7 kali lebih efektif, 2,8 kali lebih efektif pada sektor retail, dan 3 kali lebih efektif pada sektor travel.
Selain tergantung dari sektor bisnisnya, beberapa negara juga menunjukkan efektivitas yang berbeda-beda, tergantung dari media pemasaran offline yang dipakai. Misalnya di Inggris, rata-rata penduduknya mendengar radio selama 23 jam dalam satu minggu. Ini membuat memasang iklan di radio mungkin akan menjadi lebih efektif daripada billboard.
Bisnis yang paling diuntungkan ketika menerapkan offline marketing
Tidak semua bisnis memilih untuk melakukan pemasaran offline. Beberapa bisnis bahkan memilih untuk hanya beroperasi secara online, karena menilai bahwa pemasaran secara offline terlalu banyak memakan waktu dan biaya. Namun, bagi beberapa bisnis lainnya, mungkin online marketing malah kalah dari cara offline.
- Bisnis keluarga
Bisnis keluarga yang kecil ataupun besar biasanya memiliki komunitas yang kuat. Offline marketing bisa menjadi strategi yang tepat untuk fokus memasarkan bisnis pada komunitas lokal. Selain itu, target bisnis keluarga biasanya lebih bermacam-macam, sehingga online marketing mungkin tidak akan menggapai setiap target marketnya dengan efektif.
- Usaha kecil dan menengah
Perusahaan besar perlu melakukan pemasaran yang luas karena target mereka menyasar pada market yang lebih luas, seperti kota atau negara tertentu. Namun, untuk usaha kecil dan menengah, target mereka tidak seluas itu. Maka akan lebih baik jika melakukan pemasaran secara regional melalui taktik offline.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang yang berada dalam region yang sama dengan bisnis tersebut menggunakan internet atau media sosial. Pikirkan mengenai target grup, umur, dan aktivitas sehari-harinya. Lalu, buat sebuat strategi offline marketing yang bisa menyasar target grup tersebut.
- Perusahaan internasional
Banyak perusahaan internasional yang menggunakan strategi digital marketing. Ini masuk akal karena internet dapat membantu mereka mencapai target demografik yang berada di luar negeri dengan mudah. Namun, perusahaan-perusahaan ini juga tidak menutup mata pada strategi offline. Kebanyakan perusahaan internasional menggunakan teknik pemasaran offline untuk mempromosikan diskon atau meningkatkan brand awareness.
Kelebihan dan kekurangan offline marketing
Efektif atau tidaknya pemasaran offline untuk bisnis Anda memang tidak bisa disimpulkan semudah itu. Sebagai bahan pertimbangan, berikut beberapa kelebihan offline marketing yang mungkin bisa membuat Anda kembali mempertimbangkan untuk menggunakan strategi ini.
- Membangun rasa percaya konsumen
Di dunia online, arus informasi yang beredar begitu cepat. Belum lagi ditambah dengan maraknya berita bohong dan penipuan. Ini membuat masyarakat lebih skeptis saat menyerap informasi di internet. Namun, berbeda dengan media offline. Memasang iklan pada media tradisional membutuhkan biaya yang besar. Ini membuat masyarakat lebih mempercayai iklan tersebut.
- Interaksi secara langsung
Keuntungan lainnya yang bisa didapatkan dengan menjalankan strategi offline marketing adalah interaksi secara langsung dengan pelanggan atau calon partner. Ini bisa memperluas koneksi dan memperdalam hubungan dengan orang lain, sesuatu yang tidak bisa dilakukan di dunia digital.
- Mudah dilihat banyak orang
Ketika memasang iklan di papan reklame, televisi, koran, atau radio, akan lebih besar kemungkinan iklan tersebut dilihat oleh lebih banyak orang. Ini karena setiap kalangan bisa mengakses media-media tersebut. Tidak seperti social media yang lebih menyasar kepada target yang spesifik.
Bagaimana dengan kekurangan pemasaran offline?
- Biaya lebih mahal
Dibandingkan dengan online marketing, biaya yang perlu dikeluarkan untuk memasang iklan di billboard, televisi, radio, atau media offline lainnya memang lebih mahal. Ini karena memperhitungkan biaya produksi, pekerja, distribusi, serta ruang iklan yang terbatas.
- Sulit untuk diukur
Offline marketing menyasar kalangan yang luas dan bisa dilihat oleh jutaan orang di saat yang sama. Ini membuat strategi pemasaran satu ini lebih susah untuk diukur keberhasilannya, tidak seperti online marketing yang bisa diukur detailnya, seperti metrik, data, dan insight.
- Sering dianggap mengganggu
Iklan yang dipasang di televisi dan radio seringkali dianggap mengganggu bagi orang yang tidak tertarik dengan produk tertentu. Media tersebut bisa diakses oleh berbagai kalangan, sehingga orang yang tidak termasuk ke dalam target market sebuah bisnis juga ikut bisa melihat atau mendengar iklan tersebut.
Apakah offline marketing efektif atau tidak kembali lagi bergantung pada jenis bisnis dan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa perusahaan mungkin hanya perlu melakukan offline marketing, tetapi beberapa perusahaan lainnya perlu mengombinasikan offline dan online marketing untuk mencapai tujuannya. Meski perusahaan perlu melakukan pemasaran secara offline, strategi yang tepat tetap diperlukan untuk menjadikan offline marketing efektif.