Content marketing dalam bentuk blogging telah menjadi salah satu opsi paling populer di kalangan marketer di dunia startup. Selain bisa menaikkan traffic, kalau dieksekusi dengan baik, juga bisa membantu Anda mendapatkan leads untuk startup Anda.
Tim anakmarketing.com telah berhasil mewawancarai Adhika Dwi Pramudita, Managing Director Penulis.ID untuk membahas hal ini lebih dalam. Saat ini Penulis.ID merupakan salah satu content marketing agency paling sukses di Jakarta, membantu perusahaan seperti GoTo, Wardah, Ciputra, dan banyak lainnya. Sebelum di Penulis.ID, beliau juga membantu Tech in Asia beroperasi di Indonesia.
Wawancara berikut ini merupakan bagian kedua dari tiga bagian wawancara mengenai content marketing yang berfokusnya kepada blogging. Dalam bagian kali ini, kita akan fokus tentang tips dan contoh sukses eksekusi content marketing dalam bentuk blogging di startup, dengan studi kasus dari beberapa klien Penulis.ID sendiri.
(Rima – anakmarketing.com) Apakah startup bisa berhasil dengan melakukan blogging dan content marketing secara umum?
(Adhika) Lumayan banyak startup yang berhasil menggunakan strategi corporate blogging dan berjalan baik. Kita sering membantu klien untuk membuat konten dengan objective mendapatkan leads. Journey-nya awalnya orang mencari sesuatu di Google, lalu dia discover blog internalnya startup itu. Dia baca artikelnya dan kalau memang kontennya helpful, dia jadi akan membuka web utama startupnya untuk mencari tahu lebih soal startup itu.
Strategi corporate blogging seperti ini masih sangat efektif untuk membantu mendapatkan leads, terutama di beberapa industri seperti fintech dan SaaS (Software-as-a-services). Memang mayoritas objective dari dua industri ini dalam membuat konten biasanya untuk menarik audiens.
Misalnya kita kasih satu contoh studi kasus menarik, satu klien Penulis.ID yang sukses, Funding Societies, yang masuk dengan merek Modalku di Indonesia. Modalku sendiri memiliki model bisnis peer-to-peer lending, sehingga audiens mereka ada dua. Audiens pertama adalah investor retail, yaitu orang yang ingin berinvestasi dengan meminjamkan uang mereka. Audiens berikutnya adalah orang yang butuh pinjaman tersebut, seperti misalnya UMKM.
Jadi untuk menjangkau dua audiens tersebut, kami membuat banyak sekali konten mengenai hal-hal yang memang perlu diketahui dua audiens itu. Misal untuk audiens UMKM, mereka perlu tahu how to run UMKM atau bagaimana cara mendapatkan permodalan tambahan.
Contoh journey-nya ini ada orang UMKM yang sedang butuh permodalan tambahan. Otomatis dia Googling dulu kan. Nah dari proses itu, dia discover konten dari Modalku. Waktu dia merasa kontennya helpful, dia akan membuka web utama Modalku juga. Kalau dia merasa offering dari Modalku memang bisa jadi salah satu alternatif pendanaan buat dia, maka orang ini bisa dibilang telah menjadi “leads” untuk Modalku.
Wah berarti meskipun beda audiens masih bisa jadi leads ya?
Bisa, selama kita harus terus keep in mind bahwa ketika membuat konten, yang paling penting adalah membantu audiens kita. Justru jangan berpikir jualan.
Apa semua objective blogging dan content marketing ini untuk mendapatkan leads? Ada contoh studi kasus lain yang menarik?
Selain objective mendapatkan leads, sebenarnya corporate blogging juga bisa dipakai untuk mendapatkan trust dari customer. Atau istilah kerennya kita membangun thought leadership.
Misal contohnya kita ada klien salah satu anak perusahaan GoTo. Jadi perusahaan ini adalah perusahaan aplikasi kasir dengan target utama UMKM. Kita banyak sekali membuat konten-konten untuk UMKM dan memastikan konten itu bisa membantu UMKM tersebut. Nah kalau suatu hari UMKM itu membutuhkan aplikasi kasir, harapannya mereka jadi ingat soal klien kita ini dan minimal akan mencoba trialnya.
Kita selalu memberi advice ke klien kalau untuk fokus membuat kontennya dulu, membangun audiensnya, dan jangan berpikir jualan dulu. Nanti jualannya terakhir kalau memang audiensnya sudah terbentuk.
Apa ada strategi yang paling pas untuk startup yang baru akan memulai content marketing?
Untuk memulai content marketing, kita harus mulai dengan menentukan audiens kita itu siapa. Kita harus mengidentifikasi audiens terutama decision maker yang akan menggunakan produk kita. Setelahnya, baru kita perlu berpikir, konten apa yang audiens tadi itu butuhkan. Dari sana, kita mencari tahu audiens ini galaunya soal apa.
Jadi misal kalau audiens ini galau soal X, ya kita harus membuat lebih banyak konten yang membahas soal X itu. Kalau kita bisa menjawab kegalauan dan pertanyaan audiens, baru audiens ada alasan untuk melihat konten kita.
Kalau sudah melakukan semua proses di atas, kita cukup hiring 1 orang content writer atau ya hiring content marketing agency untuk bisa mulai eksekusinya.
Distribusi kontennya sendiri bagaimana? Hanya di web sendiri saja atau kita pasang di platform lain yang lebih besar?
Kalau kita taruh di web kita sendiri, enaknya kita punya kontrol lebih besar, dan kalau dapat traffic, bisa langsung masuk ke web kita sendiri. Kalau kita taruh di platform lain, kita mungkin akan dapat eksposure lebih. Tapi untuk jadi traffic masih agak jauh, karena orang harus keluar effort untuk mengklik lagi kan.
That being said, dua-duanya harus dijalani, tidak ada yang lebih baik atau bagaimana. Karena kalau konten kita bisa tayang di platform orang lain, itu termasuk upaya PR juga, yang tentunya akan menguntungkan buat kita.
Apa ada tips kalau ingin membuat artikel untuk PR? Apakah harus di media besar? Bagaimana prosesnya?
Kalau kita ingin tayang di media besar, sudah pasti susah, apalagi organik, bukan paid placement. Kita harus memberi value besar untuk audiens media tersebut. Jadi susah, tapi bukan berarti mustahil. Ketika saya masih di Tech in Asia pun, lumayan banyak startup yang kita liput gratisan tanpa mereka bayar. Kenapa konten mereka bisa masuk? Ya karena konten mereka memberi value untuk audiens-nya TIA, tidak boleh jualan sama sekali.
Jadi keywordnya selalu beri value ke audiens, jangan mikir jualan terus. Meskipun ya jujur mayoritas orang ingin content marketing itu sekalinya membuat konten langsung berhasil menjual sesuatu di sana. Kenyataannya kalau fokus kita jualan, malah mustahil untuk bisa tayang di media lain apalagi media besar. Jadi sekali lagi, buat konten yang berguna untuk audiens media lain. Nanti kalau pembaca merasa informasi kita berguna, mereka pasti akan Googling sendiri untuk membuka website kita, tanpa kita perlu jualan sama sekali.
——-
Seperti yang berkali-kali dibahas dalam wawancara bagian kedua kami bersama Managing Director Penulis.ID, membuat konten untuk audiens yang tepat sangatlah penting. Statement ini didukung data bahwa audiens yang tepat berpeluang lebih besar untuk membuat pembelian dibandingkan yang lain.
Setelah kita memahami pentingnya corporate blogging dan sedikit belajar mengenai beberapa studi kasus startup yang sukses menerapkan strategi blogging dalam content marketing, berikutnya tinggal eksekusi. Untuk bisa eksekusi dengan baik, kita harus memiliki tim yang mampu melakukannya. Simak cara membangun tim konten yang kuat di wawancara bagian akhir nanti!
Part 1: Apakah Corporate Blogging Matters?
Part 2: Contoh dan Cara Startup ini Sukses Dalam Corporate Blogging