Anda sudah mulai rutin menjalankan strategi content marketing untuk mempromosikan bisnis? Anda berada di jalur yang tepat karena menurut Hubspot, 16% marketer merasa bahwa strategi tersebut bisa menghasilkan ROI lebih besar. Tapi, jika Anda bingung harus membuat pembagian konten seperti apa, belajar cara membuat content pillar adalah solusinya.
Sebab, salah satu keunggulan utama content pillar adalah membagi konten berdasarkan sejumlah tema tertentu agar lebih terpadu dan mudah ditemukan oleh calon pelanggan. Tentunya, hal ini bisa sangat menguntungkan bisnis Anda asalkan Anda tahu cara membuat content pillar dengan tepat. Jadi, mari kita simak cara membuat content pillar beserta contohnya di sini!
Content Pillar Adalah…
Content pillar adalah kumpulan topik-topik besar yang kemudian dipecah menjadi berbagai subtopik atau konten yang lebih spesifik. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mengatur tema utama yang akan diangkat dalam berbagai materi konten sebuah brand agar lebih terarah dan konsisten dalam menyampaikan pesan kepada audiens.
Manfaat Membuat Content Pillar
Memangnya, apa saja manfaat dari memiliki content pillar dalam perencanaan content marketing? Anda bisa menemukan jawaban spesifiknya di bagian ini:
1. Meningkatkan kredibilitas brand
Dengan konten yang konsisten dan berfokus pada topik-topik relevan, brand Anda dapat membangun reputasi sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan melalui content pillar. Kredibilitas ini juga semakin kuat karena adanya algoritma terbaru Google. Berdasarkan pernyataan resmi di blognya, Google kini memprioritaskan situs atau konten yang kredibel dan original di hasil pencarian melalui kriteria E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness).
Jadi, kalau Anda konsisten menghasilkan konten yang berkualitas tinggi dan relevan dengan topik-topik inti dari payung konten website Anda lebih berpeluang muncul di peringkat yang lebih tinggi dalam pencarian organik. Dengan begitu, brand Anda akan dianggap lebih kredibel, baik oleh mesin pencari maupun oleh audiens.
2. Mendorong kunjungan organik
Selain meningkatkan kredibilitas brand, content pillar berperan penting dalam mendorong organic search. Sebab, konten yang terstruktur dan relevan dengan topik utama akan memudahkan Google untuk mengindeks dan menampilkan konten Anda di hasil pencarian. Penggunaan kata kunci yang tepat juga akan meningkatkan visibilitas brand Anda di mesin pencari.
Dengan demikian, ketika orang mencari informasi yang terkait dengan topik utama yang Anda angkat, website atau platform media sosial Anda lebih mungkin muncul di hasil pencarian. Pada akhirnya, Anda bisa menarik perhatian pengunjung yang lebih relevan dan tertarik dengan produk atau layanan Anda.
3. Membuat proses perencanaan konten lebih efektif
Salah satu manfaat terbesar dari pilar konten adalah bisa mempermudah tahap perencanaan konten. Sebab, kalau Anda sudah menentukan topik-topik utama, Anda dapat lebih mudah menyusun ide konten, mengatur jadwal posting, dan menjaga konsistensi dalam komunikasi brand.
Dengan kata lain, content pillar membantu menghindari kebingungan atau kehabisan ide dalam membuat konten karena Anda sudah memiliki peta topik yang dapat dijadikan panduan. Ini juga membantu Anda mengidentifikasi subtopik baru atau variasi dari konten yang sudah ada supaya tetap segar dan menarik.
Cara Membuat Content Pillar
Siap membuat content pillar untuk keperluan content marketing Anda? Anda bisa mulai mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Sesuaikan dengan tujuan dan identitas brand Anda
Sebelum memulai, Anda harus memiliki gambaran jelas tentang apa yang ingin dicapai melalui strategi content marketing. Misalnya, apakah Anda ingin meningkatkan brand awareness atau mendorong penjualan? Sebab, tujuan yang berbeda akan membutuhkan tema yang berbeda dalam content pillar.
Selain itu, pilar konten Anda juga perlu mencerminkan identitas brand. Semisal brand Anda dikenal karena gaya komunikasinya yang santai dan menyenangkan, pilar Anda harus mencerminkan nada dan gaya tersebut agar tetap autentik serta relevan.
2. Pertimbangkan kebutuhan dan selera konten audiens
Saat menyusun pilar, pastikan Anda selalu mempertimbangkan kebutuhan dan selera audiens Anda. Pahami apa yang mereka cari, masalah apa yang mereka hadapi, dan informasi apa yang mereka butuhkan. Dengan demikian, Anda bisa memastikan bahwa topik-topik yang Anda pilih benar-benar relevan dan menarik bagi mereka. Untuk tahap ini, gunakan data dari hasil social listening atau analitik website supaya bisa mengetahui konten mana yang paling disukai audiens.
3. Lakukan audit terhadap konten Anda dan pelajari kompetitor
Jika Anda sudah mendapatkan informasi tentang preferensi audiens, periksalah konten yang telah Anda terbitkan. Langkah ini akan membantu Anda melihat konten apa yang telah berhasil dan mana yang perlu ditingkatkan. Selain itu, pelajari juga konten yang diproduksi oleh kompetitor. Perhatikan bagaimana mereka menyusun strategi konten mereka dan tema-tema apa yang mereka angkat.
Selain menemukan celah untuk konten baru, Anda juga bisa menemukan inspirasi untuk memperkuat pilar Anda dari sini. Sebab, ini merupakan kesempatan untuk mengetahui taktik apa saja yang sudah terbukti efektif dan mana yang sebaiknya tidak diterapkan lagi.
4. Tentukan tema dan kata kunci umum
Setelah memahami situasi konten Anda saat ini, langkah berikutnya adalah menentukan tema besar yang akan menjadi pilar Anda. Anda bisa menggunakan keyword research tools untuk menemukan kata kunci yang paling relevan dan memiliki volume pencarian tinggi.
Pilihlah beberapa tema besar yang berhubungan langsung dengan industri atau niche brand Anda. Sebab, kata kunci umum yang relevan dengan tema tersebut akan membantu Anda menarik audiens yang tertarik pada topik serupa dan meningkatkan visibilitas di mesin pencari.
5. Bagi tema dan kata kunci menjadi sejumlah subtopik
Sudah menentukan tema besar dan kata kunci? Selanjutnya, Anda perlu memecah tema tersebut menjadi subtopik yang lebih spesifik. Setiap subtopik ini nantinya akan menjadi bahan untuk berbagai konten yang Anda buat, seperti artikel blog, post media sosial, short-form video, atau podcast. Agar lebih jelas, Anda bisa melihat pembagiannya di bagian contoh berikutnya.
6. Jaga konsistensi content pillar di berbagai platform
Terakhir, gunakan pilar konten Anda dengan menjaga konsistensi tema dan pesan di berbagai platform content marketing Anda. Baik itu blog website resmi, media sosial, email marketing, atau channel lainnya.
Meski setiap platform memiliki format dan gaya yang berbeda, pesan inti dari pilar tersebut harus tetap terlihat jelas dan relevan. Sebab, konsistensi ini akan membantu membangun identitas brand yang kuat di mata audiens dan mempermudah mereka menemukan informasi yang mereka butuhkan.
Contoh Content Pillar
Seperti apakah contoh pilar konten di berbagai sektor bisnis? Berikut adalah salah satunya untuk brand kecantikan:
Pilar 1: Skincare
- Subtopik:
- Cara memilih rutinitas skincare pagi dan malam yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
- Manfaat penggunaan tabir surya sehari-hari dan cara memilih SPF yang tepat.
- Produk-produk dan bahan aktif yang efektif untuk permasalahan kulit tertentu.
- Bahan-bahan yang sebaiknya dihindari pemilik kulit sensitif.
Pilar 2: Makeup
- Subtopik:
- Tutorial makeup natural untuk aktivitas sehari-hari.
- Tren makeup terbaru.
- Panduan memilih foundation untuk kulit berminyak, kering, atau kombinasi.
- Tips memilih warna blush dan lipstik sesuai skin tone.
- Tips agar makeup tetap awet sepanjang hari.
Pilar 3: Kesehatan Rambut
- Subtopik:
- Cara mencegah kerontokan rambut dan produk yang dapat membantu.
- Manfaat masker rambut dari bahan alami.
- Cara mengenal tipe rambut dan tips perawatan yang tepat untuk tiap jenis.
- Tutorial styling rambut untuk acara tertentu.
- Cara menjaga warna rambut agar tetap tahan lama dan sehat.
Content pillar adalah pembagian jenis topik konten menjadi beberapa subtopik yang lebih spesifik. Menerapkannya dalam strategi marketing Anda akan sangat menguntungkan karena beberapa manfaat content pillar adalah menghemat waktu perencanaan dan meningkatkan visibilitas di mesin pencari. Oleh sebab itu, tak mengejutkan jika menurut Your Marketing People, jumlah marketer yang mulai membuat pilar pembagian tersebut semakin bertambah.
Nah, Anda bisa mengikuti jejak mereka dengan mengetahui cara membuat content pillar yang tepat. Kuncinya, analisis apa saja kebutuhan audiens Anda, lakukan keyword research mendalam, dan pertimbangkan identitas brand Anda ketika membuat pembagian topik. Selain itu, Anda juga bisa lebih memahami cara membuat content pillar dengan belajar dari ahlinya, termasuk dengan sign-up gratis dan bergabung dengan komunitas “AnakMarketing”.