Email marketing merupakan salah satu metode pemasaran yang paling menguntungkan untuk sebuah bisnis, terlebih jika dibandingkan dengan pengeluaran yang diperlukan. Menurut Statista, membuat email marketing bisa menghasilkan keuntungan lebih dari 4 miliar dolar. Manfaat email marketing juga akan semakin besar jika mempertimbangkan banyaknya pengguna email di seluruh dunia, yaitu lebih dari 4 miliar orang. Namun, di saat yang bersamaan, hal tersebut juga meningkatkan persaingan untuk meningkatkan open rate email marketing yang ideal.

Namun, bagaimanakah Anda bisa membuat email marketing untuk memaksimalkan metrik tersebut? Simak tips dan trik selengkapnya di tulisan ini agar Anda bisa meningkatkan open rate email marketing.

Photo Credit: Maialisa at Needpix

Open Rate Adalah…

Pada dasarnya, open rate merujuk kepada persentase orang yang membuka email dari bisnis Anda di kotak masuk mereka setelah menerimanya. Berikut adalah rumus cara menghitung open rate email:

OR = (Jumlah email yang dibuka tanpa mempertimbangkan duplikat) / (Total penerima email – Jumlah email yang tidak diterima) * 100

Spesifiknya, metrik yang baik sangat bergantung pada industri bisnis Anda. Namun, menurut Campaign Marketing, idealnya angka yang Anda hasilkan harus bisa mencapai rata-rata di semua industri, yaitu 17% hingga 28%. Angka tersebut menunjukkan bahwa Anda telah berhasil membuat email marketing yang efektif. 

Tips Meningkatkan Open Rate Email Marketing

Lalu, bagaimanakah Anda bisa meningkatkan open rate dari setiap konten pemasaran bisnis melalui email? Ini cara meningkatkan open rate email marketing:

1. Cek kembali kualitas leads email marketing Anda

Sebelum mengeksekusi strategi email marketing, Anda perlu memastikan kembali daftar penerima atau subscriber. Sebab, alamat email yang salah atau tidak aktif akan sangat berpengaruh pada angka open rate. Begitu juga dengan pelanggan yang tidak pernah membaca email dari bisnis Anda, atau bahkan telah memblokir alamat email resmi yang Anda gunakan.

Solusinya, Anda perlu memastikan bahwa alamat email di database Anda hanya terdiri dari akun yang sudah melakukan double opt-in, atau mengkonfirmasi bahwa mereka memang ingin berlangganan dengan mengklik tombol verifikasi pada email tambahan. Lalu, pastikan tidak ada kesalahan ejaan pada alamat email dan alamat yang terduplikat. Update selalu customer data Anda.

2. Subject email merupakan kunci utama meningkatkan open rate email marketing

Data dari Terminus telah menunjukkan bahwa 55% pengguna email tidak membaca isi email sampai tuntas. Justru, mereka akan melihat bagian subject atau judul email secara sekilas sebelum memutuskan untuk mengetahui isinya. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Anda perlu menguasai seni menulis subject email dengan singkat, jelas, sekaligus menarik.

Selain berguna untuk mendorong konsumen membaca email yang masuk ke email mereka, ilmu tersebut juga akan memastikan bahwa email Anda tidak terdeteksi sebagai spam oleh sistem pengaman otomatis dari layanan penyedia email.

Untuk membuat subject email yang menarik, Anda bisa memicu rasa penasaran dengan menawarkan keuntungan gratis, menyebut nama penerima, atau mengungkapkan apresiasi. Tapi, pastikan panjang subject email Anda berkisar antara 30-40 karakter saja agar tidak terpotong pada layar smartphone.

3. Buat konten email dengan format plain text

Secara teori, Anda memang bisa membuat email yang menarik dengan menyertakan gambar serta video. Namun, karena cara kerja algoritma baru pada layanan penyedia email seperti Google Mail, pesan yang ditulis dengan format HTML dan memiliki banyak gambar akan masuk ke tab Promosi alih-alih kotak masuk utama pelanggan. 

Sementara itu, Yespo menemukan bahwa hanya ada 11,9% pelanggan yang mengecek isi tab Promosi secara rutin, sedangkan sisa mayoritasnya sama sekali tidak pernah memeriksa pesan di dalam tab tersebut. Maka dari itu, Anda harus memastikan bahwa email Anda menggunakan format plain text. Mudahnya, terapkan saja rasio 40% gambar dan 60% tulisan pada konten email marketing Anda untuk memastikan pesan tersebut masuk ke Inbox utama konsumen. 

Lalu, Anda tinggal menyesuaikan konten pemasaran tersebut dengan data tentang selera dan kebutuhan konsumen, baik dari segi nada maupun jenis penawarannya. Kemudian, jangan lupa bagi jadwal untuk konten yang bertujuan mendorong penjualan secara langsung dan konten yang tujuannya memberikan edukasi atau apresiasi bagi konsumen.

4. Ketahui waktu yang tepat untuk mengirim email

Pada akhirnya, apakah pelanggan Anda akan membuka dan membaca isi email Anda akan sangat bergantung pada kapan Anda mengirimkannya. Sebab, setiap orang pastinya memiliki waktu sibuk dan waktu luang yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, Anda harus konsisten mengirim email pada waktu yang tepat sesuai dengan kapan pelanggan Anda senggang. 

Anda bisa mengetahuinya dengan memperhatikan data waktu aktif mereka di channel lain, contohnya media sosial. Alasannya, jika mereka sempat mengecek aplikasi media sosial, kemungkinan besar mereka juga punya waktu untuk mengecek email. Kemudian, jangan lupa lakukan uji coba secara rutin untuk menemukan waktu yang paling cocok, dan teruslah kirim email pada hari dan jam tersebut agar konsumen merasa bersemangat menantikan konten dari Anda.

Proses membuat email marketing memang memerlukan eksperimen berulang untuk menemukan formula yang paling pas, tapi Anda akan bisa meningkatkan open rate email marketing jika Anda terus berkembang dan beradaptasi. Dampaknya, Anda bisa dapat traffic, kesetiaan konsumen, dan ROI yang jauh lebih tinggi.

Ingin berdiskusi tentang all things marketing? Yuk gabung ke komunitas Whatsapp “Anak Marketing Indonesia” yang berisi praktisi marketing dari seluruh Indonesia. Grup ini untuk saling sharing dan memiliki kebijakan anti spam yang sangat ketat!

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply