Bagaimanakah cara menjangkau pembeli dari generasi muda seperti millennial dan Gen Z? Green marketing adalah jawabannya. Alasannya, survei dari Deloitte menemukan bahwa lebih dari 60% konsumen milenial dan Gen Z rela mengeluarkan lebih banyak uang untuk produk sustainable. Maka dari itu, green marketing adalah cara untuk membangun koneksi dengan menonjolkan aspek tersebut.
Tapi, bagaimanakah Anda bisa menerapkannya? Kuncinya ada di contoh green marketing yang sangat beragam. Mari kita simak apa saja ciri khas strategi pemasaran ini dan bagaimana Anda dapat mengimplementasikannya dalam contoh green marketing paling umum di sini!

Green Marketing Adalah…
Green marketing adalah pendekatan pemasaran yang menonjolkan nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Tren digital marketing ini semakin populer, terutama di kalangan konsumen yang sadar akan isu lingkungan. Sebab, di dunia yang semakin peduli tentang masalah krisis iklim, polusi, dan limbah, pemasaran ramah lingkungan merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan konsumen: mendukung produk dan layanan yang berkualitas sekaligus sustainable.
Ciri-ciri Green Marketing
Untuk bisa dikatakan sebagai green marketing, strategi pemasaran Anda harus memenuhi sejumlah syarat berikut:
1. Tanggung jawab dan manfaat bagi lingkungan
Strategi pemasaran hijau harus mencerminkan komitmen nyata perusahaan terhadap pelestarian lingkungan. Misalnya, melalui pengurangan emisi karbon, program daur ulang, atau inisiatif pengolahan limbah. Anda juga bisa menunjukkan komitmen untuk mengurangi limbah plastik yang sulit terurai dengan menonjolkan aspek kemasan biodegradable dalam konten promosi.
Untuk membuktikan tanggung jawab ini, tidak sedikit juga perusahaan yang menerbitkan laporan sustainability. Isi laporan ini biasanya menyoroti apa saja langkah yang telah diambil untuk mengurangi limbah dan emisi karbon, serta seberapa banyak dibandingkan tahun lalu.
2. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Selain alam itu sendiri, green marketing juga harus memperhatikan dampak produksi terhadap masyarakat. Contohnya, melalui penciptaan produk yang aman, transparan, dan tidak merugikan konsumen. Selain itu, Anda bisa memenuhi aspek ini dengan menunjukkan upaya pemberdayaan masyarakat lokal dalam kelompok rentan, seperti mempekerjakan warga lokal untuk keperluan produksi dan distribusi produk.
3. Proses produksi berkelanjutan
Berikutnya, brand harus dapat menonjolkan dalam konten promosi bahwa seluruh proses produksinya–mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengiriman barang–tidak merusak lingkungan. Contohnya, dengan penggunaan energi terbarukan dalam tahapan manufaktur atau pengurangan limbah di setiap tahap supply chain.
4. Penekanan pada label dan sertifikasi
Label dan sertifikasi ramah lingkungan menjadi elemen penting dalam green marketing. Sertifikasi seperti FSC (Forest Stewardship Council) untuk produk berbasis kayu atau label organik untuk makanan memberi konsumen kepastian bahwa produk yang mereka beli memenuhi standar keberlanjutan tertentu.
Tanpa transparansi ini, klaim ramah lingkungan perusahaan bisa dipertanyakan. Sebab, riset oleh Rossi dan Rivetti (2023) menemukan banyak konsumen merasa bahwa label sertifikasi dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap keberlanjutan sebuah produk, asalkan disertai dengan informasi yang akurat dan jujur.
5. Edukasi konsumen
Strategi pemasaran hijau yang baik juga harus mencakup edukasi konsumen. Misalnya, Anda dapat menginformasikan kepada pelanggan cara menggunakan, mendaur ulang, atau membuang produk dengan benar. Selain itu, mereka juga bisa mempelajari mengapa bahan-bahan tertentu berbahaya bagi lingkungan. Dengan edukasi ini, konsumen dapat menjadi bagian dari solusi terhadap masalah lingkungan, bukan sekadar pembeli.
Contoh Green Marketing
Berikut adalah berbagai contoh strategi green marketing dari brand-brand terkenal:
1. Inisiatif ramah lingkungan IKEA
IKEA adalah salah satu contoh perusahaan yang konsisten menjalankan pemasaran hijau. Mereka menggunakan 50% kayu yang bersumber dari produsen bertanggung jawab dan 100% kapas yang diperoleh secara ramah lingkungan. Langkah ini bertujuan mengurangi deforestasi dan mendukung petani kecil yang mempraktikkan metode pertanian ramah lingkungan.
Selain itu, IKEA meluncurkan program khusus di mana konsumen dapat menjual kembali furnitur bekas mereka ke IKEA untuk didaur ulang atau dijual kembali dengan harga lebih rendah. Furnitur ini kemudian didaur ulang atau dijual kembali dengan harga lebih rendah di lorong As-Is untuk mengurangi limbah.
2. Edukasi dari Patagonia bagi konsumen
Merek pakaian outdoor Patagonia tidak hanya memproduksi pakaian dari bahan daur ulang. Justru, mereka juga aktif mengedukasi konsumen tentang pentingnya merawat dan memperbaiki produk daripada membelinya kembali. Salah satunya, melalui iklan “Don’t Buy This Jacket” yang sarat akan elemen storytelling. Kampanye ini mendesak konsumen untuk berpikir dua kali sebelum membeli produk baru, terutama jika mereka tidak benar-benar membutuhkannya.
3. Program Bring Back Our Bottles dari The Body Shop
The Body Shop menjalankan program “Bring Back Our Bottles” agar konsumen bisa mengembalikan botol bekas produk untuk didaur ulang. Caranya, dengan membawa botol produk yang sudah kosong untuk diletakkan dalam kotak khusus di setiap toko cabang The Body Shop.
Selain mengurangi limbah plastik, program ini juga meningkatkan kesadaran konsumen tentang pentingnya daur ulang. Dengan inisiatif ini, The Body Shop membangun hubungan yang lebih baik dengan konsumennya sambil mendukung upaya pelestarian lingkungan.
4. Doraemon Sustainability Mode dari UNIQLO
UNIQLO meluncurkan kampanye “Doraemon Sustainability Mode” untuk meningkatkan kesadaran tentang keberlanjutan. Dalam kampanye ini, UNIQLO merilis T-shirt, tote bag, dan jaket bermotif Doraemon, serta boneka Doraemon dari bahan ramah lingkungan. Spesifiknya, kain poliester hasil daur ulang.
Sesuai dengan esensi ramah lingkungan dalam kampanye ini, semua produk lini Doraemon Sustainability Mode memiliki warna hijau. Tak hanya itu, UNIQLO juga mempromosikan bahwa setiap penjualan dari produk Doraemon Sustainability Mode akan didonasikan kepada UNESCO untuk mendukung inisiatif pembersihan sampah dari laut.
Namun, program mereka tak hanya berhenti sampai di perilisan produk ramah lingkungan. Justru, di setiap cabang toko UNIQLO, Anda dapat menemukan poster dengan gambar Doraemon yang mengangkat tema “The Power of Clothing.” Melalui poster ini, konsumen dapat belajar tentang masalah penumpukan sampah di laut dan bagaimana pembeli bisa ikut serta dalam aksi nyata ini dengan pakaian yang mereka beli.
Green marketing adalah tren strategi pemasaran baru yang berpotensi sangat lukratif. Sebab, menurut Embryo, keuntungannya diperkirakan akan mencapai 560,5 miliar USD pada tahun 2025. Tentunya, angka ini sudah meningkat drastis dari 455,96 miliar USD di tahun 2019. Apalagi, green marketing adalah konten pemasaran yang sangat disukai oleh generasi muda peduli lingkungan, terutama Gen Z dan millennial.
Maka dari itu, dengan menerapkan contoh green marketing, Anda bisa meningkatkan reputasi bisnis, menjalin hubungan konsumen yang dekat, dan mendorong penjualan. Namun, perlu diingat bahwa contoh green marketing harus memenuhi sejumlah syarat: menekankan tanggung jawab kepada lingkungan dan masyarakat, memiliki angle edukasi, proses produksi yang aman bagi alam maupun manusia, serta menyoroti label sertifikasi ramah lingkungan.
Strategi pemasaran hijau akan lebih efektif jika Anda juga mempertimbangkan tren preferensi konsumen generasi muda zaman sekarang dan perkembangan teknologi. Untuk mendapatkan insight tentang dua topik tersebut, Anda bisa belajar dari marketer berpengalaman seperti di Komunitas Anak Marketing! Cukup dengan klik sign-up gratis, Anda bisa mengikuti sesi sharing interaktif bersama para ahli marketer di seluruh Indonesia dan mengakses laporan pemasaran eksklusif yang in-depth.