Praktisi marketing pasti sering berkutat dengan istilah POEM (Paid, Owned, Earned Media). Secara sederhana, penggunaan paid media adalah membayar space iklan atau sponsor untuk menaruh konten. Beda dengan owned media dan earned media yang tidak berbayar.  Simak di sini supaya Anda tahu perbedaannya!

media
Photo credit by Lifestylememory

Paid Media

Paid media adalah strategi marketing di mana bisnis membayar platform eksternal untuk mempromosikan kontennya. Seiring kemajuan teknologi, paid media mengalami perkembangan juga. Jika sebelumnya iklan berarti media konvensional seperti televisi, koran, dan billboard, saat ini pemenangnya adalah digital advertising. Digital ads meliputi media sosial, search engine marketing (SEM), display advertising, email marketing, dan sebagainya. Berikut ini akan dibahas  beberapa paid media yang sedang jadi andalan para pelaku bisnis. 

  • Social Media Advertising

Tahukah Anda bahwa 33 persen dari seluruh pengeluaran untuk digital ads mengalir ke media sosial? Berbagai bisnis berlomba-lomba untuk menjangkau audiens lewat media sosial, apalagi sekarang konsumen melakukan riset produk lewat platform ini. Banyak juga yang menemukan brand baru lewat media sosial. 

Sebelum memasang iklan, perhatikan dulu kecenderungan perilaku target market Anda. Sebagian besar kelompok usia 18-29 tahun menggunakan Instagram, sementara banyak pengguna Facebook yang berusia 30 tahun ke atas. Sesuaikan profil target audiens untuk iklan Anda dengan profil pengguna setiap platform untuk meningkatkan peluang keberhasilan iklan. 

  • Search Advertising

Disebut sebagai search engine marketing, ini merupakan teknik marketing yang melibatkan iklan digital di search engine. Biasanya, sistem SEM adalah pay per click (PPC). Bisnis yang menerapkan SEM bisa membuat situsnya muncul di bagian atas saat pengguna search engine mencari keyword yang sesuai. Nanti, website bakal muncul di dengan tulisan “Ad”. 

Cara kerja search advertising biasanya dimulai dari ad auction melalui Google AdSense. Layaknya lelang biasa, beberapa bisnis menyampaikan harga yang ditawarkan agar bisa beriklan di keyword tertentu. AdSense bakal menentukan pemenang berdasarkan siapa yang mengemukakan harga tertinggi. Setelah itu, konsepnya adalah PPC di mana bisnis melakukan pembayaran sesuai jumlah klik yang diterima iklan.

  • Out of Home Advertising

Dengan dicabutnya sejumlah aturan pembatasan sosial, ini saatnya out of home advertising (OOH advertising) berjaya lagi. Bahkan, ROI untuk OOH advertising lebih tinggi daripada digital, print, dan radio. Setiap $1 yang dialokasikan bagi OOH advertising mampu menghasilkan penjualan sebesar $5,97.

Survei bersama oleh Out of Home Advertising Association of America (OAAA) dan Harris Poll pun menemukan bahwa lebih dari setengah orang kelompok usia 18-54 tahun di Amerika Serikat memerhatikan pesan dalam iklan OOH. 

Nah, meski merupakan metode konvensional, saat ini OOH sudah melibatkan pengaruh perkembangan media sosial. Penempatan iklan di ruang publik sekarang tidak lagi hanya menargetkan orang-orang yang lewat dan melihatnya, tapi turut mempertimbangkan bagaimana caranya supaya orang yang lewat menaruh ketertarikan hingga membahasnya lewat media sosial. 

Owned Media 

Jika paid media merupakan platform eksternal, owned media adalah saluran komunikasi yang dimiliki oleh bisnis Anda sendiri. Jenis media ini sepenuhnya bisa dikontrol oleh bisnis. Ini dia bentuk-bentuk owned media: 

  • Media Sosial

Saat ini, social media presence merupakan salah satu kewajiban bagi kelangsungan bisnis. Hampir semua perusahaan Fortune 500 pun aktif di media sosial. Itu karena rata-rata masyarakat menghabiskan 2,5 jam per hari di jejaring sosial, sehingga brand juga harus memutar otak untuk bisa bertemu konsumen di tengah kesehariannya.

Mungkin Anda sudah menyadari bahwa video pendek kini menjadi tren dalam konsumsi media sosial, dan TikTok merupakan market leader-nya. TikTok tercatat memiliki 1,2 miliar pengguna aktif per bulan pada Q4 2021, dan diperkirakan akan mencapai 1,8 miliar pada akhir 2022. Angka tersebut mendorong berbagai perusahaan untuk merekrut TikTok specialist atau TikTok content creator supaya bisa mengikuti perkembangan yang ada.

Tapi, media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube juga tidak bisa dilupakan. Di Indonesia, tercatat ada 45 juta pengguna Instagram. Itu merupakan jumlah pengguna terbanyak di seluruh kawasan Asia Pasifik, lho. Secara keseluruhan, pengguna media sosial di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 21 juta dari 2021 ke 2022.

  • Website

Kenapa bisnis perlu memiliki website? Ada beberapa alasan di baliknya, salah satunya adalah fakta bahwa 81 persen konsumen melakukan riset online sebelum membeli produk. Informasi yang dicari di antaranya seputar garansi, harga, spesifikasi, metode pembayaran, diskon, serta ketersediaan dan pengiriman. Riset online pun berlaku juga untuk pembelian di toko fisik, dengan lebih dari setengah melakukan pencarian online saat berada di dalam toko. 

Selain dalam konteks search engine, website membawa dampak positif bagi bisnis Anda dalam hal kredibilitas, branding, hingga membangun leads dan membantu dalam digital marketing di platform lain. Jika Anda memasang iklan di media sosial, Anda dapat mengarahkan audiens untuk mengunjungi website untuk memperoleh informasi lebih lengkap.

  • Aplikasi 

Jika bisnis Anda mempunyai aplikasi, di sinilah tempat kebebasan paling luas. Mulai dari warna tampilan, fitur yang tersedia, semua user interface bisa diatur sesuai keperluan. Menyampaikan informasi terbaru pun jadi mudah. Misalnya Anda mau mempromosikan potongan harga saat hari Valentine, ini bisa langsung dijadikan notifikasi dan dijadikan informasi teratas atau pop up dalam aplikasi. Berbeda dengan paid media ataupun media sosial yang strategi promosinya harus disesuaikan dengan algoritma atau cara kerja masing-masing.

Earned Media

Earned media adalah pembahasan organik mengenai brand Anda dari pihak eksternal. Ini tidak melibatkan pembayaran atau kolaborasi, melainkan inisiatif dari pihak eksternal itu sendiri. Beberapa bentuknya adalah:

  • User generated content (UGC)

Secara sederhana, user generated content adalah konten yang diunggah secara sukarela oleh konsumen di media sosial. UGC membawa pengaruh signifikan dalam keputusan pembelian, karena rekomendasi dari rekan lebih dipercaya daripada bentuk marketing lain. Hasilnya, UGC mampu meningkatkan konversi sebesar 29 persen.

Seperti apa contoh UGC? Ketika ada orang yang mengunjungi suatu restoran dan membagikan pengalaman positifnya lewat Instagram, itu termasuk UGC. Begitu juga dengan banyaknya sharing pengalaman positif terkait satpam BCA di Twitter.

  • Liputan media massa

Bisnis Anda tentu memperoleh peningkatan brand awareness ketika diliput oleh media massa, baik itu media online, radio, televisi, atau koran. Liputan media juga memiliki kredibilitas tinggi, mengingat adanya kode etik jurnalistik yang berlaku. Untuk mengupayakan liputan media massa ke bisnis Anda, dapat dilakukan upaya public relations (PR) yaitu menjalin hubungan yang baik dengan media.

Integrasi Paid Media, Owned Media, Earned Media

Setiap jenis media memang berbeda, tapi bukan berarti penggunaannya bisa terpisah antara satu sama lain. Anda direkomendasikan untuk menerapkan pesan yang sama dalam paid media, owned media, dan earned media. Sebagai contoh, anggaplah Anda menjual masker yang keunggulannya ada pada desain lucu dan harga terjangkau. Maka, pesan untuk paid media adalah masker lucu yang murah. Di owned media, dapat dijelaskan lebih lengkap mengenai rincian produk. Earned media akan mengikuti nantinya.

Jika disimpulkan, paid media adalah cara tercepat untuk menjangkau audiens. Tapi, hasilnya bakal kurang jika tidak dilengkapi dengan owned media dan eared media. Sehingga, setiap tipe media tersebut perlu digunakan secara terintegrasi untuk melengkapi satu sama lain.

Writer Profile
  • Kaylina Ivani

    Marketing enthusiast, penikmat kopi dan senja, penikmat hot chocolate

Share This
Comment

Leave a Reply