Bingung harus menghabiskan budget marketing untuk apa? Menurut rekomendasi dari Les Binet dan Peter Field yang diterbitkan di Ahrefs, sebaiknya Anda menggunakan 60% anggaran untuk menumbuhkan brand, dan sisanya untuk mendorong penjualan. Jika Anda ingin membuahkan hasil dalam waktu lebih cepat, growth hacking adalah salah satu solusinya.

Strategi growth hacking berbeda dengan prinsip marketing tradisional yang mungkin selama ini Anda ketahui, apalagi peretasan dalam konteks IT. Justru, strategi growth hacking melibatkan berbagai taktik kreatif berdasarkan hasil analisis mendalam. Seperti apakah contoh dan manfaatnya untuk bisnis? Anda bisa simak selengkapnya di sini!

Growth Hacking Adalah…

Growth hacking adalah pendekatan inovatif untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis secara cepat dan efisien dengan menggunakan strategi yang menggabungkan pemasaran, analisis data, dan pengembangan produk. Dengan kata lain, strategi ini berfokus pada eksperimen cepat di berbagai area bisnis untuk menemukan cara paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan.

Sejarah growth hacking dimulai pada awal tahun 2010-an. Sean Ellis, yang bekerja sebagai marketer untuk beberapa startup sukses seperti Dropbox dan LogMeIn, merasa sulit untuk menemukan kandidat yang tepat untuk menggantikan perannya. Ia mencari seseorang yang ahli dalam pemasaran, paham seluk-beluk produk, dan tahu cara mengoptimalkan pertumbuhan pengguna. Dari kebutuhan ini, lahirlah istilah “growth hacker.”

Berbeda dengan marketing tradisional, fokus utama growth hacking adalah pertumbuhan cepat dengan menggunakan berbagai teknik dan strategi yang sering kali tidak konvensional. Sementara itu, marketing pada umumnya menyoroti cara membangun brand, menciptakan kesadaran, dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Manfaat Growth Hacking

Mengapa ada banyak bisnis yang menerapkan growth hacking? Jawabannya sangat berkaitan erat dengan keuntungannya. Nah, manfaat growth hacking adalah sebagai berikut:

1. Menghemat budget pemasaran

Growth hacking membantu Anda menghemat anggaran pemasaran secara signifikan. Sebab, metode ini mengandalkan kreativitas dan inovasi daripada biaya besar untuk iklan atau kampanye pemasaran tradisional. 

Dengan eksperimen yang cerdas dan strategi yang efisien, Anda dapat menemukan cara-cara yang lebih murah dan efektif untuk mencapai target audiens Anda. Misalnya, Anda bisa memanfaatkan media sosial, strategi viral, atau program referral untuk meningkatkan visibilitas dan menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.

2. Membantu pengambilan keputusan berdasarkan data

Salah satu keunggulan utama dari growth hacking adalah pendekatan berbasis data. Sebab, untuk menerapkannya, Anda perlu mengambil keputusan berdasarkan hasil eksperimen dan analisis data yang akurat. Contohnya, untuk memahami perilaku pelanggan, mengukur kinerja kampanye, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan. 

Jadi, dengan memanfaatkan data, Anda dapat mengidentifikasi strategi yang paling efektif dan menghindari metode yang tidak memberikan hasil yang diinginkan. 

3. Menjaring banyak pelanggan dalam waktu singkat

Pada akhirnya, dengan fokus pada eksperimen cepat dan inovatif yang menjadi ciri khas utama growth hacking, Anda bisa menjaring banyak pelanggan dalam waktu singkat. Dengan kata lain, teknik seperti A/B testing, optimasi landing page, dan pemanfaatan viral loop membantu Anda menemukan formula yang tepat untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. 

Selain itu, growth hacking sering kali memanfaatkan teknologi terbaru dan tren terkini untuk menarik perhatian audiens dengan cara yang inovatif. Hasilnya, Anda bisa melihat peningkatan jumlah pengguna atau pelanggan dengan cepat yang akan berkontribusi banyak bagi pertumbuhan bisnis Anda.

Contoh Strategi Growth Hacking

Seperti apakah contoh strategi growth hacking yang berhasil? Anda bisa menyimak berbagai studi kasus di bawah ini:

1. Referral program

Salah satu contoh penerapan growth hacking adalah program referral yang memanfaatkan kekuatan rekomendasi dari pelanggan setia. Dengan memberi insentif kepada pelanggan untuk mereferensikan produk atau layanan Anda kepada teman-teman mereka, Anda dapat menjaring lebih banyak pengguna dengan biaya yang relatif rendah.

Adakah brand yang berhasil menerapkan strategi ini? Ya, contohnya adalah Dropbox. Setiap pengguna yang berhasil mereferensikan temannya akan mendapatkan tambahan 500 MB ruang penyimpanan gratis. Strategi ini berhasil meningkatkan jumlah pengguna Dropbox secara signifikan dalam waktu singkat, hingga mencetak pertumbuhan sebanyak 3900%.

2. Coba gratis

Strategi coba gratis mengizinkan calon pelanggan mencoba produk atau layanan Anda tanpa biaya untuk jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman langsung kepada pengguna, sehingga mereka dapat melihat nilai dari produk atau layanan Anda sebelum memutuskan untuk membeli.

Untuk contohnya, Anda bisa mempelajari kisah Spotify yang menawarkan uji coba gratis selama 30 hari kepada pengguna baru. Selama periode ini, pengguna dapat menikmati fitur premium tanpa iklan dan kualitas suara yang lebih baik. 

Setelah masa percobaan berakhir, banyak pengguna memilih untuk berlangganan layanan premium karena mereka sudah merasakan manfaatnya. Strategi ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggan berbayar Spotify secara drastis, yaitu 236 miliar orang di seluruh dunia per akhir tahun 2023.

3. Integrasi omnichannel

Integrasi omnichannel ada untuk menyatukan berbagai media pemasaran dan penjualan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang konsisten serta mulus. Dengan mengintegrasikan channel online dan offline, Anda dapat menjangkau pelanggan di berbagai titik kontak dan meningkatkan engagement dengan merek Anda.

Starbucks menerapkan strategi omnichannel dengan mengintegrasikan aplikasi smartphone, dan program loyalitas untuk pembelian di toko fisik mereka. Melalui aplikasi Starbucks, pelanggan dapat memesan dan membayar minuman sebelum tiba di toko, mengumpulkan poin reward, dan menerima penawaran khusus. Bahkan, transaksi melalui aplikasi ini menyumbang 36% dari total penjualan Starbucks.

4. Webinar

Webinar adalah seminar online yang dapat digunakan sebagai alat growth hacking untuk menarik audiens baru dan meningkatkan kesadaran merek. Dengan menyelenggarakan webinar, Anda dapat berbagi pengetahuan, memberikan nilai tambah, dan membangun hubungan dengan calon pelanggan.

HubSpot, perusahaan yang dikenal dengan alat pemasaran dan penjualannya, sering menyelenggarakan webinar tentang topik pemasaran digital, penjualan, dan customer service. Webinar ini bertujuan memberikan wawasan terkini tentang dunia bisnis kepada peserta sekaligus memperkenalkan mereka kepada produk dan layanan HubSpot. 

Melalui pendekatan ini, HubSpot berhasil menarik banyak calon pelanggan yang tertarik dengan layanan berbayar mereka. Buktinya, menurut Backlinko, mereka bisa mencetak keuntungan sebanyak lebih dari 11.000 USD (sekitar Rp178 juta) untuk setiap pelanggan berbayar mereka yang berjumlah 216.840 bisnis.

Tips Melakukan Growth Hacking dengan Efektif

Kunci dari keberhasilan growth hacking adalah penerapan yang tepat. Untuk memaksimalkan peluang kesuksesan Anda, terapkan tips dan trik berikut saat membuat serta mengeksekusi strategi:

  • Identifikasi siapa target audiens Anda, dan pelajari kebutuhan serta perilaku mereka melalui social media listening. Dengan memahami audiens, Anda dapat merancang strategi yang lebih tepat sasaran dan efektif.
  • Cobalah berbagai strategi dan taktik. Lakukan A/B testing untuk mempelajari mana yang efektif dan tidak. Intinya, jangan takut untuk mencoba hal baru dan belajar dari kegagalan.
  • Gunakan informasi dalam menu analitik tools yang Anda gunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
  • Konten yang bermanfaat dan relevan dapat menarik dan mempertahankan pelanggan. Jadi, buatlah konten yang mengedukasi, menginspirasi, atau menghibur audiens Anda.
  • Pastikan situs web Anda sudah SEO-friendly. SEO yang baik membantu meningkatkan visibilitas dan menarik lebih banyak pengunjung ke situs Anda.
  • Gunakan platform media sosial untuk berinteraksi dengan pelanggan, membagikan konten, dan menjalankan kampanye.
  • Berkolaborasi dengan perusahaan atau influencer lain dalam industri Anda agar bisa memperkenalkan brand Anda kepada audiens baru.
  • Tetap up-to-date dengan tren terbaru dan teknologi dalam industri Anda.

Strategi growth hacking cocok untuk bisnis startup yang ingin menghemat waktu dan uang untuk pemasaran karena bisa mendorong pertumbuhan serta penjualan lebih cepat. Terutama, mengingat bahwa hanya 24% Chief Marketing Officer yang percaya diri bahwa mereka memiliki cukup budget untuk pemasaran.

Untuk menerapkan strategi growth hacking, Anda bisa mempelajari studi kasus dari berbagai brand yang telah berhasil dan memahami secara mendalam apa saja kebutuhan konsumen berdasarkan data. Namun, jika Anda kesulitan, tidak ada salahnya Anda meminta bantuan dari ahli marketing.

Ingin belajar lebih banyak wawasan marketing dari ahlinya? Yuk, klik sign up dan bergabung dengan komunitas “Anak Marketing Indonesia”! Di komunitas ini, Anda akan bertemu dengan banyak praktisi marketing dari seluruh Indonesia, serta bisa mengakses berbagai konten dan event eksklusif. Grup ini untuk saling sharing dan memiliki kebijakan anti spam yang sangat ketat!

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply