Digital marketing diperkirakan akan terus meningkat hingga beberapa tahun ke depan. Mayoritas bisnis  pun meningkatkan budget pemasaran digital. Itu termasuk investasi iklan, langganan tools, hingga memperkuat skill digital marketing. Mau tahu apa saja skill digital marketing yang dibutuhkan untuk tahun 2023? Temukan jawabannya di sini!

Skill digital marketing
Photo Credit by KamranAydinov

Skill Digital Marketing yang Penting untuk Tahun 2023

  • Search Marketing

Ini berarti menerapkan search engine optimization dan search engine marketing. Meski sering dikira sama, perbedaan SEO dan SEM terletak pada traffic yang didapatkan. SEO mengandalkan organic traffic, di mana netizen mengunjungi website karena kontennya memang dianggap berguna oleh Google. Ketika konten Anda dinilai bermanfaat, peringkat di hasil pencarian Google pun jadi tinggi. Terdengar cukup ideal, bukan?

Masalahnya, sebagian besar website tidak memperoleh organic traffic dari Google. Itu bisa menjadi hasil akhir dari berbagai alasan, misalnya memang keliru atau kurang bisa menerapkan SEO dengan tepat. Salah satu kekeliruan yang ditemukan adalah beberapa bisnis kurang memahami apa yang dicari audiens saat melakukan pencarian. 

Anda tidak bisa hanya mengandalkan halaman deskripsi produk jika ingin memperoleh peringkat tinggi di hasil pencarian. Anggaplah Anda jualan smart door lock dan berniat agar audiens menemukan produk Anda saat mencari lewat Google. Bisa saja Anda menggunakan keyword yang sesuai, contohnya “smart door lock terbaik”, “rekomendasi smart door lock” dan semacamnya. Tapi, Google tidak bakal menunjukkan halaman khusus deskripsi produk ketika seseorang mengetiknya ke kolom pencarian.

Kenapa begitu? Soalnya, orang-orang yang mengetik keyword semacam “best smart door lock” berniat melihat-lihat beberapa pilihan yang ada. Sehingga, halaman website yang muncul berbentuk artikel seperti “10 Rekomendasi Smart Door Lock Terbaik”, “The 5 Best Smart Locks”.

Mengingat banyaknya bisnis yang berusaha mendapatkan peringkat teratas lewat SEO, SEM bisa membantu lewat paid traffic. Ini merujuk pada iklan berbayar seperti Google Ads. Secara sederhana, penggunaan Google Ads memerlukan pemahaman terhadap beberapa hal, yaitu bagaimana menentukan keyword yang tepat untuk produk bisnis Anda, tampilan ad copy, serta cara kerja ad auction.  

  • Video Marketing

Tidak dapat dipungkiri bahwa kecenderungan perilaku masyarakat dalam konsumsi konten kini beralih ke video. Ini terlihat dari bagaimana TikTok dan YouTube sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, di mana masing-masing memiliki 92,07 dan 139 juta pengguna di Indonesia. Instagram, yang punya 99,15 juta pengguna, turut mengikuti jejak tersebut dengan menghadirkan Instagram Reels.

Peralihan ke konten video semakin terlihat dengan semakin banyaknya orang yang memperoleh informasi dari TikTok. Jika masih mengira platform video pendek tersebut hanya digunakan generasi Z, itu tidak lagi berlaku karena demografi penggunanya terus meluas ke kelompok usia lainnya. 

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menjangkau audiens sekarang? Pertama, perlu diketahui bahwa kunci dari video marketing adalah storytelling, bukan langsung menjurus ke sales. Audiens ingin melihat konten yang memengaruhi emosinya, misalnya membuat tertawa atau terharu. Ketika sudah menyentuh sisi emosional audiens, semakin besar peluang meningkatnya engagement dan conversion rate.

Skill digital marketing yang satu ini susah-susah gampang, karena perlu menyesuaikan perkembangan algoritma dan tren yang cepat berubah. Belum lagi perbedaan cara kerja setiap platform. Jika Anda memiliki peran sebagai digital marketing specialist secara keseluruhan, sebaiknya pahami perbedaan TikTok dan Instagram Reels, juga platform video lainnya.

Secara garis besar, TikTok, Instagram Reels, hingga YouTube Shorts merupakan media untuk membagikan video pendek. Durasinya terus berubah dan bisa berbeda antara masing-masing akun, tapi biasanya 15-60 detik. Batas durasi yang pendek berarti content creator harus langsung menyampaikan poinnya dalam 3 detik pertama.

Jika membandingkan growth rate dan engagement, TikTok adalah juaranya. Cara masuk For You Page (FYP) lebih mudah dibandingkan Explore di Instagram. Intinya, Anda perlu mengetahui tren audio dan seperti apa konten yang menyertainya. Misalnya, ada tren lagu Nicki Minaj berjudul Super Freaky Girl di mana orang-orang berbagi cerita setelah lirik “One thing about me..” Jika dianggap menarik oleh banyak pengguna TikTok lain, konten Anda bakal cepat memperoleh banyak engagement. 

  • Customer Relationship Management (CRM)

Di era digital marketing ini, konsumen mengharapkan respons secepatnya ketika menghubungi suatu bisnis, apalagi jika lewat chat seperti WhatsApp. Durasi yang diharapkan adalah 1-24 jam. Lebih dari itu, konsumen jadi merasa tidak diperhatikan. Sayangnya, rata-rata brand baru memberikan jawaban dalam kurun waktu lima jam. Ini menjadi PR bagi perusahaan, khususnya departemen media sosial, agar bisa menanggapi konsumen secepatnya.

Selain tanggapan terhadap keluhan, konsumen juga ingin brand aktif dalam isu-isu sosial. Makin ke sini, brand semakin dimanusiakan dalam kehidupan kita. Itulah kenapa The Body Shop menekankan sustainability, Tokopedia memberdayakan UMKM, Unilever menerapkan inklusivitas, terutama kesetaraan gender. Nah, apa isu sosial yang menjadi nilai branding Anda?

Dalam konteks digital marketing, CRM berperan sebagai lapisan interaktif dari suatu bisnis. Konsumen ingin membeli dari brand yang dirasa dekat dengannya. Keterikatan antara brand dengan konsumen ini dapat diperoleh melalui strategi CRM, seperti program loyalitas dan pemberian hadiah bagi konsumen, dan interaksi layaknya teman dekat. 

Jangan sampai Anda salah langkah dalam berinteraksi dengan konsumen, ya! Ada baiknya belajar dari kasus Eiger yang malah menegur seorang content creator, hanya karena konten review produknya kurang “proper” sebagaimana brand Eiger. Padahal, review tersebut memberikan kontribusi exposure bagi brand. Begitu juga dengan brand Esteh Indonesia yang melayangkan somasi lantaran dituduh menggunakan gula terlalu banyak dalam produk minumannya. Jika memang ingin memberikan tanggapan, hal-hal ini sebenarnya bisa ditangani secara lebih bersahabat.

Kedua brand tersebut malah jadi bulan-bulanan netizen akibat salah langkah. Bukannya berdampak positif, ujung-ujungnya Eiger dan Esteh Indonesia harus minta maaf. Reputasi bisnis akan sulit untuk dipulihkan ke depannya kalau sentimen publik sudah terlanjur buruk.

Yakin Hadapi Tantangan Digital Marketing 2023 

Poin-poin di atas merupakan elemen digital marketing yang diprediksi akan semakin naik di tahun 2023. Ini bukan berarti social media marketing selain video tidak lagi penting, tapi justru sebaliknya. Penggunaan media sosial secara keseluruhan diperkirakan bakal terus meningkat hingga beberapa tahun ke depan. Tapi, arah perkembangannya akan cenderung ke video.

Penggunaan video marketing pun menawarkan keuntungan bagi bisnis. Setiap harinya, masyarakat dijejali berbagai macam informasi. Dibandingkan konten berupa gambar, Anda tentu mempunyai kesempatan untuk mengambil lebih banyak waktu audiens dalam satu hari tersebut. Ini terbukti dengan statistik yang menunjukkan bahwa 62 persen orang menonton video terkait bisnis sampai habis jika kontennya menarik dan durasi kurang dari 60 detik. 

Jika dilihat secara keseluruhan, arah perkembangan kebutuhan skill digital marketing akan memprioritaskan bagaimana Anda mampu mendekatkan brand dengan konsumen. Masyarakat sekarang loyal kepada brand yang peduli terhadap masalahnya, kebutuhannya, serta isu-isu yang menjadi perhatiannya. Jadi, buatlah skill digital marketing Anda semakin tajam dengan memperhatikan profil target audiens dan seluk beluk platform yang Anda gunakan. Manfaatkan kesempatan untuk meraih perhatian netizen ini dengan baik, ya!

Writer Profile
  • Kaylina Ivani

    Marketing enthusiast, penikmat kopi dan senja, penikmat hot chocolate

Share This
Comment

Leave a Reply