Pernahkah Anda melihat brand yang sudah Anda kenal tiba-tiba mengubah ciri khasnya, entah itu dari segi nama, logo, color palette, slogan, atau hal lainnya? Anda tidak sendirian. Menurut infografis dari Entrepreneur, rebranding adalah hal yang rutin dilakukan oleh bisnis secara rutin. Tepatnya, setiap 7-10 tahun sekali.
Namun, sebenarnya apa itu rebranding, dan apakah sebaiknya Anda melakukannya? Jika iya, kapankah waktu yang tepat dan bagaimana cara rebranding produk serta identitas merek agar berhasil? Untuk menemukan jawabannya, mari kita pelajari apa itu rebranding dan cara rebranding produk dengan tepat di sini.

Apa Itu Rebranding?
Rebranding adalah langkah strategis untuk mengubah elemen-elemen inti dari identitas merek, seperti nama, logo, desain, atau pesan yang ingin disampaikan. Proses ini bertujuan untuk menciptakan citra baru di benak audiens dan pelanggan, sehingga brand dapat lebih relevan, menarik, dan kompetitif di pasar.
Meskipun terdengar sederhana, rebranding bukan hanya soal mengganti logo atau slogan. Sebaliknya, proses ini mencakup evaluasi mendalam tentang apa yang bisnis Anda wakili, bagaimana audiens memandang Anda, dan ke mana arah bisnis Anda di masa depan.
Rebranding yang sukses akan menghasilkan hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas, serta membuka peluang baru dalam pasar yang terus berkembang. Namun, tanpa strategi yang jelas, rebranding bisa menjadi investasi besar yang tidak memberikan hasil signifikan atau bahkan merusak citra brand di mata audiens.
Alasan Anda Perlu Rebranding Adalah…
Jika Anda menemukan tanda-tanda ini dalam keberlangsungan bisnis, Anda bisa mulai mempertimbangkan penerapan strategi rebranding:
1. Perubahan target pasar
Ketika bisnis Anda mulai menargetkan segmen pasar baru, rebranding adalah langkah yang bisa membantu Anda menciptakan koneksi mendalam dengan audiens baru tersebut. Misalnya, jika sebelumnya Anda hanya menyasar kalangan dewasa muda dan kini ingin merambah ke segmen keluarga, Anda perlu menyesuaikan ulang pesan, desain, dan nilai-nilai brand.
2. Desain visual brand mulai ketinggalan zaman
Identitas visual yang usang bisa membuat brand Anda terlihat tidak relevan di mata konsumen. Sebab, Study Finds menemukan bahwa 60% pelanggan akan menjauhi brand dengan logo yang kurang menarik. Bahkan, jika brand Anda sudah memiliki banyak ulasan bagus dari pengguna lain. Namun, rebranding adalah proses yang memberi Anda kesempatan untuk memperbarui elemen visual merek agar lebih sesuai dengan tren saat ini. Contohnya, logo, tipografi, dan color scheme.
3. Perubahan pada produk dan layanan yang ditawarkan
Saat bisnis Anda memperluas atau mengubah fokus produk dan layanan, identitas brand juga perlu mencerminkan perubahan ini. Misalnya, jika Anda sekarang menawarkan layanan digital ketika sebelumnya Anda hanya menjual produk fisik, rebranding akan membantu audiens memahami nilai baru yang Anda tawarkan.
4. Konotasi buruk di mata audiens
Jika brand Anda pernah menghadapi krisis reputasi, rebranding bisa menjadi cara efektif untuk menghapus stigma negatif. Sebagai contoh, perusahaan dengan isu lingkungan dapat memperbarui identitasnya dengan menonjolkan komitmen terhadap keberlanjutan.
Namun, rebranding tidak hanya bisa membantu memperbaiki reputasi brand di kalangan audiens yang sudah ada, tetapi juga calon audiens baru. Misalnya, ketika hendak ekspansi ke pasar internasional, Anda juga perlu memperhatikan persepsi budaya setempat. Rebranding dapat membantu menghindari konotasi negatif yang bisa muncul dari kesalahan interpretasi terhadap logo visual dan nama brand Anda karena perbedaan budaya.
5. Perubahan kepemimpinan
Merger, akuisisi, atau perubahan dalam struktur kepemimpinan sering kali membawa visi baru yang mempengaruhi arah bisnis. Dalam konteks ini, rebranding bisa mengubah elemen visual dan menyampaikan pesan bahwa brand Anda telah melalui transformasi.
Audiens akan lebih mudah menerima perubahan jika brand Anda mencerminkan kepemimpinan dan visi yang baru karena menurut Harvard Business Review, 60% pelanggan memilih sebuah brand atas dasar kesamaan nilai.
Cara Rebranding Produk dan Layanan dengan Tepat
Rebranding adalah langkah yang membutuhkan persiapan dan strategi matang. Untuk mendapatkan respons positif dari audiens, Anda bisa menerapkan langkah-langkah berikut ketika ingin melakukan rebranding:
1. Tentukan target pasar dan USP baru dengan spesifik
Langkah pertama dari rebranding adalah mengidentifikasi siapa audiens yang ingin Anda jangkau dan apa nilai unik (Unique Selling Proposition) yang akan Anda tawarkan kepada mereka. Sebab, USP ini akan menjadi dasar dalam menciptakan pesan iklan yang efektif. Misalnya, jika Anda ingin menargetkan segmen anak muda, Anda mungkin perlu menonjolkan aspek keberlanjutan, inovasi teknologi, atau pengalaman pengguna yang menyenangkan.
2. Pelajari target audiens dan kompetitor Anda
Sebelum melakukan rebranding, lakukan riset mendalam tentang target audiens. Cari tahu apa yang mereka butuhkan, bagaimana preferensi mereka, dan nilai apa yang mereka anggap penting. Selain itu, pelajari kompetitor Anda untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Terutama, dari segi identitas visual mereka dan cara mereka menyampaikan pesan dalam iklan. Informasi ini akan membantu Anda menciptakan posisi unik di pasar yang dapat menarik perhatian audiens dan memberi keunggulan kompetitif.
3. Sesuaikan dengan visi misi baru
Dalam rebranding, Anda perlu menyelaraskan semua elemen bisnis dengan visi dan misi baru. Visi dan misi ini akan menjadi landasan dari setiap keputusan bisnis, mulai dari strategi pemasaran hingga interaksi dengan pelanggan. Pastikan bahwa pesan ini tersampaikan secara konsisten di semua saluran komunikasi, termasuk media sosial, iklan, dan website Anda.
4. Desain identitas visual baru
Jika Anda sudah menentukan tone of voice dan nilai yang akan menjadi sorotan utama setiap iklan setelah rebranding, berikutnya Anda perlu memilih elemen desain yang mencerminkan image baru merek Anda. Aspek ini mencakup logo, warna, tipografi, dan lainnya.
Kuncinya, utamakan desain yang relevan dengan “kepribadian” brand dan bisa menarik perhatian target audiens baru Anda. Untuk mempermudah proses memahami “kepribadian” ini, Anda dapat mengumpulkan inspirasi dalam bentuk mood board.
Sebagai contoh, jika Anda ingin menciptakan kesan modern, gunakan palet warna cerah, font sans serif, dan desain minimalis. Pastikan juga bahwa desain baru ini dapat diterapkan dengan baik di berbagai platform, baik digital maupun cetak.
Jadi, apa itu rebranding? Pada dasarnya, ini merupakan proses mengubah identitas brand secara parsial maupun total dari segi tagline, logo, color palette, visi misi, dan pesan yang disampaikan di setiap iklan. Dengan mempertimbangkan apa itu rebranding, Anda akan lebih menyadari tanda-tanda bisnis Anda memerlukan perubahan image tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa cara rebranding produk maupun layanan bukanlah proses singkat. Sebab, menurut Forbes, menyelesaikan setiap tahapan dalam cara rebranding adalah butuh waktu 12-18 bulan jika dirata-rata. Maka dari itu, Anda butuh alasan yang kuat dan persiapan yang menyeluruh sebelum menjalankan strategi ini.
Butuh bimbingan lebih lanjut agar strategi rebranding Anda sukses? Anda dapat bertukar wawasan dengan marketer yang sudah berpengalaman! Untuk menemukan kesempatan tersebut, Anda bisa bergabung bersama Komunitas Anak Marketing cukup dengan klik sign-up gratis. Sebagai anggota, Anda bisa menghadiri sesi sharing interaktif dengan praktisi-praktisi marketing dari seluruh Indonesia dan membaca laporan riset pemasaran yang mendalam secara eksklusif untuk memperkuat perencanaan marketing Anda.