Meski awalnya media sosial dipakai untuk menghubungkan antar pengguna pribadi, sekarang platform ini menjadi salah satu alat marketing yang digunakan oleh berbagai bisnis, baik itu B2C (Business to Consumer) ataupun B2B (Business to Business). Sebanyak 84% eksekutif B2B menggunakan media sosial sebagai sumber informasi sebelum melakukan pembayaran. Ini menunjukkan tingginya keperluan social media marketing untuk B2B.

Hal ini juga sudah disadari oleh para pelaku bisnis B2B.  Selama pandemi Covid-19, terjadi peningkatan investasi pada media sosial dan komunitas online oleh B2B sebanyak 40%. Namun, bagi Anda yang masih bingung bagaimana memanfaatkan media sosial, ini dia tips social media marketing yang bisa Anda terapkan.

B2B marketing. Business collaboration, SMM, Internet notification. Online promotional campaign flat design element. Social media network ads. Vector isolated concept metaphor illustration

Tips Social Media Marketing untuk B2B

  1. Sesuaikan media sosial dengan objektif bisnis

Sebelum membuat strategi untuk media sosial Anda, pikirkan terlebih dahulu mengenai apa yang ingin Anda capai lewat social media marketing yang akan Anda lakukan. Menjawab beberapa pertanyaan ini mungkin akan membantu Anda:

  • Apa saja objektif perusahaan Anda?
  • Bagaimana social media marketing bisa membantu Anda mencapai objektif tersebut?

Berbeda dengan objektif B2C yang umumnya menggunakan media sosial untuk meningkatkan penjualan, kebanyakan social media marketing yang dijalankan oleh B2B lebih menekankan pada tiga hal, yaitu meningkatkan brand awareness (87%), membangun kepercayaan dan kredibilitas (81%), dan mengedukasi audiens (79%). 

  1. Kenali pelanggan Anda

Setelah mengetahui dimana pelanggan Anda berada, tips social media marketing berikutnya yang perlu Anda terapkan adalah mengenali pelanggan. Ini adalah salah satu aturan dasar, tetapi faktanya, hanya 56% dari B2B yang menggunakan persona sebagai panduan dalam pembuatan konten.

Ketika membuat sebuah bisnis, Anda mungkin sudah membuat berbagai persona pembeli. Ini bisa digunakan juga untuk strategi marketing pada media sosial bisnis Anda. Fokus pada persona dari pembeli ideal membuat konten lebih terarah dan tepat sasaran.

  1. Gunakan platform media sosial yang tepat

Salah satu aturan dasar ketika berbisnis adalah Anda perlu mengetahui dimana pelanggan Anda berada. Aturan ini pun berlaku ketika Anda ingin memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran. Anda perlu tahu platform media sosial apa yang digunakan oleh pelanggan Anda, apakah itu LinkedIn, Instagram, Twitter, atau media sosial lainnya.

Bila Anda tidak yakin dimana pelanggan Anda berada, Anda bisa mulai dengan mencari tahu audiens setiap platform media sosial secara keseluruhan. Namun, sebuah data menunjukkan bahwa 96% kegiatan content marketing B2B dilakukan di LinkedIn. Platform satu ini juga dipilih sebagai media sosial dengan performa organik terbaik, mengalahkan Twitter, Facebook, Youtube, dan Instagram. Untuk konten berbayar, LinkedIn juga masih menduduki peringkat pertama, mengalahkan Facebook di posisi kedua, dan Twitter di posisi ketiga.

Mengapa LinkedIn bisa menjadi pilihan utama untuk B2B? Ini karena LinkedIn efektif dalam mengamankan prospek atau lead. Tak hanya itu, LinkedIn juga membentuk koneksi antar profesional, baik itu antar pekerja, antar perusahaan, atau karyawan dengan perusahaan. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh media sosial lain.

  1. Buat konten yang tidak membosankan

B2B mungkin terdengar sangat membosankan. Beberapa orang mungkin sudah memberi label demikian untuk jenis bisnis yang satu ini. Maka inilah saatnya Anda mematahkan persepsi itu dengan membuat konten yang tidak biasa. Jadi, bagaimana caranya untuk membuat konten yang tidak membosankan?

Pertama, jangan berbicara seperti robot atau terlalu formal di media sosial. Ini akan membuat Anda tampak seperti perusahaan yang susah untuk diajak berkomunikasi, padahal media sosial adalah tempat untuk berkomunikasi. Menjadi profesional tidak harus selalu kaku.

Kedua, ubah konten panjang menjadi lebih pendek dan mudah dimengerti. Misalnya, jika Anda punya artikel blog, ubah artikel itu menjadi infografis dengan visual yang menarik. Begitu pula jika Anda punya video panjang. Edit video tersebut menjadi satu menit atau kurang untuk menarik perhatian audiens.

Ketiga, ikuti tren. Media sosial selalu berputar pada tren yang cepat sekali berubah. Penting bagi Anda untuk selalu mengetahui apa yang sedang terjadi di media sosial, apa yang sedang disukai pelanggan, atau hal yang sedang dibicarakan oleh kompetitor.

Keempat, tunjukkan kepedulian perusahaan terhadap karyawannya. Anda tentu ingin jika pelanggan membicarakan produk yang Anda hasilkan. Hal yang sama juga dirasakan oleh karyawan. Membuat konten yang menunjukkan kehidupan karyawan ketika bekerja membuat audiens melihat adanya rasa kebersamaan di perusahaan. Tentunya ini akan memberikan dampak positif bagi bisnis Anda.

  1. Adopsi strategi media sosial berbasis pelanggan

Cara lain untuk memberikan kesan “kebersamaan” pada perusahaan di media sosial adalah dengan membuat konten berbasis komunitas atau pelanggan. Misalnya seperti Adobe software kreatif yang memanfaatkan media sosialnya sebagai galeri pengguna, staff, atau karyawannya. Cerita mereka tentang real people membuat Adobe lebih engaging dan friendly. Begitu pula dengan Slack yang menggunakan Twitter sebagai tempat “customer service”. Di sana, mereka menjawab berbagai pertanyaan dan keluhan penggunanya. Hal ini membuat kepercayaan pengguna terhadap brand ini semakin meningkat karena mereka menunjukkan kepedulian pada pengguna.

Selain melayani keluhan pengguna, Anda juga bisa membuat konten yang menampilkan testimonial dari pelanggan. Ini bisa menjadi cara untuk mempromosikan produk Anda tanpa memberikan kesan “memaksa”.

  1. Analisis performa konten

Setelah membuat konten yang sesuai dengan objektif bisnis serta pelanggan Anda, tips berikutnya adalah menganalisis performa konten tersebut. Ini penting untuk dilakukan agar Anda tahu performa social media marketing yang sudah dijalankan.

Data menunjukkan bahwa 94% content marketing B2B yang sukses mengukur performa kontennya. Hal ini masuk akal karena kesuksesan konten yang di-upload hanya bisa diukur lewat metrik dan KPI yang jelas. 

Pertanyaannya, data seperti apa yang bisa menunjukkan sukses atau tidaknya sebuah konten? Ada beberapa data yang perlu menjadi fokus Anda, yaitu impressions, engagement rate, conversions, sales, dan lain sebagainya. Namun, yang terpenting adalah membuat goal yang jelas dan realistis untuk dicapai.

  1. Pekerjakan orang yang tepat

Tips social media marketing yang terakhir adalah pekerjakan orang yang tepat untuk mengatur media sosial perusahaan Anda. Ketika mempekerjakan seseorang, ada baiknya untuk tidak terlalu fokus pada pengalamannya pada satu bidang bisnis atau kemampuannya dalam menjalankan fungsi media sosial. Yang perlu Anda perhatikan adalah kemampuannya dalam mengembangkan media sosial. Anda juga bisa mendapatkan konsultasi dari konsultan media sosial atau agensi.

Tips social media marketing di atas adalah beberapa hal dasar yang penting untuk Anda jalankan ketika ingin membangun strategi marketing lewat media sosial. Namun, hal ini bisa disesuaikan lagi dengan bentuk bisnis dan tujuan yang ingin Anda capai. Pada akhirnya, mengenal bisnis dan pelanggan Anda adalah hal utama yang bisa dijadikan panduan dalam membangun strategi marketing yang efektif lewat media sosial.

Writer Profile
  • Ivanka Veronica

    Senior Social Media Specialist at Demand Gen Lab. Anak konten sejati.

Share This
Comment

Leave a Reply