Bagaimana cara meningkatkan penjualan secara langsung dan cepat melalui iklan? Paid ads marketing adalah jawabannya! Menurut Creative Marketing, 65% pengguna lebih berpeluang mengklik sebuah iklan di hasil pencarian jika mereka sudah berniat membeli sebuah produk yang memenuhi kebutuhan mereka. Namun, paid ads marketing adalah strategi pemasaran dengan potensi luas, sehingga Anda juga bisa menyesuaikannya dengan tujuan lain.

Untuk meningkatkan aspek lain dalam bisnis Anda, Anda perlu mengenali apa saja jenis-jenis paid ads marketing dan contohnya. Mari kita pelajari definisi dan jenis-jenis paid ads marketing selengkapnya melalui ulasan ini.

Ada Banyak Jenis Paid Ads Marketing (Image by Freepik)

Paid Ads Marketing Adalah…

Paid ads marketing adalah strategi pemasaran digital dengan menampilkan iklan di platform online. Tujuannya pun bermacam-macam, mulai dari  meningkatkan visibilitas, menarik calon pelanggan, hingga mendorong konversi. Namun, berbeda dengan organic digital marketing, Anda perlu mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa menayangkan iklan tersebut.

Iklan berbayar ini biasanya muncul di berbagai platform, seperti mesin pencari, media sosial, atau situs web, dengan tujuan menjangkau audiens yang paling sesuai dengan rencana Anda.

Jenis-jenis Paid Ads Marketing

Apa saja jenis-jenis paid ads yang bisa Anda gunakan untuk strategi marketing Anda? Berikut adalah ulasan lengkap tentang contoh penerapan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing iklan:

1. Paid search ad

Paid search ad atau iklan pencarian berbayar adalah jenis iklan yang muncul di halaman hasil mesin pencari seperti Google atau Bing. Iklan ini biasanya muncul di bagian atas atau bawah halaman hasil pencarian, ditandai dengan label “Iklan” atau “Ad” ketika seseorang memasukkan kata kunci pencarian tertentu. Jenis paid ads ini menggunakan model biaya per klik (CPC), jadi Anda hanya perlu membayar hanya ketika seseorang mengklik iklan Anda.

Melalui paid search ads, Anda bisa menargetkan pengguna yang secara aktif mencari produk atau layanan yang Anda tawarkan. Karena itu, Anda bisa memperoleh hasil dengan lebih cepat dan performa iklan Anda pun lebih terukur karena banyaknya data analitik yang tersedia. Namun, jika Anda berniat mengincar kata kunci populer, Anda harus siap mengeluarkan lebih banyak uang untuk biaya per klik yang lebih tinggi.

2. Display ad

Berikutnya, display ad adalah iklan berbentuk gambar atau video yang ditampilkan di berbagai situs web yang tergabung dalam jaringan periklanan, seperti Google Display Network. Iklan ini biasanya lebih bersifat visual dan menarik perhatian melalui elemen grafis. Anda biasanya akan menemukan display ad dalam bentuk banner yang muncul di bagian samping atau atas halaman sebuah website. Isinya pun sesuai dengan demografi, minat, atau perilaku browsing target audiens Anda.

Apa saja keuntungan dari tipe paid ads ini? Pertama, menurut Render Forest, Anda bisa meningkatkan brand awareness melalui penggunaan elemen visual yang menarik. Selain itu, Anda juga bisa menargetkan audiens berdasarkan lebih banyak variabel seperti hobi, usia, jenis kelamin, dan lain-lain untuk memperluas jangkauan audiens. Tapi, karena iklan ini bersifat pasif, tidak menutup kemungkinan pengguna tidak langsung tertarik mengklik iklan. Sehingga, menurut Insta Page, conversion dan click rate-nya lebih rendah daripada paid search ads.

3. Iklan media sosial

Pernahkah Anda melihat post dengan label konten bersponsor di Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, atau TikTok? Itu merupakan salah satu contoh paid ads di media sosial! Mungkin Anda pernah menemukan iklan gambar, video, carousel, atau Story. Nah, dengan format iklan yang lebih beragam ini, wajar jika jenis iklan ini sangat populer. Apalagi, fitur analitik untuk akun bisnis di media sosial memiliki data yang sangat kaya tentang penggunanya. Jadi, Anda bisa menyasar audiens yang sangat spesifik berdasarkan minat, perilaku, atau demografi.

Lebih praktisnya lagi, biaya beriklan di media sosial umumnya lebih rendah daripada beberapa jenis iklan berbayar lainnya. Bahkan, untuk pemula, beberapa media sosial menyediakan template strategi advertising secara otomatis berdasarkan tujuan yang diinginkan. Contohnya, meningkatkan brand awareness atau penjualan langsung. Di sisi lain, menurut Hootsuite, Anda harus bersaing dengan banyaknya konten organik dan peluang konversi yang lebih rendah.

4. Iklan remarketing

Iklan remarketing adalah jenis paid ads yang menyasar kategori pengguna tertentu: mereka yang sebelumnya telah mengunjungi situs web Anda atau berinteraksi dengan produk Anda, tetapi belum melakukan konversi. Misalnya, mereka akan melihat iklan banner di berbagai platform setelah mengunjungi website Anda atau meninggalkan keranjang belanja dengan harapan mereka kembali untuk menyelesaikan pembelian.

Bisa dibilang, iklan retargeting memiliki tingkat konversi yang cukup tinggi, yaitu hingga 150% menurut Demand Sage. Selain itu, Anda juga bisa menyesuaikannya berdasarkan perilaku pengguna untuk konten yang lebih personal. Tapi, Anda butuh pengaturan lebih lanjut untuk memastikan bahwa iklan tidak mengganggu pengalaman pengguna dengan penargetan berlebih.

5. Iklan Google Shopping

Adakah metode paid ads yang cocok untuk bisnis e-commerce? Google Shopping adalah jawabannya. Misalnya, ketika seseorang mencari produk tertentu di Google, seperti “sepatu olahraga pria,” Google Shopping Ads akan menampilkan beberapa produk yang relevan dengan gambar dan harga yang langsung terlihat. 

Jadi, iklan Anda bisa muncul di bagian atas halaman hasil pencarian Google dengan menampilkan informasi produk yang lebih mendetail, sekaligus mengarahkan pengguna langsung ke halaman produk di website Anda.

Namun, karena format iklan ini juga, Anda hanya bisa menggunakannya jika bisnis Anda menjual produk fisik. Selain itu, jika Anda berniat menargetkan kata kunci yang lebih populer dengan tingkat persaingan tinggi, biaya per kliknya juga lebih tinggi.

6. Iklan video

Ini merupakan iklan  berbayar berbentuk video yang ditampilkan di platform seperti YouTube. Iklan ini bisa muncul sebelum, selama, atau setelah konten video yang dilihat pengguna, atau sebagai video yang disarankan. Tergantung dari sifatnya, penonton dapat melewati (skip) iklan tersebut atau tidak sama sekali.

Di satu sisi, Vidico menemukan bahwa iklan video dapat menarik perhatian pengguna lebih baik dibandingkan teks atau gambar. Sehingga, Anda bisa menggunakannya untuk menyampaikan pesan yang lebih kompleks atau menekankan emotional storytelling untuk meningkatkan brand awareness. 

Tapi, biaya produksi konten video biasanya lebih tinggi dibandingkan jenis iklan lainnya. Selain itu, beberapa pengguna bisa merasa terganggu dengan iklan video, terutama jika tidak relevan dengan minat mereka

7. Native advertising

Terakhir, native advertising adalah bentuk iklan berbayar yang dirancang agar terlihat dan berfungsi seperti konten organik di platform tempat Anda menampilkannya. Misalnya, di tengah-tengah konten website berita atau feed media sosial, mungkin Anda mungkin pernah menemukan link menuju artikel blog. Tapi, bedanya artikel blog tersebut terlihat seperti bagian dari konten asli yang sedang Anda baca.

Karena menyatu dengan konten lain, native ads umumnya tidak terlalu mengganggu pengalaman pengguna. Sehingga, lebih cocok untuk membangun brand awareness secara tersirat. Tapi, di sisi lain, pengguna mungkin tidak selalu menyadari bahwa mereka sedang melihat iklan, sehingga dapat mengurangi engagement. Hal ini sudah terbukti dari riset Pierre (2023) yang menemukan bahwa konsumen tidak selalu bisa mendeteksi niat persuasif dari sebuah iklan implisit.

Paid ads marketing adalah strategi digital marketing yang bisa meningkatkan brand awareness sekaligus penjualan. Bahkan, bisa dibilang paid ads marketing adalah taktik yang cukup menguntungkan. Apa alasannya? Menurut Google, untuk setiap 1 rupiah yang Anda habiskan demi menayangkan iklan berbayar, Anda bisa mengharapkan return sebanyak 2 kali lipat. Tentunya, peluang tersebut akan lebih tinggi kalau Anda punya strategi yang tepat.

Pertama, kenali jenis-jenis paid ads marketing yang tersedia dan pastikan karakteristiknya sesuai dengan target yang ingin dicapai. Lalu, belajar dari contoh jenis-jenis paid ads marketing di atas, sesuaikan kontennya dengan kebutuhan target audiens serta kepribadian brand Anda. Dengan demikian, iklan Anda akan lebih relevan, autentik, dan menarik perhatian.

Jika Anda ingin belajar lebih lanjut sebelum dan selama mengeksekusi strategi marketing tersebut, Anda bisa belajar dari ahli yang lebih berpengalaman! Misalnya, dengan klik sign-up gratis untuk bergabung bersama komunitas “Anak Marketing.” Setelah mendaftar, Anda bisa membaca banyak insight premium dan mengikuti event sharing bersama para marketer ahli!

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply