Jika Anda ingin mendorong penjualan produk di era digital, e-commerce adalah strategi yang tepat. Berdasarkan penemuan dari Statista, setiap orang membeli rata-rata 4 atau 5 produk dalam satu kali sesi belanja online. Nah, Anda bisa memaksimalkan peluang ini dengan menerapkan content marketing e-commerce.
Melalui strategi marketing e-commerce yang tepat, Anda bisa meningkatkan urgensi melakukan pembelian pada konsumen dan membuat mereka lebih betah berlangganan di toko Anda. Tapi, seperti apakah contoh ide content marketing e-commerce yang tepat? Mari simak di sini, lengkap dengan studi kasus berbagai brand yang sukses dengan strategi marketing e-commerce mereka!
Ide Content Marketing E-commerce
Berikut adalah berbagai ide marketing e-commerce yang bisa Anda coba dan sesuaikan dengan model bisnis Anda:
1. User Generated Content (UGC)
UGC adalah konten yang dibuat langsung oleh pelanggan Anda, seperti ulasan, foto, atau video. Umumnya, bisnis menerapkan metode ini dengan membagikan ulang konten tersebut.
Menurut Billo, 6 dari 10 orang merasa bahwa UGC adalah strategi content marketing e-commerce yang paling autentik. Maka dari itu, Anda bisa menggunakan taktik ini untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan baru. Sebab, saat seseorang melihat ulasan positif atau foto produk dari pengguna nyata, mereka lebih percaya dibandingkan promosi langsung dari brand.
Selain itu, pelanggan setia juga akan merasa semakin diapresiasi saat Anda mengunggah kembali konten mereka. Dengan begitu, Anda pun dapat menghemat biaya sekaligus memperluas jangkauan organik.
2. Konten blog evergreen
Konten evergreen adalah artikel yang tetap relevan dalam jangka panjang, seperti panduan “how-to” atau tips praktis. Dengan demikian, Anda bisa menjawab pertanyaan yang paling sering diangkat oleh audiens. Oleh sebab itulah, konten blog evergreen merupakan taktik marketing e-commerce yang efektif untuk menarik traffic organik dari mesin pencari.
Di sisi lain, konten sedemikian rupa juga membantu Anda membangun reputasi positif di industri Anda. Sebab, dengan memberikan solusi praktis, Anda dianggap sebagai sumber informasi terpercaya, dan konsumen tidak akan ragu-ragu membeli dari brand Anda.
3. Panduan belanja
Apakah Anda sering menerima pertanyaan dari pelanggan seperti varian produk apa yang harus mereka pilih? Nah, Anda bisa memanfaatkan ini sebagai peluang marketing e-commerce dengan membuat panduan belanja. Singkatnya, panduan ini akan memberikan rekomendasi produk sesuai kebutuhan audiens atau situasi tertentu. Contohnya, skincare untuk kulit berminyak atau baju terbaik untuk liburan ke pantai.
Dengan daftar rekomendasi ini, Anda bisa membantu pelanggan mengambil keputusan dengan lebih mudah. Pada akhirnya, pelanggan tidak akan kebingungan saat memilih produk, sehingga Anda lebih berpeluang meningkatkan conversion rate. Selain itu, Anda juga bisa mendorong pelanggan untuk membeli lebih dari satu produk (cross-selling) dengan memberikan rekomendasi yang saling melengkapi.
4. Video yang menonjolkan storytelling
Bisakah Anda melakukan marketing e-commerce dengan video? Ya, caranya melalui teknik storytelling! Video sejenis ini umumnya menggunakan cerita untuk menyampaikan pesan, bukan sekadar menonjolkan produk. Contohnya, mungkin Anda pernah melihat video yang menunjukkan bagaimana produk sebuah brand bisa membantu masyarakat rentan. Atau, web series yang mengutamakan pesan emosional tanpa promosi brand secara langsung.
Dengan konten ini, Anda bisa menciptakan koneksi emosional yang lebih dekat dengan audiens. Sebab, menurut riset dari NPR, orang lebih mudah mengingat cerita daripada informasi acak, termasuk iklan biasa. Sehingga, brand Anda tetap melekat di ingatan mereka. Kesan yang kuat ini juga membuat mereka lebih terdorong untuk membagikan konten kepada orang lain, dan pada akhirnya, jangkauan brand Anda pun ikut bertambah.
Contoh Strategi Marketing E-commerce yang Berhasil
Ada banyak brand yang sudah berhasil dengan strategi content marketing e-commerce mereka, contohnya sebagai berikut:
1. Tokopedia
Pada tahun 2018, Tokopedia merilis iklan Jadikan Ramadan Momen Spesial. Dengan pesan emosional dan cerita yang menyentuh, iklan ini berhasil menjadi salah satu Most Loved Indonesian Ramadan Ads menurut studi Kantar Millward Brown.
Iklan ini sukses karena memanfaatkan teknik storytelling yang relevan dengan budaya lokal, seperti pengorbanan orang tua bagi anaknya dan balas budi sang anak kepada orang tua. Tidak seperti iklan tradisional, iklan ini tidak mempromosikan apa yang bisa dilakukan audiens dengan Tokopedia.
2. GoPro
GoPro mengandalkan UGC sebagai strategi utama mereka dengan mendorong pelanggan untuk membagikan video petualangan menggunakan kamera GoPro di Instagram. Selain itu, mereka melengkapi strategi ini dengan artikel tips penggunaan produk, salah satunya cara memasang kamera di perahu ketika ingin mengambil foto saat memancing.
Hasilnya, kedua strategi pemasaran ini bisa saling melengkapi. UGC menonjolkan kesan autentik, sedangkan artikel tips memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Kombinasi ini sukses membangun komunitas pengguna yang loyal dan bisa memperluas jangkauan organik GoPro di media sosial.
3. Erigo
Erigo memanfaatkan influencer marketing untuk membangun brand image mereka, terutama di kalangan anak muda. Pada kampanye besar mereka di New York Fashion Week, Erigo bekerja sama dengan berbagai selebriti ternama untuk memperkenalkan koleksi terbaru. Mereka tidak hanya mempromosikan produk melalui unggahan di media sosial, tetapi juga menghadiri acara-acara penting.
Dengan memilih influencer yang memiliki basis audiens besar, Erigo berhasil memperluas jangkauan mereka secara signifikan. Kehadiran di acara bergengsi seperti New York Fashion Week memberikan kesan eksklusif dan meningkatkan reputasi brand. Konten yang dihasilkan influencer juga memberikan dampak positif terhadap engagement dan penjualan, karena audiens lebih mempercayai rekomendasi dari tokoh yang mereka kagumi.
4. Nike
Nike dikenal dengan kemampuan mereka untuk menciptakan video kampanye yang memotivasi, seperti kampanye “You Can’t Stop Us”. Video ini menampilkan beragam atlet dari berbagai latar belakang yang mengatasi rintangan pribadi dan sosial untuk mencapai impian mereka. Kampanye ini tidak hanya menonjolkan produk Nike, tetapi juga menekankan nilai-nilai seperti ketahanan, inklusivitas, dan semangat juang.
Video ini sukses membangun koneksi emosional dengan audiens karena menyentuh isu sosial yang relevan. Strategi ini pun memperkuat citra Nike sebagai merek yang mendukung komunitas global dan nilai-nilai progresif. Selain itu, narasi dan visualnya yang kuat mendorong audiens untuk berbagai, sehingga jangkauan kampanye ini semakin luas.
5. Sociolla
Sociolla mengembangkan Beauty Journal sebagai blog edukasi kecantikan yang memberikan nilai tambah bagi audiens mereka. Salah satu fitur unggulan di blog ini adalah Beauty A-Z, yaitu glosarium yang menjelaskan istilah-istilah kecantikan, seperti “hyaluronic acid” atau “non-comedogenic.” Konten ini membantu pembaca memahami istilah teknis yang sering muncul dalam deskripsi produk kecantikan.
Dengan menghadirkan konten edukatif yang spesifik, Sociolla memposisikan diri sebagai sumber informasi terpercaya di industri kecantikan. Glosarium membantu mengurangi kebingungan pelanggan, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dalam memilih produk. Strategi ini pada akhirnya juga memperkuat engagement dengan audiens karena mereka bisa manfaat lebih dari sekadar produk yang ditawarkan.
Ada banyak ide content marketing e-commerce yang dapat Anda coba untuk memaksimalkan penjualan dan ROI pemasaran. Beberapa contohnya adalah video marketing, konten evergreen, dan UGC. Mayoritas strategi marketing e-commerce tersebut mengharuskan Anda memahami apa saja yang dibutuhkan dan disukai oleh target konsumen Anda.
Jadi, pastikan content marketing e-commerce Anda berdasarkan customer persona yang lengkap, akurat, dan terperinci. Selain itu, Anda bisa menerapkan tren yang relevan dengan bisnis serta selera audiens. Lalu, jangan lupa tonjolkan aspek storytelling untuk membangun emosi pada pelanggan. Niscaya, strategi marketing e-commerce Anda bisa lebih menguntungkan.
Apalagi, menurut Forbes, content marketing memiliki keuntungan ROI yang cukup tinggi. Artinya, untuk setiap 1 rupiah yang Anda habiskan, Anda bisa mendapatkan keuntungan hingga 177%. Namun, bagaimanakah Anda bisa mengetahui tren terbaru dalam content marketing untuk menarik perhatian audiens?
Misalnya, Anda dapat belajar dari marketer yang berpengalaman di bidang tersebut dengan bergabung bersama Komunitas Anak Marketing! Setelah klik sign-up gratis, Anda dapat mengikuti sesi diskusi interaktif secara eksklusif bersama para praktisi marketing dari seluruh Indonesia dan membaca insight premium lengkap!