Mempromosikan bisnis di internet zaman sekarang sangatlah sengit karena data dari Ahrefs menemukan bahwa 96,55% konten tidak mendapatkan traffic dari Google. Tentunya, ini akan menyulitkan jika Anda ingin memperluas jangkauan brand. Namun, evergreen content adalah salah satu solusi untuk masalah tersebut. 

Alasannya, salah satu kelebihan utama evergreen content adalah topik yang relevan dalam jangka panjang. Apalagi, contoh konten evergreen yang bisa Anda buat sangat beragam, mulai dari post media sosial hingga blog tradisional. Tapi, bagaimanakah cara membuat konten yang menarik dan seperti apakah contoh konten evergreen yang tepat? Mari kita pelajari di sini!

Evergreen Content Adalah…

Singkatnya, ini merupakan jenis konten yang selalu relevan bagi audiens, terlepas dari waktu atau musim tertentu. Istilahnya sendiri diambil dari nama pohon yang daunnya tetap hijau sepanjang tahun. Namun, dalam konteks digital marketing, konten sedemikian rupa memberikan nilai jangka panjang karena pembaca tetap bisa mengakses dan mendapat manfaat dari konten tersebut kapan saja.

Hal ini berbeda dengan seasonal content yang relevansinya bergantung pada momen atau peristiwa tertentu, seperti artikel tentang tren liburan akhir tahun atau promosi khusus Hari Belanja Online Nasional. 

Seasonal content mungkin mendapatkan banyak perhatian dalam waktu singkat, tetapi daya tariknya akan berkurang begitu momennya berlalu. Sebaliknya, konten yang tidak mengambil angle musiman cenderung tetap bermanfaat tanpa batasan waktu dan bisa meningkatkan traffic organik karena audiens akan terus mencarinya. 

Selain itu, konten jangka panjang juga memperkuat brand authority Anda, sebab calon pelanggan atau klien akan melihat bisnis Anda sebagai sumber informasi yang terpercaya. Tidak kalah penting, konten ini memerlukan lebih sedikit pembaruan dibandingkan seasonal content yang harus dibuat dari nol, sehingga lebih hemat waktu dan sumber daya dalam jangka panjang.

Contoh Konten Evergreen Menarik

Berikut adalah beberapa contoh ide konten evergreen yang dapat Anda jadikan inspirasi untuk memulai strategi digital marketing:

1. Daftar glosarium

Membuat glosarium atau daftar istilah adalah cara efektif untuk menjelaskan konsep-konsep dasar di industri Anda. Terutama, kepada orang awam yang belum memiliki pengetahuan mendalam, tapi tertarik mempelajari lebih lanjut. Sebab, konten jenis ini sangat berguna bagi pemula dan sering kali menjadi rujukan dalam jangka panjang. Misalnya, jika Anda bergerak di bidang teknologi, Anda bisa membuat daftar istilah seperti API, cloud computing, atau AI. 

2. Checklist

Checklist memberikan panduan sederhana dan praktis yang dapat langsung digunakan oleh pembaca. Format ini mempermudah audiens untuk mengikuti langkah-langkah yang Anda berikan. Karena itu, wajar jika Backlinko menemukan bahwa listicle dan checklist merupakan salah satu konten yang paling berpotensi relevan dalam jangka panjang. 

Sebagai contoh, Anda bisa membuat checklist untuk memulai bisnis kecil, checklist persiapan liburan, atau checklist pengecekan keamanan situs web. 

3. Panduan how-to dan tips dan trik

Panduan how-to selalu menjadi favorit karena membantu pembaca menyelesaikan masalah atau mempelajari sesuatu yang baru. Contohnya, artikel seperti “Cara Membuat Blog dalam 5 Langkah” atau video singkat tentang “Tips Mengelola Keuangan Pribadi untuk Pemula.” Konten jenis ini tidak hanya relevan untuk waktu yang lama, tetapi juga sering kali menjadi sumber rujukan yang diandalkan.

4. Studi kasus

Studi kasus memberikan contoh nyata dari penerapan konsep atau solusi tertentu. Dengan jenis konten ini, Anda juga bisa meningkatkan reputasi brand dengan menunjukkan keandalan informasi serta menginspirasi audiens. Misalnya, Anda bisa membahas bagaimana bisnis kecil berhasil meningkatkan penjualan menggunakan strategi pemasaran digital dengan tools Anda.

5. Resource list

Resource list merujuk kepada bentuk konten yang memberikan audiens kumpulan alat, referensi, atau informasi yang mereka butuhkan. Sama seperti checklist, konten ini membantu pembaca menghemat waktu dan memberikan nilai tambah bagi mereka. Misalnya, Anda bisa membuat artikel seperti “10 Tools Gratis untuk Desain Grafis” atau infografis di media sosial yang membahas “20 Aplikasi Kasir Terbaik untuk UMKM.” 

Tips Membuat Konten Evergreen

Adakah cara menciptakan konten evergreen yang relevan bagi audiens dan bisa membantu mensukseskan bisnis? Ya, Anda bisa menerapkan tips dan trik berikut:

1. Pahami kebutuhan target audiens

Pertama dan yang terpenting, Anda perlu mengenali siapa target audiens Anda dan apa yang mereka butuhkan. Lakukan riset mendalam untuk memahami pertanyaan, masalah, atau keinginan mereka. 

Misalnya, Anda bisa berangkat dari pertanyaan yang paling sering mereka tanyakan untuk mencari topik konten. Sebab, konten evergreen yang baik harus menjawab pertanyaan tersebut, sehingga audiens merasa terbantu dan lebih terhubung dengan bisnis Anda.

2. Kaitkan dengan kata kunci yang relevan dan banyak dicari

Agar konten jangka panjang Anda mudah ditemukan, gunakan kata kunci yang relevan dengan topik dan memiliki volume pencarian tinggi. Sebaliknya, hindari kata kunci yang terlalu musiman, seperti ditandai dengan hari raya atau tahun tertentu, karena hal ini bertentangan dengan prinsip evergreen content. 

Tapi, pastikan juga biaya bidding-nya tidak terlalu tinggi–terutama jika Anda ingin menerapkan strategi iklan berbayar–agar pengeluaran Anda tidak boros. Tools seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau SEMrush bisa membantu Anda menemukan kata kunci yang tepat dan sesuai budget.

3. Pilih format konten yang tepat

Format konten juga bisa menentukan apakah pembaca akan menyimak konten Anda hingga akhir. Kuncinya, pastikan format tersebut sesuai dengan preferensi dan kebiasaan target audiens Anda. 

Sebagai contoh, untuk menyasar generasi muda, sebaiknya Anda menayangkan short-form video. Sebab, Hubspot menemukan bahwa 57% gen Z dan 42% milenial lebih suka konten berbentuk video singkat. Namun, untuk konten yang memerlukan penjelasan lebih mendalam, Anda bisa menerbitkan artikel blog.

4. Evaluasi konten yang sudah diterbitkan secara berkala

Meskipun bersifat timeless, evergreen content tetap membutuhkan evaluasi. Maka dari itu, Anda perlu memeriksa secara berkala apakah konten tersebut mampu menjawab pertanyaan audiens dan menarik traffic. Terutama, dari metrik Google Analytics seperti bounce rate di halaman konten tersebut, jumlah orang yang menyukai atau membagikan konten, serta sentimen mereka dari komentar yang ada. 

Dari sini, Anda bisa menilai apa yang harus dipertahankan dan diubah untuk strategi konten berikutnya agar lebih relevan serta menarik.

5. Tambahkan informasi dan sudut pandang baru pada konten yang sudah ada

Dengan evergreen content, Anda tidak harus selalu menciptakan konten baru. Justru, Anda bisa memanfaatkan konten lama yang berpotensi relevan dalam jangka panjang dengan menambahkan informasi terkini, sudut pandang baru, atau data pendukung. Langkah ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga membantu memperpanjang usia konten Anda.

Evergreen content adalah salah satu kunci keberhasilan strategi digital marketing, baik dengan blog maupun media sosial. Sebab, menurut Hubspot, generasi muda maupun tua mengandalkan contoh konten evergreen untuk mempelajari sebuah brand sekaligus memecahkan masalah. Maka dari itu, evergreen content adalah solusi yang tepat untuk mendorong traffic, meningkatkan brand awareness, dan pada akhirnya penjualan. 

Untuk memulai, Anda bisa mencoba salah satu dari 5 ide contoh konten evergreen di atas dan menyesuaikannya dengan keunikan bisnis Anda. Kemudian, lakukan evaluasi secara berkala demi mengetahui performanya dan apakah Anda bisa menambahkan data baru yang relevan. Dengan demikian, konten Anda akan lebih berpeluang menarik perhatian banyak orang. 

Jika Anda ingin mengetahui cara membuat konten jangka panjang berdasarkan tren terkini dan strategi marketing lainnya, Anda dapat belajar dari para marketer berpengalaman. Misalnya, dengan bergabung bersama komunitas khusus seperti Komunitas Anak Marketing. Hanya dengan klik sign-up gratis, Anda bisa mengikuti sesi sharing bersama praktisi marketing dari seluruh Indonesia dan membaca laporan riset marketing yang lengkap secara eksklusif!

Writer Profile
  • Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply