Data menunjukkan bahwa 82% marketers aktif menggunakan content marketing sebagai salah satu teknik pemasaran digital. Meski demikian, pemasaran offline juga tidak hilang dan masih kerap dijalankan. Sebanyak 39% pemasar berpendapat bahwa media pemasaran offline masih menjadi hal vital untuk keseluruhan performa pemasaran perusahaannya. Kira-kira apa saja media pemasaran offline apa saja yang cocok untuk startup?
- Billboard
Papan reklame atau dikenal juga dengan billboard adalah salah satu media pemasaran offline yang sering ditemui di jalan, baik itu di jalan kecil, jalan raya, hingga tol. Tak heran jika kebanyakan orang yang melihat iklan di billboard adalah para pengendara.
Karena terletak di jalanan umum, bisa dibilang menggunakan billboard sebagai media pemasaran termasuk efektif. Maka dari itu, banyak pemasar yang rela mengeluarkan biaya yang besar untuk memasang iklan di billboard. Semakin banyak volume orang yang lalu-lalang di suatu jalan, maka akan semakin tinggi pula harga pemasangan iklan di sana karena semakin banyak orang yang melihat iklan tersebut.
Iklan yang dipasang di billboard biasanya menonjolkan tampilan visual, memiliki teks yang singkat, dan gambar yang menarik. Umumnya, informasi dibuat sesingkat dan sejelas mungkin karena kebanyakan orang yang melihat adalah pengendara. Pemasar hanya punya beberapa detik untuk memastikan segala informasi yang ada di iklan bisa ditangkap oleh pengendara.
Gojek merupakan salah satu contoh startup yang sering menggunakan teknik pemasaran ini. Iklan billboard yang dipasang Gojek kerap kali mempromosikan promo yang bisa didapatkan pengguna, meningkatkan awareness pada salah satu fitur, atau promosi kolaborasi dengan artis.
- Membagikan kartu nama
Jika Anda tidak ingin mengeluarkan biaya yang besar untuk pemasaran offline, manfaatkanlah kartu nama Anda. Strategi marketing offline satu ini tidak hanya murah, tetapi juga mudah, yaitu hanya dengan membagikan kartu nama ke beberapa klien dan konsumen.
Namun, cara membagikan kartu nama tidak bisa sembarangan seperti membagikan pamflet dan brosur. Biasanya, ada momen-momen tertentu yang memungkinkan pemilik atau karyawan suatu perusahaan bisa membagikan kartu namanya. Misalnya, ketika rapat atau pertemuan dengan klien, acara dengan konsumen, dan beberapa momen pertemuan lainnya.
Meski terkesan sangat “manual”, strategi ini nyatanya masih efektif, apalagi ketika mengenalkan perusahaan kepada orang lain. Pemasaran offline satu ini juga lebih menghubungkan perusahaan dengan para klien atau konsumennya. Ini karena di dalam kartu nama sudah tertera nama, kontak, serta jabatan di perusahaan. Maka, bila sewaktu-waktu dibutuhkan, klien atau konsumen bisa langsung menghubungi orang yang memberi kartu nama tersebut.
- Press Release
Media lainnya yang bisa digunakan untuk pemasaran offline adalah press release. Ada baiknya jika sebuah perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan jurnalis. Anda bisa memberikan informasi mengenai perusahaan yang bisa dijadikan berita oleh para jurnalis. Misalnya, ketika Anda mengeluarkan produk terbaru, tulislah sebuah press release yang berisi informasi produk, cantumkan hal menarik mengenai produk yang akan dirilis, lalu kirimkan kepada media.
Cara lain adalah dengan mengundang media ke acara resmi perusahaan. Di sana, para jurnalis bisa meliput perusahaan Anda dan menyebarkannya melalui media tempat mereka bekerja. Dengan begini, akan semakin banyak masyarakat yang mengenal bisnis Anda. Misalnya seperti yang dilakukan Kopi Kenangan, startup F&B bergelar Unicorn pertama di Indonesia. Bertepatan dengan perilisan produk minuman baru, Kopi Kenangan mengirimkan press release yang dipublikasi oleh salah satu media di Indonesia.
- Membuat event sebagai media pemasaran offline
Ketika promosi Anda ingin menyasar ke arah komunitas, perusahaan lain, atau ingin merilis produk terbaru, membuat sebuah acara bisa menjadi salah satu strategi yang baik untuk memasarkan bisnis Anda.
Ada banyak keuntungan yang bisa Anda raih ketika menyelenggarakan sebuah event. Anda bisa bertemu dengan pembeli, calon pembeli, atau bahkan calon partner. Di saat yang bersamaan, Anda juga mendukung perkembangan komunitas.
Di dalam acara yang Anda buat, berbagai teknik pemasaran offline lainnya juga bisa diikutsertakan. Misalnya, karena di acara seperti ini Anda akan bertemu dengan banyak orang, bahkan calon pembeli atau partner, pastikan Anda membawa beberapa kartu nama di dompet Anda. Selain itu, promosi juga bisa dilakukan dengan membuat pamflet, brosur, atau bahkan buku yang secara eksklusif dipublikasi pada acara tersebut.
Misalnya, event yang diadakan Tokopedia dan Bank Jago untuk memberikan edukasi kepada merchant dan seller melalui workshop dan sesi konsultasi beberapa waktu lalu. Acara ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga sebagai promosi bahwa Tokopedia dan Bank Jago turut berpartisipasi dalam memajukan UMKM.
- Iklan televisi
Satu hal yang keuntungan menggunakan televisi sebagai media untuk pengiklanan adalah televisi bisa diakses oleh semua kalangan mulai dari menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Inilah alasan utama mengapa ketika nonton televisi, Anda masih melihat puluhan bahkan ratusan iklan setiap harinya.
Namun, perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memasang iklan menjadi tantangan utama iklan televisi. Selain itu, luasnya kalangan yang bisa melihat iklan di televisi juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pemasar. Ini karena mereka perlu membuat iklan yang bisa dimengerti oleh semua kalangan, baik kalangan bawah, menengah, atau atas dalam durasi yang singkat. Contohnya, iklan Traveloka yang mengajak audiens menggunakan aplikasi untuk staycation.
Meski online marketing melalui SEO, media sosial, dan media lainnya dianggap lebih efektif saat ini, nyatanya media pemasaran offline juga tidak bisa diremehkan kesuksesannya. Saat ini, media pemasaran offline justru bisa digunakan untuk mengarahkan pembeli ke website atau media sosial, misalnya dengan iklan billboard. Cara lain, seperti brosur, kartu nama, dan pengiklanan di televisi dan radio juga bisa menambah brand awareness sebuah startup.