Mixue, es krim viral yang berasal dari Negeri Panda ini tak henti-hentinya membuka gerai di berbagai daerah di Indonesia. Saking banyaknya gerai Mixue, para netizen di media sosial menjulukinya sebagai ‘pencatat ruko kosong’. Pasalnya, banyak ruko-ruko kosong yang akhirnya diisi oleh gerai Mixue.
Perbincangan netizen ini bukan tanpa dasar. Mixue disebut-sebut sudah memiliki lebih dari 1.000 gerai pada 2022 lalu. Hingga saat ini, angka tersebut tentunya terus bertambah beriringan dengan popularitasnya yang semakin menjadi-jadi di media sosial.
Selain sejarah Mixue yang panjang, EWOM adalah hal yang membuat Mixue semakin menjamur di Indonesia. Apa itu E-WOM dan bagaimana hal itu bisa membantu Mixue? Sebelumnya, mari ketahui sejarah Mixue terlebih dahulu.
Sejarah Mixue
Sebelum menjadi toko es krim viral, Mixue adalah toko es serut di Tiongkok yang didirikan oleh Zhang Hongchao pada tahun 1997. Kala itu, Zhang Hongchao mendirikan toko es serut dengan modal RMB4000 atau Rp7 juta.
Di tahun-tahun awal, Zhang Hongchao menyediakan tiga produk utama, yaitu es krim, es serut, dan smoothie. Sementara, menu milk tea yang menjadi andalan Mixue hari ini, sebenarnya merupakan brand extension yang baru ditambahkan beberapa tahun belakangan.
Pada tahun 2007, Mixue mulai memiliki belasan franchise di provinsi Henan. Di tahun berikutnya, Mixue sudah terdaftar sebagai perusahaan yang memiliki 180 cabang. Sejak saat itu, usaha Zhang Hongchao ini semakin berkembang dengan baik. Pada tahun 2010, ia bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd. untuk membuat perluasan di Tiongkok.
Beberapa tahun kemudian, yakni pada 2012 dan 2014, Mixue membangun pusat logistiknya sendiri. Sebab, mereka ingin memberikan produk dengan harga yang tetap terjangkau untuk konsumen. Strategi tersebut berhasil. Mixue mampu menekan 20% biaya produksinya.
EWOM Adalah…
Electronic word-of-mouth, atau sering juga disingkat E-WOM atau EWOM, adalah pertukaran informasi antar konsumen mengenai sebuah produk atau perusahaan di internet. Dalam kasus Mixue, E-WOM terjadi di media sosial, di mana pelanggannya membagikan informasi mengenai harga es krim yang murah, rasanya yang lezat, hingga jumlah gerainya yang begitu banyak.
Hal ini bisa dibilang terjadi secara natural. Ketika seorang konsumen menyukai produk tertentu, mereka tidak akan ragu untuk membagikannya atau menceritakan kepada teman-temannya. Untuk Mixue yang menyasar anak-anak muda, teknik marketing mulut ke mulut ini lebih mudah lagi. Pasalnya, anak-anak muda sangat aktif di media sosial dan mereka tahu bagaimana cara membuat suatu topik menjadi viral. Dengan bantuan media sosial, tentu saja berita lebih cepat tersebar dan menjangkau lebih banyak orang.
Tiga tahapan EWOM
Sebelum electronic word-of-mouth memberikan efek signifikan pada bisnis, ada tiga tahapan yang dilewati, yakni pembuatan, paparan, dan evaluasi.
Agar E-WOM bisa membawa efek baik pada bisnis, perlu ada yang membuat pembicaraan terlebih dahulu. Lalu, konsumen perlu mengetahui pembicaraan dan ikut membicarakan hal tersebut. Sebab, jika E-WOM-nya sudah ada, tetapi tidak ada konsumen atau orang yang membicarakan, maka tidak akan ada efek apa-apa terhadap perusahaan.
Terakhir, konsumen perlu mengevaluasi pembicaraan tersebut. Apakah itu berdampak positif dan membuat mereka ingin membeli produk yang dibicarakan? Atau justru sebaliknya?
Peran EWOM dalam marketing Mixue
Semakin berkembangnya teknologi dan media digital, E-WOM semakin memiliki peran penting dalam dunia marketing. Jika dulu teknik marketing mulut-ke-mulut saja sudah cukup efektif dalam meningkatkan penjualan dan kepercayaan pelanggan, E-WOM juga memiliki efek yang sama, bahkan lebih baik.
E-WOM adalah teknik marketing dinilai lebih efektif dalam mempengaruhi konsumen. Sebab, pesan tersebut didapat dari teman atau keluarga yang dinilai lebih trustworthy dan kredibel daripada marketer perusahaan. Ditambah lagi dengan pengguna media sosial sebagai media penyebarannya, pembicaraan antar konsumen dapat menyebar lebih cepat, bahkan sampai viral.
Bagi Mixue, E-WOM inilah yang membuatnya semakin menjamur. Perbincangan netizen mengenai gerai Mixue yang terus bertambah, hingga julukan “pencatat ruko kosong” membuat Mixue semakin giat menambah jumlah gerainya di berbagai daerah di Indonesia. Namun, terlepas dari hal itu, ada beberapa faktor lain yang membuat Mixue kian sukses.
Salah satunya adalah harga Mixue yang lebih murah daripada harga es krim di pasaran, yakni hanya sekitar Rp8.000 hingga Rp25.000-an. Ini membuat Mixue dapat menjangkau berbagai kalangan dan menghasilkan keuntungan besar. Strategi ini juga kemudian mendorong banyak orang ikutan membuka franchise Mixue. Sementara itu, harga franchise Mixue sendiri dibanderol dengan harga Rp700 juta hingga Rp800 juta.
Keuntungan strategi EWOM adalah…
Dari sejarah Mixue dan peran E-WOM dalam membangun kesuksesan Mixue di Indonesia, terlihat beberapa keuntungan dalam menggunakan strategi E-WOM untuk berbagai bisnis.
- Membangun branding
E-WOM adalah strategi yang tepat ketika Anda ingin membangun branding, terutama saat Anda baru saja merintis bisnis. Menggunakan strategi E-WOM bisa membantu bisnis Anda tampak lebih kredibel. Semakin banyak orang yang percaya akan produk atau jasa Anda, maka semakin dikenal pula brand Anda.
- Tidak memerlukan biaya besar
Tidak seperti strategi marketing lainnya yang cenderung perlu biaya besar, E-WOM adalah alternatif marketing dengan biaya terjangkau dan hasil yang efektif. Ini karena E-WOM memanfaatkan pengalaman konsumen yang sudah mencoba produk Anda.
Tentunya, sebagai pemilik usaha, Anda ingin pelanggan membicarakan hal-hal yang baik mengenai perusahaan atau produk yang Anda jual. Di sinilah peran Anda sebagai pemilik usaha untuk tetap memastikan kualitas produk tetap baik. Dalam kasus Mixue, komitmen mereka untuk menjaga harga yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas produklah yang menjadi kunci utama mengapa pelanggan menyukai toko es krim ini.
- Meningkatkan kepercayaan pelanggan
Keuntungan lain dari EWOM adalah mampu meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap brand. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pelanggan akan membagikan pengalaman kepada teman atau keluarganya. Jika mereka merasa puas dengan produk Anda, maka hal baik pula yang akan dibagikan. Ini membuat orang lain yang mendengarnya akan lebih percaya pada brand Anda.
Jika disimpulkan, E-WOM adalah salah satu faktor pendukung kesuksesan Mixue di Indonesia. Perbincangan netizen yang viral di media sosial mampu menarik perhatian orang yang mungkin belum tahu Mixue hingga mulai mencicipi es krim yang harganya terjangkau ini. Namun, kesuksesannya tidak terlepas dari sejarah Mixue. Jika menilik sejarah Mixue, toko es krim satu ini membuat beberapa strategi lainnya yang membuat Mixue menjadi perusahan dengan gerai terbanyak ke-5 di dunia, yakni 21.582 gerai (2021), mengalahkan Burger King.