Tren pemasaran digital kini sudah bergeser karena menurut Epsilon, 90% pelanggan di seluruh dunia menginginkan pengalaman belanja yang lebih personal. Nah, dengan memahami apa itu personalized marketing dan belajar contohnya, Anda bisa mewujudkan hal tersebut. Apalagi, jika diterapkan dengan efektif, Anda bisa mendapatkan banyak manfaat untuk mendukung kesuksesan jangka panjang bisnis. 

Hal ini juga sudah terbukti oleh banyaknya brand yang berhasil dengan contoh personalized marketing mereka. Tapi, sebenarnya apa itu personalized marketing dan mengapa penting? Mari kita pelajari apa itu personalized marketing selengkapnya untuk bisnis di sini!

Apa Itu Personalized Marketing?

Personalized marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada menciptakan pengalaman unik bagi setiap pelanggan berdasarkan data individu mereka. Strategi ini menggunakan informasi seperti riwayat pembelian, preferensi, perilaku online, dan data demografis untuk menyusun pesan atau penawaran yang relevan. 

Misalnya, daripada sekadar mengirimkan email promosi yang sama kepada semua pelanggan, Anda dapat mengirimkan penawaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan atau minat mereka.

Manfaat Personalized Marketing

Mengapa personalized marketing bisa menguntungkan bisnis Anda? Anda dapat menemukan beberapa manfaat utamanya di bawah ini:

1. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas bisnis

Dilansir dari riset Salesforce, pelanggan menginginkan bisnis yang memahami kebutuhan mereka. Jadi, dengan personalized marketing, Anda bisa membangun reputasi positif dan kredibilitas karena mereka sudah percaya bahwa brand Anda mampu menjawab masalah mereka. Contohnya, dengan menawarkan produk atau layanan yang benar-benar relevan.. Dengan demikian, Anda dapat memperkuat brand positioning di pasar.

2. Mendukung efektivitas retargeting

Retargeting adalah salah satu strategi pemasaran digital yang paling efektif. Nah, dengan personalized marketing, Anda dapat membuat kampanye retargeting yang lebih spesifik. 

Misalnya, jika seorang pelanggan telah melihat produk di website Anda tetapi belum membelinya, Anda dapat mengirimkan penawaran khusus melalui email atau iklan media sosial untuk menarik perhatian mereka kembali. Pendekatan ini meningkatkan peluang konversi karena pesannya sudah sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

3. Kesetiaan konsumen yang lebih tinggi

Personalized marketing tidak hanya menarik pelanggan baru, tetapi juga membantu mempertahankan pelanggan lama. Sebab, ketika pelanggan merasa dihargai dan dilayani sesuai dengan preferensi mereka, mereka akan lebih setia kepada merek Anda. Hal ini juga mendorong mereka untuk merekomendasikan bisnis Anda kepada orang lain, yang pada akhirnya menciptakan efek domino positif untuk memperluas brand reach.

4. Meningkatkan average order value dan penjualan

Dengan memahami preferensi pelanggan, Anda dapat mendorong mereka untuk membeli lebih banyak. Misalnya, jika Anda menawarkan produk pelengkap berdasarkan pembelian sebelumnya, Anda dapat meningkatkan rata-rata nilai pesanan dalam satu kali sesi belanja. Selain itu, rekomendasi produk yang relevan sering kali mendorong pembelian impulsif untuk meningkatkan total penjualan secara keseluruhan.

5. Mempertahankan konsistensi di semua channel pemasaran

Personalized marketing memungkinkan Anda menjaga konsistensi pesan di berbagai channel pemasaran seperti email, media sosial, website, dan aplikasi mobile. Sebagai contoh, pelanggan yang melihat penawaran spesifik di email mereka dapat menemukan informasi serupa saat mereka mengunjungi website Anda. 

Pada akhirnya, konsistensi ini membantu menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih memuaskan. Apalagi, menurut G2, brand yang konsisten di semua marketing channel mereka memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata 33%, jauh lebih tinggi daripada yang tidak menerapkan konsistensi.

Studi Kasus Contoh Personalized Marketing

Adakah brand yang sudah berhasil menerapkan personalized marketing? Ya, dan Anda bisa mempelajari kesuksesan mereka di sini:

1. Netflix

Netflix adalah salah satu pelopor marketing yang bersifat personal dalam industri hiburan. Platform ini terkenal dengan algoritma mereka untuk merekomendasikan tontonan berdasarkan riwayat dan preferensi pengguna. Namun, bukan hanya itu contoh pemasaran personal yang mereka terapkan.

Salah satu kampanye terunik mereka adalah website promosi untuk episode Joan Is Awful dari season 6 serial Black Mirror. Di sini, pengguna dapat mengunggah foto mereka untuk dijadikan poster film. Netflix kemudian memilih beberapa pengguna secara acak dan menampilkan poster tersebut di billboard dengan persetujuan mereka.

2. Gramedia Digital

Gramedia Digital memanfaatkan data riwayat bacaan pengguna untuk mengirim email marketing yang relevan. Misalnya, jika seorang pengguna sering membaca buku tentang pengembangan diri, Gramedia akan menawarkan koleksi e-book baru dalam kategori yang sama. Selain itu, mereka juga memberikan rekomendasi berdasarkan tren bacaan pengguna lain yang memiliki preferensi serupa.

Dengan pendekatan ini, Gramedia tidak hanya meningkatkan peluang pembelian, tetapi juga membangun hubungan yang lebih personal dengan pelanggan. 

3. Wall Street English

Wall Street English menjalankan kampanye marketing yang lebih personal dengan cara mengundang audiens untuk mengikuti tes bahasa Inggris gratis. Undangan ini terasa semakin personal dengan mencantumkan nama penerima. Setelah tes selesai, mereka juga memberikan laporan hasil yang spesifik sesuai kemampuan individu.

Selain itu, Wall Street English menggunakan data hasil tes tersebut untuk menawarkan program kursus yang paling relevan dengan kebutuhan peserta. Pendekatan ini dapat mempermudah calon pelanggan untuk memahami kelemahan dan kekuatan mereka, sekaligus mendorong mereka untuk segera bergabung dalam program yang disarankan.

4. Coca Cola

Masih ingat dengan kampanye Share a Coke dari Coca Cola? Ini merupakan salah satu contoh kampanye pemasaran personal yang terkenal. Coca-Cola mengganti label botol mereka dengan nama-nama populer di berbagai negara. 

Ini membuat konsumen merasa lebih terhubung dengan produk karena mereka dapat menemukan botol dengan nama mereka atau orang terdekat. Kampanye ini juga mendorong interaksi sosial karena pelanggan bisa membagikan foto botol yang mereka temukan di media sosial.

5. Zalora

Zalora menerapkan strategi pemasaran personal yang terhitung sederhana, tapi tetap efektif. Mereka memberikan penawaran spesial kepada pelanggan di hari ulang tahun mereka, contohnya berupa diskon atau hadiah eksklusif. Dengan bentuk apresiasi ini, Zalora mampu meningkatkan loyalitas pelanggan sekaligus mendorong mereka untuk melakukan pembelian pada hari tersebut.

Tak hanya itu, Zalora juga menggunakan riwayat pembelian untuk mengirimkan rekomendasi produk yang sesuai. Misalnya, jika pelanggan sering membeli pakaian kasual, mereka akan menerima penawaran terkait koleksi baru dalam kategori tersebut.

Jadi, apa itu personalized marketing? Singkatnya, ingatlah bahwa ini adalah strategi pemasaran yang menggunakan data pelanggan untuk membuat konten promosi terkesan lebih relevan dengan kebutuhan mereka. Taktik ini sangat penting bagi kesuksesan bisnis karena menurut Accenture, 91% konsumen lebih suka berbelanja dari brand yang memberikan penawaran personal.

Maka dari itu, jika Anda mengetahui apa itu personalized marketing, Anda bisa menerapkan taktik tersebut dengan lebih tepat. Sebab, banyaknya contoh personalized marketing yang sudah  berhasil sangat menekankan pemahaman yang menyeluruh terhadap kebutuhan dan kebiasaan konsumen. Contoh personalized marketing Anda juga akan lebih sukses apabila Anda menyampaikan keperluan penggunaan data secara transparan dan mendapatkan persetujuan lugas dari pelanggan.

Di sisi lain, dengan dinamisnya perkembangan di dunia pemasaran, pemasaran yang personal juga perlu mempertimbangkan tren perilaku konsumen terkini. Nah, untuk mengetahuinya, Anda bisa klik sign-up gratis untuk bergabung bersama Komunitas Anak Marketing! Di sini, Anda dapat memperoleh insight eksklusif secara langsung dari sesi sharing interaktif bersama marketer berpengalaman di seluruh Indonesia serta laporan riset pemasaran terkini.

Writer Profile
  • Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply