Mengapa banyak marketer yang mengatakan bahwa call to action adalah salah satu hal terpenting dalam website, konten media sosial, maupun halaman katalog produk Anda? Jawabannya ada di data dari Wiser Notify. Berdasarkan sumber tersebut, CTA e-commerce yang jelas dan spesifik bisa meningkatkan conversion rate sebanyak 161%. Jadi, Anda akan lebih berpeluang mendapatkan traffic sekaligus meningkatkan penjualan.

Lalu, bagaimanakah cara membuat CTA e-commerce yang memenuhi syarat tersebut? Mudahnya, ingatlah bahwa proses perancangan call to action adalah hal yang memerlukan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen. Supaya lebih jelas, mari kita simak selengkapnya melalui tulisan ini.

Call to Action Adalah…

Sebelum memahami cara membuat call to action yang tepat untuk bisnis e-commerce, Anda perlu mengetahui konsep dasar dari hal itu sendiri. Sederhananya, call to action adalah pernyataan untuk mendorong audiens mengambil tindakan tertentu. Misalnya, membeli sebuah produk, berlangganan sebuah paket, dan lain-lain. 

Biasanya, CTA berbentuk teks, tombol, atau gambar yang menarik perhatian dan mengarahkan pengguna untuk melakukan sesuatu, seperti “Beli Sekarang,” “Daftar Sekarang,” atau “Unduh Gratis.” 

Dengan memberikan instruksi yang jelas, CTA membantu pengguna memahami langkah selanjutnya yang harus diambil agar mereka tidak bingung. Hasilnya, Anda bisa mengubah pengunjung pasif menjadi peserta aktif dan mencapai target bisnis seperti penjualan atau jumlah pendaftar.

Cara Membuat CTA E-commerce dengan Tepat

Image by freepik

Mengingat call to action merupakan salah satu komponen penting untuk mendorong pembelian, Anda perlu menerapkan sejumlah strategi agar pesan tersebut bisa menarik perhatian konsumen. Ini dia tipsnya:

1. Jelaskan tindakan secara spesifik

CTA yang efektif harus memberikan arahan yang jelas kepada pengunjung. Hindari kata-kata umum seperti “Klik di sini” dan gunakan kalimat yang lebih spesifik dan relevan dengan tujuan Anda. Misalnya, jika Anda ingin pengunjung membeli produk, gunakan CTA seperti “Beli Sekarang” atau “Tambahkan ke Keranjang”. Spesifikasi tindakan akan membantu pengunjung memahami langkah yang harus diambil dan meningkatkan kemungkinan mereka akan mengikuti arahan tersebut.

2. Perhatikan relevansi konten dengan pesan

CTA harus selaras dengan konten yang ada di sekitar pesan tersebut. Dengan kata lain, pastikan call to action Anda mendukung tujuan utama dari halaman atau kampanye yang sedang berjalan. Sebagai contoh, jika halaman Anda menawarkan diskon, CTA seperti “Dapatkan Diskon 20% Sekarang” akan lebih relevan dan efektif daripada hanya mengatakan “Lanjutkan Belanja”. Sebab, relevansi ini penting untuk menjaga fokus pengunjung dan meningkatkan konversi.

3. Pertimbangkan tata letak CTA Anda

Tata letak CTA memiliki pengaruh besar terhadap efektivitasnya. Letakkan CTA di tempat yang mudah ditemukan oleh pengunjung, seperti di bagian atas halaman, di dekat deskripsi produk, atau setelah paragraf yang menjelaskan manfaat produk. 

Namun, ada kalanya letak CTA di bagian bawah halaman website justru bisa lebih efektif. Terutama, kalau konten halaman Anda cukup panjang. Sebab, menurut CXL yang berhasil meningkatkan conversion rate mereka sebesar 304% hanya dengan memindahkan tombol tersebut ke halaman bawah, konsumen punya lebih banyak waktu untuk mempelajari sebuah produk dan manfaatnya terlebih dahulu. Jadi, mereka akan lebih terdorong untuk berbelanja.

Selain itu, pastikan bahwa CTA cukup besar dan kontras dengan elemen lain di halaman, sehingga mudah terlihat dan tidak terlewatkan oleh pengunjung. Dalam konteks ini, penggunaan white space dalam call to action adalah hal yang tidak kalah penting. 

Contohnya sudah terbukti dari VWO yang berhasil meningkatkan conversion rate untuk website Open Mile–sebuah layanan logistik berbasis teknologi di AS–sebesar 202% dengan merapikan desain di sekitar tombol CTA-nya.

4. Personalisasi adalah kunci

Personalisasi dapat membuat CTA Anda lebih menarik bagi pengunjung. Bahkan, hal ini juga sudah didukung oleh data dari Hubspot yang menunjukkan bahwa CTA personal bisa menghasilkan performa 202% lebih baik daripada CTA yang general. Jadi, jangan ragu-ragu menggunakan data yang Anda miliki tentang pengunjung untuk membuat CTA yang lebih relevan dan personal. 

Contohnya, jika pengunjung sering membeli produk tertentu, Anda dapat menggunakan CTA seperti “Pesan Ulang Produk Favorit Anda”. Personalisasi ini dapat meningkatkan engagement dan membuat pengunjung merasa dihargai. Namun, tentunya Anda harus mengumpulkan dan menggunakan data ini dengan persetujuan konsumen. Sebab, menurut McKinsey, pengguna internet sudah semakin memperhatikan privasi data mereka.

5. Tumbuhkan rasa urgensi

Menciptakan rasa urgensi dalam call to action dapat mendorong pengunjung untuk segera mengambil tindakan. Frasa seperti “Penawaran Terbatas”, “Hanya Hari Ini”, atau “Stok Terbatas” dapat menciptakan perasaan bahwa kesempatan tersebut tidak akan ada selamanya, sehingga mendorong pengunjung untuk segera bertindak. Dengan kata lain, urgensi ini akan menjadi faktor penting dalam meningkatkan conversion rate di e-commerce.

6. Tonjolkan desain dan warna

Terakhir, desain dan warna call to action yang Anda gunakan harus menarik perhatian tanpa mengganggu keseluruhan desain halaman. Gunakan warna yang kontras dengan latar belakang dan elemen lainnya di halaman, tetapi tetap sejalan dengan branding Anda. 

Satu hal lagi yang tidak kalah penting, pastikan bahwa teks di dalam CTA mudah dibaca dan memiliki ukuran yang sesuai. Sebab, desain yang menonjol akan membantu CTA Anda lebih terlihat, sehingga pengunjung akan lebih terdorong untuk mengklik tombol, gambar, atau tulisan tersebut.

Contoh CTA yang Efektif di E-commerce

Seperti apakah contoh CTA e-commerce yang efektif? Anda bisa menyimak penerapannya dalam brand-brand terkenal di Indonesia sebagai berikut:

  • “Beli Sekarang” – Tokopedia: CTA ini bisa memberikan arahan yang jelas kepada pelanggan, yaitu untuk mengecek produk unggulan. Selain itu, kata “Sekarang” mendorong pengunjung untuk segera mengambil tindakan.
  • “Dapatkan Promo” – Shopee: CTA ini sukses karena relevan dengan konten yang menawarkan diskon dan promosi khusus, terutama saat periode 12.12 atau tanggal kembar lainnya. Pengunjung yang mencari diskon bisa mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan penawaran khusus.
  • “Tambah ke Keranjang” – Blibli: CTA ini bisa memberikan fleksibilitas kepada pengunjung yang mungkin ingin melanjutkan belanja sebelum menyelesaikan pembelian.
  • “Lihat Detail” – Lazada: CTA sedemikian rupa nisa mengundang pengguna untuk mempelajari lebih banyak detail tentang produk yang mungkin menarik minat mereka. Hasilnya, pengguna akan menghabiskan lebih banyak waktu di platform, dan conversion rate berpotensi meningkat
  • “Ikuti Flash Sale” – Bukalapak: CTA ini mendorong partisipasi dalam acara flash sale karena menekankan eksklusivitas dan urgensi, dua elemen penting dalam menarik pembeli pada acara dengan waktu terbatas.

Call to action adalah elemen yang tidak boleh luput dari perhatian Anda karena menurut BNP Engage, penempatan yang tepat bisa meningkatkan keuntungan sebesar 83%. Oleh sebab itu, Anda perlu membuat CTA e-commerce yang relevan, singkat, padat, jelas, dan mudah ditemukan. 

Lalu, ingatlah bahwa kunci dari membuat call to action adalah eksperimen dan evaluasi rutin. Oleh sebab itu, jangan ragu-ragu belajar dari contoh CTA e-commerce populer di atas dan lakukan A/B testing agar Anda bisa menemukan solusi yang pas untuk bisnis Anda.

Ingin belajar lebih banyak seputar marketing? Bergabunglah bersama komunitas “Anak Marketing Indonesia” dengan klik tombol Sign Up! Di sini, Anda dapat berdiskusi dengan para praktisi marketing berpengalaman dari seluruh Indonesia, serta mengakses aneka konten dan event eksklusif. Grup ini untuk saling sharing dan memiliki kebijakan anti spam yang sangat ketat!

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply