Kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor mengapa ada banyak bisnis baru yang bermunculan. Pasalnya, teknologi yang makin canggih dapat mempermudah para pelaku bisnis untuk mendirikan serta mempromosikan bisnisnya. Salah satu contoh strategi branding yang saat ini banyak diterapkan oleh para pelaku usaha adalah brand storytelling.

Alasannya antara lain karena metode yang satu ini bermain di wilayah psikologi manusia sehingga dapat lebih mudah untuk mencuri perhatian target konsumen Anda. Lantas, bagaimana cara membuat brand story yang orisinal? Sebelum mengetahui tujuh caranya, pahami dahulu apa itu brand storytelling dan contoh strategi branding yang dilakukan menggunakan metode tersebut.

Brand Story
Photo Credit by Pressfoto

Apa Itu Brand Story?

Brand storytelling merupakan proses bercerita mengenai sebuah brand yang dilakukan atas dasar membangun brand awareness, memperkuat identitas merek, hingga menjabarkan produk atau jasa apa saja yang ditawarkan. Pada akhirnya, hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk branding strategy.

Sebagai informasi tambahan, branding strategy adalah cara yang dilakukan sebuah brand untuk memperkenalkan identitas dirinya, meliputi nama, logo, tagline, hingga apa yang ditawarkan.

Dalam melakukan brand storytelling, Anda harus bermain di area psikologi manusia supaya dapat memperoleh impact yang lebih tinggi. Misalnya, Anda bisa memulai dengan mengambil permasalahan yang umumnya dialami oleh target konsumen Anda, kemudian menawarkan solusi lewat produk atau jasa yang Anda jual.

Manfaat Brand Storytelling bagi Bisnis

Karena bermain di area psikologi manusia, meliputi rasa empati hingga inspirasi, brand storytelling terbukti banyak mendatangkan konsumen yang aktif. Banyak konsumen yang akhirnya menyukai value yang brand Anda kenalkan. Bahkan, peningkatannya bisa mencapai 22 kali lipat dibandingkan ketika Anda menjabarkan fakta-fakta mengenai brand Anda.

Pasalnya, brand storytelling lebih memungkinkan sebuah brand untuk memperkenalkan dirinya ke hadapan konsumen dan target konsumen baru, kemudian membangun interaksi yang interaktif. Dengan begitu, sebuah brand dapat menawarkan solusi terhadap permasalahan konsumen dan konsumen bisa lebih mudah saat ingin memberikan kritik dan saran.

Contoh Strategi Branding dengan Brand Storytelling

Contoh strategi branding yang menerapkan brand storytelling adalah Nike. Pada era 1990-an, Nike meluncurkan iklan pendek untuk mempromosikan sepatu Air Jordan, mengingat harga penayangan iklan di TV pada waktu itu masih sangat mahal. Tanpa perlu berdurasi panjang, Nike memperlihatkan Michael Jordan saat melenggang untuk menggiring bola basket dengan balutan sepatu Air Jordan dari Nike.

Brand storytelling yang seperti itu dapat menciptakan hubungan atau koneksi antara penggemar dan atlet Michael Jordan sendiri dan Nike adalah salah satu bagian di antara mereka yang menawarkan perubahan lewat hadirnya sepatu basket, Air Jordan.

Cara Membuat Brand Story yang Orisinal

Kini dengan kemudahan dan kemajuan teknologi, siapa saja dapat mendirikan sebuah bisnis dan membuat brand story-nya masing-masing. Anda pun harus mampu bercerita dengan cara yang berbeda dari brand lain. Lantas, bagaimana cara agar dapat menciptakan brand story yang orisinal? Berikut tujuh cara yang bisa Anda lakukan!

  1. Pahami produk Anda

Cara pertama yang perlu Anda lakukan saat ingin membuat brand story yang orisinal adalah dengan memahami produk Anda sendiri. Anda bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut sebelum merancang strategi branding dengan brand storytelling.

Apa yang ingin Anda tawarkan pada konsumen dengan produk Anda? Apakah produk Anda dapat memecahkan masalah dari target konsumen Anda? Bagaimana dengan kualitas serta harga yang Anda tawarkan? Apakah produk Anda berbeda dan lebih baik dari brand kompetitor?

  1. Pahami audiens Anda

Selain memahami produk Anda sendiri, memahami audiens Anda juga tidak kalah pentingnya. Ini mencerminkan bahwa brand Anda tidak sekadar hadir untuk memperoleh keuntungan dari penjualan produk/jasa, melainkan juga menawarkan solusi pada permasalahan audiens.

Anda bisa buat persona mengenai audiens Anda, mulai dari demografi, usia, apa pekerjaan mereka, apa yang mereka sukai dan tidak, apa permasalahan mereka, dan apa solusi yang bisa Anda tawarkan. Selain itu, Anda pun harus memilih gaya bahasa yang pas agar cerita dapat dengan mudah dimengerti dan diingat oleh mereka.

  1. Buat cerita yang menarik dan sederhana

Langkah selanjutnya, buatlah cerita yang menarik dan tetap sederhana. Karena pasar bisnis sudah ramai dengan beragam merek, Anda harus bisa tampil berbeda di antara brand lain yang menawarkan produk/jasa serupa. Anda bisa memulainya dengan melakukan kilas balik perusahaan, misalnya menunjukkan bagaimana perjuangan perusahaan hingga bisa bertahan sampai hari ini.

Meski berfokus pada perkembangan perusahaan, tetap kaitkan dengan pesan yang ingin Anda sampaikan, misalnya tetap menjadi resilient di tengah perubahan zaman, kemudian tap in ke produk/jasa yang Anda tawarkan. Jangan lupa juga untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar konsumen atau target konsumen Anda tidak jengah saat membaca.

  1. Lakukan uji coba ide cerita

Dalam bercerita, bisa saja hal itu menarik bagimu, tapi tidak menarik bagi audiens yang membaca. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya Anda melakukan uji coba cerita dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut. Adakah sudut pandang yang unik dalam cerita ini? Apa nilai yang ingin saya angkat? Mengapa Anda perlu menceritakan hal ini? Apa yang target konsumen Anda akan peroleh? Jika setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Anda makin yakin, artinya cerita tersebut memang layak untuk dibagikan.

  1. Buat cerita berkelanjutan

Siapa yang tidak menyukai cerita berseri? Sebagian besar dari pembaca artikel ini mungkin juga seorang penikmat serial drama. Artinya, banyak orang yang bersedia meluangkan waktunya untuk membaca dan mendengarkan kisah berkelanjutan. Hal ini pun bisa diterapkan dalam membuat brand story bisnis Anda.

Bahkan, Anda bisa memperkenalkan karakter utama pada cerita yang berkelanjutan tersebut. Agar makin melibatkan perasaan konsumen, Anda juga bisa memberikan tantangan dan bagaimana cara tokoh dalam menyelesaikannya. Karakter ini bisa Anda ambil dari fenomena sekitar agar semakin menampilkan orisinalitas brand story Anda.

  1. Berikan bukti nyata

Brand storytelling memang berfokus pada cerita. Namun, cerita tanpa pembuktian akan sulit untuk menembus perhatian maupun kepercayaan konsumen. Dengan begitu, Anda juga harus berikan cerita yang jujur sesuai kapabilitas brand Anda. Hal ini juga akan membuat Anda tidak seperti brand yang hanya ingin memperoleh keuntungan, melainkan lebih manusiawi dengan beberapa kekurangan, kelebihan, serta keinginan untuk terus bertumbuh.

  1. Jaga konsistensi brand Anda

Menjadi brand yang lebih manusiawi tidak berarti Anda lupa untuk terus berproses menuju ke arah yang lebih baik. Jika Anda tidak mengusahakan hal tersebut, justru brand Anda akan terlihat seperti keledai yang jatuh dalam lubang yang sama. Menjaga konsistensi ini dapat Anda wujudkan dengan cara memberikan brand story yang sejalan dengan nilai-nilai brand Anda. Kemudian, jagalah konsistensi untuk selalu memperbaiki kesalahan agar bisnis Anda bisa makin terdepan.

Bagaimana caranya? Konsistensi cerita brand dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi dengan audiens, seperti media sosial dan website. Dalam konten yang Anda sajikan, pastikan identitas brand selalu dipegang erat.
Membuat brand story memang mudah, mengingat kemajuan teknologi sudah semakin cepat. Meski begitu, menghasilkan contoh strategi branding yang orisinal dan tepat sasaran mungkin tidak semudah yang Anda pikirkan. Maka dari itu, Anda perlu tim khusus supaya dapat mengonsep, merencanakan, dan mengeksekusi delapan cara di atas dengan maksimal. Jadi, apakah Anda sudah siap mewujudkan branding bisnis yang lebih baik lagi?

Writer Profile
Share This
Comment

Leave a Reply