Bisakah Anda membangun hubungan dekat dengan klien sekaligus memaksimalkan keuntungan bisnis B2B? Salah satu kuncinya adalah mengetahui cara membuat newsletter email. Alasannya, Statista menunjukkan bahwa keuntungan dari email marketing sudah mencapai belasan miliar USD dan akan terus meningkat setiap tahunnya.

Memahami langkah membuat newsletter yang paling tepat adalah tantangan besar bagi bisnis B2B yang baru mencoba strategi email marketing. Terutama, dengan keterbatasan dana dan data tentang klien. Namun, sebenarnya, langkah membuat newsletter yang paling tepat adalah hal yang cukup sederhana jika Anda tahu prinsip dasarnya. Mari kita simak di sini!

Image by talha khalil from Pixabay

Langkah Membuat Newsletter yang Paling Tepat Adalah…

Berikut adalah langkah-langkah serta tips membuat newsletter yang lebih tepat sasaran bagi bisnis B2B:

1. Ketahui kebutuhan calon klien dengan social listening

Pertama, Anda perlu memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh calon klien dengan social listening. Proses ini akan membantu Anda mengidentifikasi topik yang menarik perhatian mereka, sehingga Anda bisa membuat newsletter yang lebih relevan. Sebab, menurut Gartner, 67% B2B buyer memiliki folder spam khusus untuk menampung email yang tidak sesuai kebutuhan agar mudah dihapus secara serentak.

Untuk mengurangi risiko email tidak menjangkau audiens yang tepat, gunakan platform seperti LinkedIn, Twitter, atau forum diskusi industri untuk memantau apa yang orang-orang bicarakan. Contohnya, jika Anda mendapati banyak diskusi tentang tantangan dalam mengintegrasikan teknologi baru, Anda bisa membuat konten berisikan panduan solusi atau cerita sukses perusahaan lain dalam menghadapi tantangan tersebut.

2. Dapatkan feedback dari existing client

Menjangkau calon klien baru bukan berarti Anda bisa melupakan klien setia yang sudah lama bekerja sama dengan Anda. Justru, mereka adalah sumber informasi berharga dalam proses membuat newsletter. Jadi, mintalah feedback langsung atau kirimkan survei sederhana untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Tanyakan tentang topik yang mereka anggap paling menarik atau informasi apa yang mereka butuhkan dari Anda.

Sebagai contoh, apabila kebanyakan klien menginginkan informasi tentang inovasi produk terbaru, Anda bisa menjadikan feedback ini sebagai panduan utama untuk edisi newsletter berikutnya. Dengan melibatkan klien dalam proses ini, Anda juga menunjukkan bahwa Anda peduli pada kebutuhan mereka.

3. Tentukan fokus tujuan dari tiap konten newsletter

Sebuah newsletter yang efektif harus memiliki satu tujuan yang jelas di setiap edisinya. Jadi, hindari mencoba mencakup terlalu banyak hal sekaligus. Apakah Anda ingin mengedukasi audiens tentang tren terbaru, atau meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk baru? Fokus pada salah satu tujuan tersebut agar pesan Anda tetap tajam dan terarah.

Semisal tujuan Anda membuat newsletter adalah mengedukasi, Anda bisa memasukkan tips, trik, atau studi kasus yang relevan. Di lain waktu, jika Anda lebih ingin berfokus meningkatkan penjualan, soroti satu produk atau layanan tertentu dengan penawaran khusus. Pendekatan ini akan mempermudah audiens untuk memahami pesan Anda dan mengambil tindakan yang diinginkan.

4. Utamakan newsletter yang singkat, padat, dan jelas

Klien Anda mungkin tidak punya banyak waktu untuk membaca newsletter yang panjang. Oleh karena itu, pastikan konten Anda singkat, padat, dan langsung menyasar intinya. 

Membagi konten newsletter Anda menjadi beberapa bagian memang disarankan agar mereka bisa membaca isinya secara sekilas dengan lebih mudah. Terutama, dengan heading yang jelas, poin-poin singkat, dan visual yang jelas. Tapi, sebaiknya Anda tidak memasukkan lebih dari 5-6 bagian dalam satu newsletter agar tidak terlalu panjang.

Desain yang sederhana tapi menarik juga sangat penting. Alasannya, menurut Zero Bounce, 61% pengguna internet–termasuk klien B2B–menggunakan smartphone untuk mengecek email. Jadi, sebaiknya Anda menggunakan tata letak yang mobile-friendly dan ringan saat membuat newsletter. Dengan pendekatan ini, Anda meningkatkan peluang pesan Anda benar-benar dibaca.

5. Tarik perhatian pembaca dengan storytelling

Storytelling juga bisa membuat newsletter bisnis B2B Anda semakin menarik. Sebab, audiens lebih mudah terhubung dengan cerita nyata dibandingkan sekadar membaca fakta atau statistik. Untuk menerapkan prinsip ini, Anda bisa menceritakan bagaimana klien tertentu meningkatkan efisiensi bisnis mereka secara signifikan dengan solusi yang Anda tawarkan. Sertakan detail yang relevan dan angka konkret untuk menambah kredibilitas cerita tersebut.

Contoh Penerapan Cara Membuat Newsletter Email

Apa saja jenis konten yang bisa Anda gunakan saat membuat newsletter? Berikut adalah beberapa contoh ide dan penerapannya:

1. Tips dan trik

Topik: “5 Cara Efektif Mengurangi Biaya Operasional dengan Teknologi Cloud.”

Isi: Jelaskan langkah-langkah singkat seperti mengadopsi software-as-a-service (SaaS) atau mengurangi biaya pemeliharaan infrastruktur fisik. Tambahkan link ke artikel blog atau whitepaper untuk pembahasan lebih mendalam. 

Dari sini, Anda menunjukkan keahlian dalam membantu klien meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Sehingga, Anda bisa menarik perhatian prospek dengan kebutuhan serupa.

Selain itu, Anda juga bisa membuat checklist sederhana seperti “Checklist Keamanan Data untuk UKM Tahun 2024″ yang memberikan solusi praktis dan relevan dengan pengemasan mudah dicerna.

2. Product highlight

Gunakan ide konten ini untuk memperkenalkan produk atau layanan yang paling relevan. Fokuslah pada solusi yang Anda tawarkan dan hindari promosi berlebihan, seperti contoh di bawah ini:

Judul: “Fitur Baru Kami: Dashboard Analitik untuk Melacak ROI Secara Real-Time”

Isi: Jelaskan fitur utama, cara penggunaan, dan masalah yang dapat diselesaikan. Tambahkan visual seperti screenshot atau video demo pendek.

CTA (Call-to-Action): “Klik di sini untuk mencoba demo gratis.”

Jika sudah ada klien lain yang menggunakan produk Anda dan memberikan hasil nyata, Anda juga bisa menambahkan statistik seperti “Perusahaan X meningkatkan efisiensi pengelolaan inventaris sebesar 25% dengan fitur baru ini.”

3. Infografis tren

Infografis adalah cara menarik untuk menyampaikan data atau wawasan industri dalam format yang mudah dibagikan, sehingga bisa meningkatkan visibilitas brand Anda. Contohnya:

Topik: “Tren Digital Marketing di Tahun 2024”

Isi: Soroti statistik utama, seperti peningkatan penggunaan AI dalam pemasaran atau persentase perusahaan yang beralih ke strategi omnichannel.

Desain: Gunakan warna yang konsisten dengan identitas brand Anda, ikon sederhana, dan diagram untuk memudahkan pembaca memahami data.

4. Studi kasus dan testimoni

Jika Anda ingin mendorong lebih banyak calon klien mencoba produk atau layanan Anda, coba tonjolkan nilai nyata melalui studi kasus seperti di bawah ini:

Judul: “Bagaimana Perusahaan XYZ Menghemat $100.000 dalam Setahun dengan Solusi Manajemen Inventaris Kami.”

Isi:

Tantangan: Jelaskan masalah yang dihadapi klien sebelum menggunakan solusi Anda, misalnya kesulitan mengelola inventaris di beberapa lokasi.

Solusi: Jelaskan bagaimana produk atau layanan Anda membantu mereka, seperti fitur otomatisasi yang mengurangi human error.

Hasil: Gunakan angka konkret, seperti penghematan biaya atau peningkatan efisiensi. Tambahkan kutipan dari klien, seperti “Dengan sistem baru ini, kami mengurangi kesalahan pengiriman hingga 50%. Kami sangat merekomendasikan layanan ini.”

5. Pemberitahuan event atau update baru

Anda juga bisa membuat newsletter untuk menginformasikan audiens tentang acara mendatang atau pembaruan penting, misalnya:

Judul: “Webinar Gratis: Optimalkan Strategi Digital Anda di 2024.”

Isi: Jelaskan topik utama webinar, seperti “Tips Menggunakan AI untuk Pemasaran yang Lebih Efisien.”

Sebutkan pembicara utama yang berpengalaman untuk menarik minat audiens, dan tambahkan juga detail penting, seperti tanggal, waktu, serta cara mendaftar. Agar semakin banyak orang tertarik mendaftar, beritahukan benefit atau penghargaan tambahan seperti “50 peserta pertama akan menerima e-book gratis tentang strategi pemasaran digital.”

CTA: “Daftar sekarang untuk reservasi tempat Anda.”

Lalu, untuk newsletter tentang update produk, rangkum keunggulannya secara singkat seperti: “Kami baru saja meluncurkan integrasi baru dengan platform pembayaran populer untuk mempermudah transaksi bisnis Anda.” Akhiri dengan link ke halaman produk untuk detail lebih lanjut. 

Pada dasarnya, langkah membuat newsletter yang paling tepat adalah memahami kebutuhan pengguna, menentukan tujuan dari setiap konten, menarik perhatian dengan storytelling, dan menggunakan desain yang minimalis tapi menarik. 

Dengan menerapkan cara membuat newsletter email sedemikian rupa, Anda bisa membawa lebih banyak keuntungan bagi bisnis B2B. Alasannya, 77% klien bisnis B2B lebih suka dihubungi melalui email. Sehingga, bisnis yang mengetahui cara membuat newsletter email dengan tepat akan lebih berpeluang untuk sukses. 

Namun, mengetahui langkah membuat newsletter yang paling tepat adalah proses berkelanjutan, terlebih dengan dinamisnya perubahan preferensi dan kebiasaan tren klien B2B. Sign-up gratis untuk bergabung bersama Komunitas Anak Marketing dan hadiri berbagai sesi sharing interaktif bersama para praktisi marketing ahli dan mengakses hasil riset marketing yang lengkap secara eksklusif!

Writer Profile
  • Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply