Taktik menciptakan hubungan antara bisnis dan konsumen dengan memicu respons berdasarkan emosi, juga dikenal sebagai emotional branding adalah strategi dengan manfaat besar. Sebab, menurut Blogging Lift, performa dari konten yang memicu emosi positif maupun negatif ternyata 31% lebih tinggi dibandingkan iklan yang hanya menekankan aspek logika. Maka dari itu, wajar jika sudah ada banyak contoh emotional branding dari berbagai brand terkenal.

Maka dari itu, emotional branding adalah pilihan tepat jika Anda ingin meningkatkan penjualan serta kesetiaan pelanggan. Tapi, apa saja yang membuat strategi emotional branding lebih efektif? Mari kita pelajari contoh emotional branding yang sukses di sini!

Image by freepik

Contoh Emotional Branding dari Brand Terkenal

Berikut adalah studi kasus mendalam dari berbagai strategi emotional branding yang dilakukan oleh brand lokal dan multinasional:

1. Apple

Apple terkenal dengan strategi branding yang berfokus pada inovasi, desain, dan pengalaman pengguna. Mereka berhasil menciptakan hubungan emosional dengan pelanggannya melalui setiap produk yang dirancang dengan estetika minimalis dan canggih untuk memberikan kesan eksklusif. Hal ini sangat terlihat dalam kampanye “Think Different” yang mengajak penggunanya untuk merasa unik dan istimewa.

Selain itu, Apple juga berhasil membangun komunitas yang loyal melalui acara peluncuran produk dengan hype tinggi. Acara ini menciptakan rasa kebersamaan di antara pengguna karena mereka percaya bahwa mereka telah menjadi bagian dari rencana besar inovasi Apple. Jadi, melalui strategi emotional branding, Apple memahami bahwa pelanggan tidak hanya membeli produk. Justru, mereka juga membeli pengalaman dan status.

2. Disney

Disney memanfaatkan strategi emotional branding yang berakar pada nostalgia, keluarga, dan mimpi. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan visinya, yaitu menciptakan dunia yang penuh keajaiban. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Disney selalu mengutamakan kisah yang sering kali membawa pesan menyentuh hati. Contohnya, seperti di film Frozen, The Lion King, dan film animasi lainnya. 

Namun, strategi Disney tidak hanya berhenti sampai di film buatannya. Justru, mereka juga memberikan pengalaman langsung yang memungkinkan pelanggan merasa seolah mereka ada di dunia dongeng dengan taman hiburan Disneyland di berbagai lokasi. Melalui gabungan strategi ini, Disney berhasil menciptakan hubungan emosional yang mendalam melalui cerita dan pengalaman yang relatable. 

Kedekatan emosional inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Disney berhasil masuk ke dalam daftar 100 perusahaan dengan market cap terbesar di dunia pada tahun 2023 menurut Statista, yaitu dengan nilai sebesar 189 miliar USD.

3. Google Year In Search

Kampanye “Year in Search” dari Google adalah contoh sempurna bagaimana sebuah merek dapat menciptakan hubungan emosional melalui empati dan refleksi. Dalam kampanye ini, Google menyoroti kata kunci pencarian paling populer sepanjang tahun. 

Misalnya, video Year in Search tiap tahunnya sering kali mencakup momen-momen penting di dunia seperti bencana alam, olahraga, tren budaya, dan masih banyak lagi untuk menciptakan rasa kebersamaan serta nostalgia di antara audiens.

Dengan menunjukkan apa yang penting secara internasional melalui kekuatan storytelling serta empati, Google menunjukkan bahwa mereka memahami dan peduli terhadap penggunanya. Buktinya, video promosi Year in Search tahun 2022 yang mereka rilis berhasil meraih hampir 300 juta views.

4. Kampanye World Without Nature dari WWF

World Wildlife Fund (WWF) sering menggunakan emotional branding untuk meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan. Salah satunya, melalui kampanye “World Without Nature” pada tahun 2021 silam. 

Untuk kampanye ini, WWF mengajak berbagai brand, organisasi non-pemerintah, dan tim olahraga menghilangkan aspek alam–seperti pohon, air, dan lain-lain–dalam branding mereka. Baik di logo maupun konten marketing. Di saat yang bersamaan, WWF juga menghilangkan logo panda ikonik mereka selama durasi kampanye. Lalu, brand yang ikut serta bersama WWF akan menjelaskan alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut untuk memicu rasa tanggung jawab dan empati.

Apa yang mendasari kampanye satu ini dari WWF? Sederhananya, WWF ingin menonjolkan efek buruk dari berkurangnya keanekaragaman hayati di bumi akibat perubahan iklim. Dengan membuat orang-orang membicarakan mengapa WWF dan berbagai organisasi mengubah branding mereka, WWF pun mengajak lebih banyak pengguna menandatangani petisi pledge for the planet. Bahkan, menurut informasi dari halaman resmi kampanye tersebut, WWF telah berhasil menjaring lebih dari 250 brand untuk ikut serta.

5. Indomie Seleraku

Ada brand lokal yang terkenal dengan emotional branding sejak lama, dan salah satunya adalah Indomie. Mereka sering kali menggunakan elemen budaya Indonesia dalam kampanye iklan dan rasa produknya. 

Contohnya, dari tahun ke tahun, mereka telah merilis banyak varian rasa eksklusif yang terinspirasi dari kuliner khas Indonesia seperti Mie Aceh, Soto Padang, Mie Goreng Cakalang, Soto Banjar Limau Kulit, dan lain-lain. Hal ini pun menciptakan rasa bangga di antara konsumen lokal karena mereka merasa bahwa Indomie memperhatikan identitas budaya mereka.

Selain itu, dengan memposisikan produknya sebagai makanan cepat saji yang terjangkau dan lezat, Indomie pun menjadi simbol kenyamanan bagi banyak orang. Aspek ini juga sangat menonjol dalam setiap iklan Indomie yang menunjukkan orang-orang dari berbagai latar belakang menyantap mie instan tersebut diiringi jingle menenangkan Indomie Seleraku.

Berbekal strategi tersebut, Indomie pun bisa mengukuhkan posisinya sebagai top brand mie instan di Indonesia pada tahun 2024 menurut GoodStats.

6. IKEA

Emotional branding dari IKEA menggunakan pendekatan yang berfokus pada kehidupan sehari-hari dan solusi yang sederhana. Misalnya, rangkaian video promosi IKEA di YouTube sering kali menunjukkan situasi keluarga atau individu yang menghadapi tantangan sehari-hari, seperti mendekorasi ruangan kecil atau merapikan tempat yang berantakan.

Selain itu, IKEA juga menciptakan kedekatan emosional dengan segmen pelanggan yang mengutamakan sustainability melalui seri Healthy Living mereka. Sebagai contoh, mereka sering menekankan penggunaan bahan ramah lingkungan dan cara untuk meminimalisir volume sampah dari furnitur tak terpakai dengan memperkenalkan layanan buyback serta resell. 

Dengan kata lain, strategi pemasaran IKEA berhasil karena mereka mampu menawarkan solusi yang relevan secara emosional dan praktis. Ini juga merupakan salah satu rahasia di balik pencapaian mereka dalam daftar 100 merek retail dengan brand value tertinggi di dunia per tahun 2024.

Dari contoh emotional branding di atas, kita bisa mempelajari bahwa kunci kesuksesan dari strategi emotional branding adalah memahami kebutuhan target audiens. Spesifiknya, tentang apa yang mereka sukai, apa saja masalah mereka, dan bagaimana suatu faktor eksternal bisa berdampak pada gaya hidup mereka. 

Dengan contoh emotional branding yang tepat, Anda pun lebih berpeluang memancing emosi positif atau negatif untuk mendorong conversion. Sebab, menurut Soocial, 70% konsumen yang emosinya terpicu lebih terdorong untuk melakukan pembelian daripada yang tidak. Jadi, emotional branding adalah strategi yang bisa Anda pertimbangkan.

Ingin tahu lebih banyak tips dan trik membuat branding lebih berkesan bagi audiens? Salah satu caranya adalah dengan belajar dari marketer yang sudah berhasil terlebih dahulu! Anda bisa klik sign-up gratis dan bergabung bersama Komunitas Anak Marketing untuk mengikuti sesi diskusi interaktif bersama para ahli marketing dari seluruh Indonesia. Selain itu, Anda juga dapat mengakses berbagai market research report yang mendalam secara eksklusif.

Writer Profile
  • Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply