Pernahkah Anda kebingungan harus mengevaluasi performa marketing campaign dengan cara seperti apa? Jika iya, performance marketing adalah solusi yang tepat untuk Anda. Bahkan, performance marketing adalah strategi yang menguntungkan. Sebab, laporan dari The PMA menemukan bahwa brand yang berinvestasi pada strategi performance-based marketing bisa menghasilkan keuntungan 12 kali lipat untuk setiap pengeluaran.
Selain itu, contoh performance marketing juga sangat beragam, sehingga Anda bisa menerapkan berbagai format iklan yang paling sesuai dengan brand. Namun, apa itu performance marketing dan seperti apa contoh performance marketing yang lazim diterapkan oleh brand? Mari kita temukan jawabannya di sini, lengkap dengan tipsnya!
Performance Marketing Adalah…
Singkatnya, performance marketing merupakan pendekatan pemasaran yang berpusat pada hasil. Dalam metode ini, Anda hanya membayar ketika iklan Anda berhasil mencapai tujuan tertentu, dari segi jumlah klik, leads, atau penjualan.
Pendekatan ini berbeda dengan brand marketing, yang lebih berfokus pada membangun citra merek dan meningkatkan kesadaran audiens tanpa mengukur hasil langsung secara kuantitatif. Sebab, metrik seperti persepsi konsumen terhadap brand Anda sering kali bersifat kualitatif.
Dengan kata lain, kata kunci dari performance-based marketing adalah efisiensi dan pengukuran data, sedangkan brand marketing cenderung berorientasi jangka panjang.
Contoh Performance Marketing
Ada berbagai strategi yang bisa Anda gunakan dalam performance marketing. Berikut adalah beberapa contoh yang umum diterapkan, beserta brand sukses yang telah memanfaatkannya:
- Search Engine Marketing (SEM): Iklan di mesin pencari seperti Google untuk menjangkau audiens yang sedang mencari produk atau layanan Anda. Contohnya, Traveloka menggunakan Google Ads untuk menampilkan layanannya di hasil pencarian jika pengguna mencari kata kunci untuk memesan tiket pesawat, kereta, atau hotel.
- Social Media Advertising: Platform seperti Facebook, Instagram, atau TikTok memungkinkan Anda membuat iklan dengan segmentasi spesifik berdasarkan usia, lokasi, minat, dan lainnya. Contoh suksesnya adalah Kopi Kenangan, yang memanfaatkan Instagram Ads untuk menarik perhatian pengguna dengan promosi lini minuman terbaru.
- Affiliate Marketing: Strategi ini melibatkan mitra (affiliate) yang membantu mempromosikan produk Anda dengan imbalan komisi dari setiap penjualan. Shopee berhasil mengimplementasikan affiliate marketing dengan melibatkan influencer lokal untuk mempromosikan marketplace mereka.
- Native Advertising: Native ads dirancang untuk terlihat seperti konten biasa, sehingga lebih menarik perhatian audiens. Buzzfeed sering menggunakan native advertising untuk mempromosikan brand dalam bentuk artikel informatif atau hiburan.
- Remarketing Campaigns: Dengan iklan ini, Anda bisa menampilkan iklan kepada orang yang pernah mengunjungi situs Anda tetapi belum melakukan pembelian. Tokopedia sering menggunakan strategi ini dengan menawarkan diskon khusus kepada pelanggan yang meninggalkan keranjang belanja mereka.
Contoh Best Practice Performance Marketing
Strategi performance-based marketing Anda akan lebih membuahkan hasil jika Anda mengetahui best practices yang tepat, seperti di bawah ini:
1. Tentukan tujuan yang spesifik
Tujuan yang jelas memberikan arah untuk kampanye Anda. Misalnya, jika Anda ingin meningkatkan penjualan produk tertentu sebesar 20% dalam tiga bulan, gunakan metrik seperti jumlah konversi, nilai rata-rata pembelian, atau klik iklan untuk mengukur kemajuan. Hindari tujuan yang terlalu umum, seperti “meningkatkan brand awareness” tanpa mendefinisikan indikator keberhasilannya.
Selain itu, gunakan pendekatan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk memastikan tujuan Anda realistis dan relevan dengan kebutuhan bisnis.
2. Tonjolkan CTA yang jelas
CTA adalah elemen penting dalam performance marketing karena ini akan mendorong audiens untuk mengambil tindakan. Apalagi, Think With Google sudah menunjukkan bahwa iklan dengan CTA yang jelas bisa menghasilkan performa 38% lebih tinggi.
Jadi, pastikan CTA Anda terlihat menonjol di dalam iklan, baik dari segi desain maupun penempatannya. Gunakan bahasa yang aktif dan persuasif, seperti”Diskon 50% Hari Ini Saja – Pesan Sekarang!” atau “Coba Gratis Selama 7 Hari – Daftar Sekarang!”
3. Padukan teks, gambar, dan video berkualitas tinggi
Sebaiknya Anda menggunakan konten berbasis teks, foto, atau video untuk performance marketing? Justru, Anda bisa menggabungkan ketiganya! Buat pesan yang ringkas tetapi kuat, dengan fokus pada manfaat produk atau layanan Anda. Gunakan headline yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu audiens.
Kemudian, lengkapi ad copy Anda dengan gambar yang relevan dan menarik secara visual. Misalnya, gunakan foto produk berkualitas tinggi atau ilustrasi yang sesuai dengan identitas merek Anda. Selain itu, Anda juga bisa membuat video singkat dengan narasi yang menarik atau demonstrasi produk yang jelas. Terutama, jika Anda ingin melakukan promosi lewat TikTok atau Instagram Reels.
Agar iklan Anda lebih terarah, gunakanlah content matrix untuk membagi konten berdasarkan tujuan. Contohnya, untuk menarik perhatian (awareness), membangun minat (interest), atau mendorong tindakan (conversion).
4. Pastikan konten Anda mobile-friendly
Menurut Statista, hampir 60% penduduk di dunia mengakses internet menggunakan smartphone per Januari 2024, dan angka ini akan terus meningkat. Oleh sebab itu, konten yang tidak mobile-friendly akan mengurangi efektivitas kampanye Anda.
Untuk mencegahnya, pastikan landing page Anda dapat menyesuaikan diri dengan berbagai ukuran layar. Kemudian, optimalkan gambar, script, dan elemen lain untuk memastikan halaman Anda bisa selesai loading dalam waktu kurang dari tiga detik. Terakhir, gunakan desain user interface yang sederhana, dengan tombol dan link yang mudah diakses di layar kecil.
5. Lakukan A/B testing secara rutin
Melakukan A/B testing akan membantu Anda menemukan formula terbaik untuk kampanye Anda. Tetapkan hipotesis sebelum melakukan tes, lalu analisis hasilnya untuk membuat keputusan berbasis data. Cobalah variasi elemen seperti judul, gambar, atau CTA untuk mengetahui mana yang memberikan hasil terbaik. Pada akhirnya, hasil dari uji coba ini akan memungkinkan Anda mengoptimalkan kampanye promosi secara terus-menerus.
Karena performance marketing adalah pendekatan yang berfokus pada hasil, strategi ini sangat cocok jika Anda ingin mengevaluasi kampanye secara kualitatif. Sebab, performance marketing adalah strategi yang melibatkan banyak platform digital dengan fitur analitik, seperti Google Ads dan masih banyak lagi.
Jadi, contoh performance marketing sangat beragam, dan Anda bisa menyesuaikan dengan citra brand sekaligus tujuan promosi. Buktinya, Anda bisa melihat contoh performance marketing dari brand-brand di atas sebagai bahan pembelajaran. Hasilnya, Anda bisa memanfaatkan momentum yang diprediksi oleh PwC: keuntungan dari mempromosikan bisnis secara digital akan meningkat hingga 723,6 miliar USD pada tahun 2026.
Ingin belajar lebih mendalam seputar performance marketing dan trennya? Anda bisa berdiskusi bersama marketer berpengalaman dengan bergabung bersama Komunitas Anak Marketing! Hanya dengan klik sign-up gratis, Anda dapat berpartisipasi dalam sesi sharing mendalam bersama para praktisi marketing dari seluruh Indonesia dan mengakses insight digital marketing yang mendalam secara eksklusif!