Riset ilmiah telah membuktikan bahwa manusia mampu memproses gambar dan elemen visual 60.000 kali lebih cepat daripada teks. Bahkan, survei lain dari TopTal menemukan bahwa 94% dari kesan pertama seorang pengguna terhadap sebuah bisnis bermula dari desain visual. Karena kedua fakta tersebut, banyak marketer yang mempraktikkan cara membuat mood board untuk menjangkau pengguna di internet dengan foto atau ilustrasi. Moodboard adalah salah satu cara yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan user experience pelanggan ketika berinteraksi dengan bisnis Anda.

Dengan adanya mood board, pengguna bisa mengetahui seperti apakah branding usaha Anda dengan lebih intuitif. 

Membuat moodboard bukanlah kewajiban, tetapi jika Anda ingin meraup manfaat dari penggunaannya, ada baiknya Anda menyimak cara membuat mood board yang tepat dan contoh mood board yang efektif terlebih dahulu. 

Apa Itu Moodboard?

Pada dasarnya, moodboard adalah sebuah kolase visual dalam bentuk panel yang berisikan berbagai referensi. Umumnya, referensi yang bisa ditambahkan ke moodboard terdiri dari gambar visual serta palet warna. Namun, ada juga yang memasukkan referensi auditori berupa lagu dan efek suara, atau bahkan referensi untuk indra lainnya seperti aroma parfum serta tekstur kain.

Manfaat Moodboard untuk Bisnis

Lantas, mengapa moodboard digunakan oleh bisnis? Tujuan dari membuat moodboard adalah mengumpulkan elemen yang mewakili identitas sebuah brand, sehingga marketer mengetahui kesan apa yang ingin diciptakan di mata pengguna. 

Selain itu, adanya moodboard juga akan menyelaraskan arahan desain yang akan digunakan untuk membuat konten marketing perusahaan dan menjaga konsistensi branding. Hal tersebut sangatlah penting, sebab 60% dari pengguna Millennial mengharapkan sebuah brand memiliki desain yang seragam di semua platform, dan konsistensi juga akan menghasilkan ROI produktivitas yang lebih besar karena bisa menghemat waktu kerja desainer.

Cara Membuat Mood Board dengan Tepat

Riset dari Nielsen Norman Group telah mengungkap bahwa konsistensi visual dapat meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap bisnis Anda. Nah, moodboard adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mempertahankan konsistensi tersebut. Namun, pastikan moodboard Anda tidak asal dibuat. Bagaimana caranya? Perhatikan tips serta cara membuat mood board yang benar sebagai berikut:

  1. Tentukan identitas dan tujuan bisnis Anda

Langkah pertama yang wajib Anda terapkan sebelum membuat moodboard adalah mengenal esensi serta identitas bisnis Anda. Tentunya, Anda tidak bisa menciptakan moodboard yang mewakili branding Anda jika tidak tahu apa yang menjadikan bisnis Anda unik. Perlu diingat bahwa 82% dari investor akan lebih memilih untuk berinvestasi pada brand dengan identitas yang kuat.

Untuk mengetahui arahan yang diperlukan, sebaiknya Anda menelusuri kembali kelebihan yang membedakan usaha Anda dengan kompetitor, target pasar yang ingin dijangkau, serta kesan yang ingin Anda hadirkan. Sebagai contoh, mungkin Anda ingin menciptakan image yang bersahabat dan bersemangat kalau taget audiensnya generasi muda, atau kesan profesional dan efisien untuk audiens berusia 30 tahun  ke atas.

  1. Pilih platform yang paling sesuai

Setelah menentukan kesan yang Anda ingin hadirkan kepada pengguna, langkah berikutnya dari merancang moodboard adalah menentukan platform yang ingin digunakan, yaitu fisik atau digital. Pasalnya, kebutuhan branding Anda akan sangat menentukan jenis moodboard yang sebaiknya dibuat. 

Misalnya, jika Anda merasa identitas branding busana Anda lebih mudah dirangkum dengan benda-benda yang harus disentuh di kehidupan nyata untuk mengetahui teksturnya, sebaiknya Anda memilih moodboard fisik dengan papan khusus. Sementara itu, Anda yang ingin lebih berfokus pada online marketing bisa membuat moodboard digital dengan file gambar, video, suara, atau gabungan ketiganya. 

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, terutama dari banyaknya sarana percetakan yang harus Anda gunakan, jadi pilihlah yang paling tepat untuk branding Anda.

  1. Kumpulkan referensi dan inspirasi dari berbagai sumber

Apabila Anda sudah menentukan tujuan branding dan platform moodboard yang ingin digunakan, Anda bisa segera mulai membuat moodboard. Komponen utama dari mood board adalah referensi yang menstimulasi kelima indra pengguna, sehingga Anda harus mengumpulkan semua unsur yang mewakili branding Anda. 

Biasanya, marketer akan menciptakan mood board dengan foto, ilustrasi, skema warna, logo, font yang akan digunakan, atau paduan dari kelima hal tersebut. Akan tetapi, bukan berarti pilihan Anda hanya terbatas pada elemen visual dan digital! 

Supaya mood board Anda semakin unik dan kreatif, tidak ada salahnya Anda memperoleh referensi berupa suara, aroma, dan tekstur suatu benda. Selain itu, Anda juga bisa mencari bahan yang diperlukan dari lingkungan sekitar alih-alih hanya mengandalkan mesin pencarian di internet. Pada tahap ini pun, Anda juga tidak perlu menyaring apa saja yang dikumpulkan. Selama karakteristiknya sesuai dengan branding Anda, jangan ragu-ragu menggunakannya.

  1. Lengkapi elemen visual dengan teks dan kata kunci singkat

Jika Anda berpikir bahwa isi dari moodboard adalah unsur visual saja, salah besar. Survei dari Zippia menemukan bahwa alasan dari 46% pengguna untuk meninggalkan sebuah website adalah informasi yang tidak jelas. Nah, Anda juga bisa menerapkan prinsip tersebut saat membuat mood board. 

Agar desainer maupun pengguna bisa memahami identitas yang ingin diciptakan oleh bisnis Anda dengan lebih baik, tidak ada salahnya Anda menyertakan sebuah teks deskripsi untuk melengkapi gambar di mood board. Deskripsi yang dapat ditambahkan ke mood board juga tidak perlu terlalu panjang; beberapa kata kunci atau satu kalimat saja sudah cukup selama itu bisa menggambarkan kesan yang ingin dicapai. 

Sebagai contoh, Anda dapat melengkapi mood board dengan kata sifat atau kata benda yang mewakili brand. Mudahnya, anggap saja Anda sedang mendeskripsikan seperti apakah bisnis Anda sebagai manusia yang akan ditemui oleh pelanggan dan kalimat apa yang akan sering diucapkan olehnya.

  1. Sunting konten mood board dan rapikan layoutnya

Setelah mengumpulkan semua referensi yang dapat mewakili identitas bisnis Anda, Anda sudah bisa memasuki tahap penyuntingan. Pada langkah ini, Anda harus memilih elemen mana saja yang paling sesuai dengan branding Anda dan menyingkirkan ide yang dirasa tidak terlalu menggambarkan kesan tersebut. Namun, tidak perlu khawatir. Elemen yang Anda kesampingkan untuk mood board saat ini bisa menjadi bahan untuk konten berikutnya dengan image yang lebih sesuai. 

Kalau Anda sudah menyaring gambar, palet warna, suara, dan semua referensi yang telah dikumpulkan, Anda tidak boleh melupakan satu langkah terakhir. Sebelum mempublikasikan moodboard kepada khalayak umum, Anda wajib merapikan layout yang akan digunakan. 

Menurut hasil survei dari Clutch, 94% pengguna mengutamakan kemudahan navigasi saat berinteraksi dengan sebuah konten atau website. Maka dari itu, pastikan Anda menyisakan white space atau ruang kosong yang memadai antara setiap elemen moodboard untuk memudahkan navigasi pengguna Anda saat memahami hierarki visual moodboard Anda.

Contoh Mood Board yang Menarik

Selama mencoba mengikuti langkah-langkah untuk membuat moodboard, tidak ada salahnya Anda mempelajari hasil ciptaan dari brand lain demi mengetahui penerapan yang tepat. Bagaimana jika Anda membutuhkan inspirasi mood board yang mengikuti kelima tips di atas? Anda bisa menyimak contoh mood board yang efektif dari berbagai sektor bisnis di bawah ini: 

  • Mood Board Promosi Varian Coca-Cola No Sugar

Untuk mempromosikan Coca-Cola versi tanpa gula, Ivan Zimmerman menciptakan sebuah moodboard yang menjawab tantangan varian tersebut. Ia menyadari bahwa kekurangan dari varian Coca Cola No Sugar adalah pamor dan rasa yang dipandang inferior oleh target demografinya, yaitu remaja, apalagi jika dibandingkan dengan Coca Cola Original. 

Maka dari itu, Zimmerman berupaya menghadirkan elemen keren dan segar dalam moodboard Coca-Cola No Sugar melalui foto aktivitas anak muda sambil menikmati Coca Cola, lalu memadukannya dengan desain ala interface komputer. Warna teks dan gambar yang digunakan pun sesuai dengan color scheme produk Coca-Cola, yaitu merah, putih, dan hitam sebagai aksen.

  • Mood Board yang Memperkenalkan Nuansa Kafe ala Yunani

Contoh lain dari mood board yang mampu memperkenalkan identitas sebuah bisnis dengan baik adalah hasil karya Kataryna Olszewska. Ia menciptakan sebuah mood board untuk Enodia Coffee, sebuah coffee shop dengan kesan cozy yang membanggakan biji kopi buatan Yunani. 

Olszewska berhasil menghadirkan nuansa kafe tersebut dengan penggunaan palet warna bernuansa hangat, foto interior kafe yang semua furniturnya terbuat dari kayu, aktivitas para baristanya, ilustrasi kemasan biji kopi dari Yunani yang digunakan, serta foto-foto yang menunjukkan lanskap alam Yunani. Untuk menjaga konsistensi, semua gambar pada moodboard tersebut memiliki bingkai berupa garis putih tipis.

  • Mood Board Fashion yang Menghadirkan Elemen Taktil dan Visual

Tidak hanya menonjolkan identitas bisnis, tujuan lain dari moodboard adalah menyampaikan pesan penting dari sebuah brand. Nah, moodboard buatan desainer busana lokal Kirana Kartawidjaja mampu memenuhi tujuan tersebut dengan paduan referensi visual serta taktil, yaitu tekstur benda yang dapat disentuh. 

Kirana ingin menyebarkan pesan bahwa penggunaan media sosial dapat berdampak bagi kesehatan mental remaja melalui lini busananya, yaitu Through the Wires. Mood board buatannya didominasi oleh gambar-gambar peralatan teknologi, teks yang menunjukkan kemuraman generasi muda dengan elemen interface komputer dan media sosial, serta detail setiap jenis kain yang akan digunakan untuk pakaian buatannya. 

Uniknya, desain pakaian pada moodboard tersebut dibuat dengan ilusi tiga dimensi, sehingga kainnya terlihat menonjol seolah bisa disentuh, bahkan jika mediumnya terbatas pada layar dua dimensi.

Selain mewakili branding yang ingin diciptakan dengan lebih intuitif, adanya contoh mood board juga dapat menyelaraskan proses desain untuk konten marketing melalui sejumlah referensi berupa gambar, suara, serta palet warna. Saat Anda baru memulai bisnis, wajar apabila Anda bertanya-tanya apakah moodboard bersifat wajib untuk strategi pemasaran. Jawabannya adalah tentu saja tidak. 

Namun, jika Anda ingin menciptakan moodboard keperluan proses produksi konten, alangkah baiknya Anda mengetahui cara membuat mood board dan contoh mood board yang tepat guna. Mengapa demikian? Untuk setiap dolar atau sekitar 16 ribu rupiah yang dihabiskan demi meningkatkan desain visual bisnis, Anda akan memperoleh rata-rata ROI sebesar 100 dolar

Akhir kata, pastikan Anda mempraktikkan cara membuat mood board yang tepat untuk membuat workflow pembuatan konten semakin efektif dan meningkatkan user experience. Pada akhirnya, Anda berpotensi menghasilkan lebih banyak keuntungan dalam jangka panjang.

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply