Apakah Anda ingin meningkatkan penjualan? Anda bisa mempertimbangkan strategi influencer marketing seperti paid promote dan endorse. Sebab, menurut WP Beginner, 90% pengguna internet menggantungkan keputusan belanja mereka pada review dari pengguna lain, termasuk influencer. Namun, apakah ada perbedaan paid promote dan endorse?

Walaupun keduanya sekilas terlihat mirip karena sama-sama melibatkan content creator yang sudah memiliki basis mengikut, sebenarnya ada sedikit perbedaan paid promote dan endorse. Mari kita simak selengkapnya di sini mengapa endorse dan paid promote adalah taktik yang tidak 100% sama.

Perbedaan Paid Promote dan Endorse

Image by freepik

Singkatnya, berikut adalah beberapa perbedaan paid promote dan endorse yang cukup mencolok:

1. Definisi

Secara definisi, paid promote adalah strategi pemasaran di mana bisnis membayar seorang influencer atau akun media sosial untuk mempromosikan produk atau layanan mereka melalui postingan yang bersifat komersial. Dalam paid promote, brand akan membuat konten atau arahan yang harus diikuti oleh influencer.

Di sisi lain, endorse adalah strategi pemasaran di mana bisnis meminta seorang influencer untuk menggunakan, mengulas, atau merekomendasikan produk atau layanan mereka. Berbeda dengan paid promote, endorsement sering kali melibatkan konten yang dibuat dan dikelola langsung oleh influencer sesuai gaya serta kepribadian mereka.

2. Cara kerja strategi influencer marketing

Perbedaan paid promote dan endorse yang berikutnya terletak pada alur kerjanya. Setelah menyetujui detail kerja sama paid promotion, Anda selaku perwakilan brand akan mengirimkan materi promosi kepada influencer. Contohnya, foto, video, atau teks copy yang relevan. Kemudian, influencer hanya perlu membagikan materi tersebut tanpa ada keterlibatan langsung dengan produk atau layanan yang dipromosikan.

Namun, dalam endorsement, influencer mencoba atau menggunakan produk yang Anda tawarkan. Lalu, mereka membagikan pengalaman pribadi mereka menggunakan produk tersebut kepada audiens mereka.

3. Media iklan

Paid promote biasanya menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Twitter, atau Facebook, di mana influencer memposting konten promosi yang telah disetujui oleh Anda. Postingan ini sering kali terlihat seperti iklan tradisional yang disesuaikan dengan audiens target. 

Selain itu, strategi ini juga identik dengan menerbitkan konten di media berbayar atau akun publik yang memiliki banyak pengguna. Contohnya, katalog kompilasi promosi dan diskon, komunitas hobi tertentu, atau forum diskusi.

Endorse juga menggunakan platform media sosial, tetapi biasanya dalam bentuk konten yang lebih personal seperti ulasan video, cerita, atau postingan yang menampilkan influencer menggunakan produk Anda. Media yang digunakan lebih beragam, termasuk blog, YouTube, atau bahkan podcast. Jadi, kontennya tidak hanya terbatas pada post di media sosial.

4. Sistem pembayaran dan pricing

Ternyata, perbedaan paid promote dan endorse juga terletak pada sistem penentuan harga dan pelunasan biayanya. Pada paid promote, influencer menerima pembayaran tetap atau berdasarkan jumlah postingan yang dibuat. Harga ini biasanya ditentukan oleh jumlah pengikut, tingkat interaksi, dan platform yang digunakan.

Dalam endorse, pembayaran yang diterima influencer bisa berupa produk gratis, komisi berdasarkan penjualan (jika menggunakan kode promo atau link afiliasi), atau pembayaran tetap. Harga endorse sering kali lebih tinggi daripada paid promote karena melibatkan lebih banyak usaha dari influencer, termasuk pengujian produk dan pembuatan konten yang lebih kreatif.

Sebagai gambaran, menurut Rencanamu, harga rata-rata untuk paid promote di Instagram dimulai dari Rp100 ribu per post. Sedangkan, untuk endorsement, harganya meningkat hingga Rp200-500 ribu per post. 

Tentunya, harga ini bisa lebih tinggi bergantung dari seberapa banyak jumlah pengikut influencer yang ingin Anda jangkau. Semakin besar basisnya, biayanya tentu juga akan lebih tinggi sampai jutaan rupiah. Selain itu, beberapa akun juga dapat memberlakukan biaya tambahan apabila Anda ingin menayangkan konten pada jam aktif pengguna di akun tersebut.

5. Tingkat keberhasilan

Paid promote cenderung efektif untuk meningkatkan visibilitas jangka pendek dan mendatangkan traffic langsung ke situs web, halaman produk, atau akun media sosial Anda. 

Namun, karena terlihat lebih seperti iklan, tingkat kepercayaan dari audiens mungkin lebih rendah. Sebab, berdasarkan penemuan dari GWI, pengguna internet lebih menyukai konten promosi yang bersifat humoris dan relevan dengan minat mereka. Terutama, untuk kalangan Gen Z atau lebih muda.

Endorse biasanya memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam hal membangun kepercayaan dan kredibilitas di mata konsumen. Karena influencer berbagi pengalaman pribadi, audiens cenderung lebih percaya dan tertarik untuk mencoba produk yang direkomendasikan. 

Apalagi, menurut data dari Tech Report, ketika seorang  influencer merekomendasikan sebuah produk, jumlah viewer mereka yang tertarik membelinya bisa mencapai 80% dari total satu konten.

6. Kelebihan dan kekurangan

Dalam paid promote, Anda selaku pemilik brand memiliki kendali penuh atas pesan yang ingin disampaikan. Sebab, Anda dapat memastikan bahwa informasi produk disampaikan secara tepat. Kekurangannya, pendekatan ini mungkin kurang autentik dan terlihat seperti iklan yang bisa diabaikan oleh audiens.

Di sisi lain, endorsement lebih unggul dari segi autentisitas dan kepercayaan dari audiens. Influencer yang jujur dan terbuka dalam merekomendasikan produk dapat meningkatkan brand awareness dan penjualan secara efektif. Namun, kekurangannya adalah Anda memiliki kendali yang lebih sedikit atas pesan yang disampaikan, dan harga endorse cenderung lebih tinggi.

Sebaiknya Pilih yang Mana?

Dengan mempertimbangkan keenam perbedaan paid promote dan endorse di atas, promosi berbayar lebih disarankan jika Anda ingin menyampaikan informasi spesifik atau mempromosikan penawaran khusus, seperti diskon atau peluncuran produk baru. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan strategi ini apabila Anda memiliki target menjangkau sebanyak mungkin audiens dalam jangka waktu pendek.

Lantas, bagaimana jika Anda lebih berfokus pada brand awareness dan reputasi brand? Endorsement adalah jawabannya. Sebab, Anda bisa membangun kepercayaan terhadap produk atau layanan dengan ulasan atau testimoni pribadi dari seseorang yang dipercaya oleh target audiens Anda. Jadi, Anda bisa menciptakan hubungan jangka panjang dengan audiens melalui rekomendasi yang tampak lebih jujur dan personal.

Walaupun sekilas terlihat mirip, sebenarnya endorsement dan paid promote adalah strategi dengan cara kerja serta peruntukan yang berbeda. Paid promote adalah taktik mempromosikan barang dengan konten yang Anda buat untuk diterbitkan di akun publik, sehingga lebih cocok untuk menyampaikan informasi tertentu. 

Sementara itu, strategi influencer marketing dengan endorsement lebih disarankan untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap brand. Apalagi, kalau Anda ingin menjangkau Gen Z karena menurut Marketing Dive, 44% dari mereka mempercayai rekomendasi personal dari influencer.

Jadi, dengan memahami apa saja perbedaan paid promote dan endorse, Anda bisa memilih strategi influencer marketing yang paling tepat untuk target kampanye. Namun, apabila Anda masih kebingungan merancang rencana yang tepat dan cara mengeksekusinya, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan marketer ahli agar lebih tepat sasaran.

Ingin belajar lebih banyak seputar marketing? Yuk, klik Sign Up untuk bergabung dengan komunitas “Anak Marketing Indonesia”! Di komunitas ini, Anda akan bertemu dengan banyak praktisi marketing dari seluruh Indonesia, serta bisa mengakses berbagai konten dan event eksklusif yang insightful. Grup ini murni untuk saling sharing ilmu dan memiliki kebijakan anti spam yang sangat ketat!

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply