Mungkin saja, Anda pernah mendengar nasihat bahwa strategi marketing harus mampu membangkitkan emosi dalam pembeli agar bisa sukses. Nah, prinsip ini semakin relevan dengan banyaknya pembicaraan tentang strategi FOMO marketing artinya apa. Lantas, mengapa FOMO marketing adalah kunci keberhasilan promosi? Menurut Trust Pulse, 60% generasi muda yang mengalami FOMO melakukan pembelian impulsif.
Jadi, FOMO marketing adalah strategi yang bisa mendorong penjualan dan antusiasme. Apalagi, contoh strategi FOMO marketing juga sangat beragam, sehingga Anda bisa sesuaikan dengan model bisnis Anda. Mari kita pelajari esensi dan strategi FOMO marketing selengkapnya di sini!

FOMO Artinya Apa dalam Marketing?
Pertama, FOMO artinya apa? Secara umum, FOMO atau Fear of Missing Out merujuk kepada perasaan cemas atau takut kehilangan kesempatan tertentu. Dalam konteks marketing, FOMO muncul ketika pelanggan merasa bahwa mereka harus segera bertindak untuk mendapatkan manfaat dari suatu penawaran atau mereka akan melewatkannya.
Dengan mempertimbangkan FOMO artinya apa, strategi pemasaran FOMO haruslah bisa menciptakan urgensi yang mendorong konsumen untuk segera mengambil keputusan pembelian. Sebab, ketika pelanggan merasa ada keterbatasan waktu, jumlah, atau eksklusivitas dalam suatu penawaran, mereka cenderung lebih impulsif dalam mengambil keputusan.
Namun, sebaiknya Anda menggunakan strategi ini secara etis dan tepat sasaran. Sebab, FOMO marketing yang dilakukan secara berlebihan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi konsumen dan bahkan merusak citra brand.
Contoh Strategi FOMO Marketing
Ada berbagai strategi pemasaran yang sejalan dengan esensi FOMO artinya apa. Berikut adalah beberapa contoh yang lazim diterapkan banyak brand:
1. Diskon terbatas
Penawaran diskon yang hanya berlaku untuk waktu tertentu menjadi salah satu cara paling umum untuk menciptakan FOMO. Misalnya, “Diskon 50% hanya untuk hari ini!” atau “Flash Sale hanya sampai besok!”. Dengan menambahkan batas waktu yang ketat, Anda dapat mendorong konsumen untuk segera membeli produk atau jasa Anda sebelum penawaran tersebut berakhir. Terutama, jika Anda tidak akan mengadakan diskon tersebut lagi dalam waktu dekat untuk produk yang banyak diincar.
2. User Generated Content
Menggunakan konten yang dibuat oleh pelanggan, seperti review berupa foto atau video singkat, juga dapat memicu rasa FOMO. Sebab, ketika orang melihat pengguna lain menikmati produk atau layanan tertentu, mereka merasa terdorong untuk ikut mencobanya.
Selain itu, menurut Wiser Notify, 71% pengguna mengandalkan rujukan dari sesama pengguna di media sosial sebelum membeli sebuah produk. Jadi, konten yang autentik dan jujur daripada hanya menerapkan influencer marketing bisa semakin memperkuat keyakinan konsumen bahwa mereka harus segera mendapatkan produk atau layanan Anda.
3. Reward terbatas untuk pelanggan setia
Program loyalitas dengan hadiah yang hanya tersedia untuk waktu tertentu dapat menjadi strategi FOMO yang efektif. Misalnya, Anda menawarkan poin bonus atau diskon eksklusif bagi pelanggan yang melakukan pembelian dalam jangka waktu tertentu. Kemudian, mereka dapat menukarkan poin tersebut dengan produk yang tidak akan tersedia lagi dalam waktu dekat. Hal ini bisa mendorong pembelian karena adanya sense of urgency sekaligus memperkuat hubungan dengan pelanggan setia.
4. Produk dengan jumlah terbatas
Menjual produk dalam jumlah terbatas dan menegaskan bahwa barang tersebut tidak akan di-restock lagi setelah habis dapat menciptakan rasa eksklusivitas. Strategi ini sering diterapkan pada industri fashion atau koleksi edisi terbatas, seperti “Hanya 100 unit tersedia – segera miliki sebelum kehabisan!”
5. Promosi di event secara langsung
Mengadakan promosi eksklusif selama acara tertentu juga efektif menciptakan rasa FOMO. Contohnya, Anda dapat memberikan diskon khusus hanya untuk pengunjung pameran atau event yang Anda adakan. Strategi ini mendorong orang untuk hadir secara langsung demi mendapatkan keuntungan eksklusif yang tidak tersedia di tempat lain. Nah, melalui ajang ini juga, Anda dapat menjalin interaksi langsung dengan pelanggan untuk mengumpulkan feedback serta membangun antusiasme.
Tips Menerapkan FOMO Marketing Adalah…
Agar strategi pemasaran FOMO Anda lebih sukses, sebaiknya Anda menerapkan tips dan trik berikut:
1. Tawarkan call-to-action yang menggugah urgensi dan emosi
Mengingat FOMO artinya apa, tentunya Anda perlu call-to-action yang kuat untuk memicu perasaan impulsif pada konsumen. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda menghindari penggunaan frasa standar seperti “Jangan lewatkan penawaran ini!” atau “Diskon hanya berlaku sampai tanggal ini!”
Sebaliknya, gunakan kata-kata yang lebih spesifik dan menggugah emosi, seperti “Hanya tersisa 5 produk – miliki sekarang!” atau “Host workshop favorit Anda akan segera pensiun. Segera pesan tiket Anda untuk mengikuti kelas terakhir bersama mereka!” Dengan begitu, Anda bisa lebih efektif membangun rasa urgensi pada konsumen.
2. Perhatikan jarak waktu antara tiap kampanye
Meluncurkan terlalu banyak kampanye yang bertujuan membangkitkan perasaan FOMO dalam waktu singkat dapat membuat pelanggan kebal terhadap pesan Anda. Oleh sebab itu, Anda perlu memberi jeda waktu yang cukup antara satu kampanye dengan kampanye berikutnya. Misalnya, Anda bisa membuat penawaran setidaknya sebulan sekali atau lebih lama dari itu. Semakin lama jarak waktunya, semakin tinggi urgensi yang dirasakan oleh konsumen.
Dengan demikian, konsumen akan tetap merasa bahwa penawaran Anda benar-benar eksklusif dan bukan sekadar strategi promosi rutin.
3. Perkuat social proof di setiap promosi
Social proof, seperti testimoni pelanggan, ulasan produk, atau jumlah pembeli, dapat memperkuat efek FOMO. Alasannya, pelanggan cenderung merasa lebih percaya diri untuk membeli sesuatu jika mereka melihat banyak orang lain juga melakukannya. Misalnya, Anda dapat menampilkan angka seperti “Lebih dari 1.000 pelanggan telah membeli produk ini minggu ini!” atau “1.000 orang sedang melihat produk ini!” di halaman promosi Anda.
4. Publikasi konten secara rutin adalah kunci
Publikasi konten yang konsisten dapat membantu Anda memanfaatkan efek FOMO secara berkelanjutan. Nah, di sinilah Anda bisa menerapkan strategi drip marketing karena cocok dengan esensi FOMO artinya apa. Sebab, strategi ini mengharuskan Anda memberikan informasi secara bertahap untuk membangun minat dan urgensi secara perlahan.
Sebagai contoh, Anda bisa memulai dengan teaser mengenai produk baru, diikuti dengan informasi pendaftaran pre-order, pengumuman waktu peluncuran, testimoni para pelanggan yang sudah pre-order, dan akhirnya membuka penawaran terbatas untuk umum.
FOMO marketing adalah strategi yang bisa Anda terapkan di era media sosial untuk meningkatkan penjualan. Sebab, kunci utama dari strategi FOMO marketing adalah urgensi dan rasa takut melewatkan kesempatan mendapatkan penawaran terbatas. Apalagi, riset dari Bloemen dan Coninck (2020) menunjukkan bahwa generasi muda sering kali merasa FOMO setelah melihat konten promosi di media sosial.
Lalu, bagaimanakah Anda bisa memicu perasaan tersebut dengan strategi FOMO marketing? Mudahnya, pastikan Anda memberikan jeda waktu yang cukup panjang antara setiap promosi atau kampanye, gunakan CTA yang menggugah emosi dan menawarkan nilai tambah untuk konsumen, serta rutin mempublikasikan konten promosi. Terutama, dengan review dan testimoni dari pengguna lain.
Kalau Anda ingin belajar lebih lanjut seputar FOMO marketing dan penerapannya, Anda bisa bertukar wawasan bersama marketer yang berpengalaman di bidang tersebut! Untuk menemukannya, Anda dapat bergabung bersama Komunitas Anak Marketing dengan klik sign-up gratis. Setelah menjadi anggota, Anda akan berkesempatan mengakses manfaat eksklusif seperti mengikuti acara sharing interaktif dengan praktisi marketing di seluruh Indonesia serta mendapatkan laporan riset pemasaran lengkap.