Strategi pemasaran offline kira-kira masih dibutuhkan startup tidak, ya?

Daftar startup unicorn Indonesia terus bertambah dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Bahkan, Indonesia ternyata merupakan lokasi dari 38 persen unicorn Asia Tenggara. Hingga September 2022, sebanyak 13 startup dalam negeri sudah memperoleh status unicorn, yakni mencapai valuasi $1 miliar atau sekitar Rp15 triliun. Beberapa di antaranya adalah Kopi Kenangan, Ajaib, Tokopedia dan Gojek. 

Menjalankan bisnis di era digital, perusahaan-perusahaan tersebut kerap melakukan aktivitas marketing melalui media sosial, email, atau platform digital lainnya. Tapi, apakah strategi pemasaran offline yang sering dianggap ketinggalan jaman masih digunakan oleh startup unicorn? Jika iya, apa saja strategi pemasaran offline yang masih mereka pakai?

Startup ads
Photo credit: rawpixel

Strategi pemasaran offline masih relevan?

Sesuai namanya, offline marketing adalah semua strategi pemasaran yang tidak mengandalkan internet. Ini merupakan strategi pemasaran tradisional dan diandalkan selama teknologi belum secanggih saat ini. Contohnya iklan koran, billboard, flyer, juga TV dan radio.

Dengan kekuatan internet yang mampu menjangkau audiens dalam jumlah besar, offline marketing mulai ditinggalkan. Misalnya, hanya 10,5 persen perusahaan di Inggris yang mengalokasikan anggaran untuk media offline. Padahal, strategi pemasaran offline masih tetap relevan untuk diterapkan asal tahu mana strategi yang tepat. Sebagai referensi offline marketing yang masih relevan, Anda dapat menyimak strategi yang diterapkan oleh beberapa startup unicorn berikut ini.

Contoh strategi pemasaran offline startup unicorn

  • Instalasi marketing

Installation marketing atau installation advertising adalah strategi pemasaran offline yang menerapkan instalasi kreatif untuk mempromosikan pesan, produk, atau brand tertentu. Tujuannya untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat. Sehubungan dengan signifikansi media sosial dalam kehidupan masyarakat sekarang, instalasi marketing juga bertujuan mendorong orang-orang supaya mengunggah karya advertising tersebut di media sosial.

Strategi ini pernah dilakukan oleh Gojek dan Traveloka. Gojek telah beberapa kali menerapkan instalasi marketing, salah satunya BTS | Gojek Space Installation yang melibatkan teknologi augmented reality (AR). Diadakan di Gandaria City pada September 2022, perusahaan layanan transportasi online itu menawarkan hiburan bagi penggemar BTS atau ARMY. 

Ada dua instalasi dalam rangkaian BTS | Gojek Space Installation yang memanfaatan AR. Pertama, pengunjung dapat merekam dirinya sendiri seakan-akan ikut menjadi bintang iklan bersama member BTS. Kedua, terdapat kesempatan untuk merasakan imajinasi naik GoRide dan GoCar bareng ketujuh anggota grup. Selain itu, terdapat juga merchandise eksklusif BTS, yaitu postcard. Undian postcard eksklusif bisa didapatkan jika pengunjung menyelesaikan misi di aplikasi Gojek.

Sementara, Traveloka memasang instalasi berbentuk koper di sejumlah titik Yogyakarta dan Medan pada tahun 2018 lalu. Chief Marketing Officer Traveloka saat itu, Dannis Muhammad, menyebutkan bahwa itu merupakan upaya Traveloka untuk memperluas pasar dan berinovasi dalam strategi konvensional. Instalasi kreatif tersebut juga mencantumkan kode promo, yang menunjukkan integrasi offline dan online marketing.

  • Pameran

Pameran pun dapat menjadi pilihan strategi pemasaran secara offline. Pada 2020, ada penyelenggaraan pameran vendor pernikahan dan edukasi anak bertajuk Tokopedia Fair x Bridestory Fair x Parentstory Fair. Sinergi Tokopedia bersama mitra strategis tersebut bermaksud menciptakan peluang lebih luas bagi masyarakat. Ini juga merupakan jembatan menuju pengalaman berbelanja online to offline (O2O).

Gelaran yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD tersebut melibatkan lebih dari 400 vendor pernikahan, juga sejumlah brand ternama dari berbagai kategori produk dan aktivitas edukatif bagi anak. Pameran one-stop shopping experience itu pun disambut baik oleh masyarakat, sehingga bisa menjadi referensi offline marketing bagi bisnis Anda.

  • Billboard unik

Iklan billboard memang sudah ada sejak tahun 1800-an, yang umumnya dikenal sebagai poster besar yang diisi visual menarik. Namun, kini startup unicorn dan sejumlah perusahaan lain semakin kreatif dalam menghias billboard. Meski bentuk billboard tradisional masih digunakan, ada juga beberapa yang menarik.

Salah satunya adalah billboard Gojek yang penuh dengan tulisan. Billboard ini sempat ramai dibicarakan di media sosial, karena tidak memiliki visual lain selain tulisan yang terbagi menjadi dua paragraf. Iklan tersebut membekas di benak audiens yang sedang dilanda kemacetan jalan raya Jakarta. Punchline dari iklan Gojek ini cukup ngena, “Dari tadi belom nyampe perempatan Kuningan juga? Gojek-in aja.”

Gojek juga pernah memasang iklan billboard unik lain di tengah pandemi. Untuk mempromosikan terobosan berupa sekat pelindung pada layanan GoCar dan GoRide, dirancang billboard 3D. Ilustrasi poster billboard menunjukkan bahwa virus tidak akan menembus sekat pelindung dengan kalimat dalam ukuran besar, “Jangan biarkan virus berpindah tangan.”

Tidak ada salahnya jika Anda tetap ingin memakai bentuk billboard tradisional. Namun, banyaknya informasi bertebaran mengakibatkan information overload di mana audiens tidak bisa mengingat pesan bisnis Anda ketika disampaikan dengan cara biasa. Sehingga, solusi yang dapat dilakukan yaitu berani mencoba hal baru jika ingin melakukan pemasaran konvensional.

  • Gathering

Masih ada lagi strategi offline marketing yang relevan, yaitu gathering. Beberapa jenis bisnis membutuhkan komunitas dalam memastikan kelancaran usaha, contohnya adalah e-commerce. Salah satu perusahaan e-commerce Indonesia yang meraih status unicorn, Blibli, mengadakan gathering dengan mitra usaha setiap tahunnya.

Dalam rangkaian gathering, Blibli memberikan apresiasi bagi mitra usaha dari berbagai kategori produk. Ada juga sesi sharing yang bermanfaat, seperti dari CEO dan co-founder Blibli, Kusumo Martanto. Acara seperti ini membuat mitra menjadi semakin loyal kepada perusahaan. Sebab, mitra merasa bahwa usahanya tidak sia-sia dan dapat menambah wawasan seputar bisnis melalui gathering. 

Meski Blibli Partner Gathering 2021 diselenggarakan secara online dari sebelumnya selalu offline, acara pertemuan seperti ini dapat kembali dilangsungkan secara tatap muka setelah pandemi mereda. Publik sudah semakin bersemangat untuk kembali beraktivitas secara  offline, yang dapat Anda manfaatkan dalam marketing.

  • Konsep grab and go

Mungkin Anda bisa langsung menebak bahwa konsep grab and go diterapkan oleh startup bidang food and beverage, Kopi Kenangan. Konsep ini memiliki ciri khas berupa tempat duduk terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Jika ada menu makanan, pilihan yang tersedia hanya makanan ringan seperti cookies atau roti.

Nah, kalau konsep ini bisa dibilang merupakan gabungan antara online dan offline. Soalnya, grab and go sesuai dengan pergeseran perilaku masyarakat yang suka melakukan pemesanan dari jarak jauh. Konsumen sudah tidak selalu memerlukan tempat untuk nongkrong di tempat kopi. Jadi, pengusaha pun dapat menghemat biaya dengan mengurangi meja dan kursi.

Namun, pengusaha tetap memerlukan toko fisik untuk membangun trust dari konsumen, terutama di fase awal berbisnis. Sehingga, ini cocok untuk diterapkan startup F&B. Keberadaan toko fisik juga termasuk upaya marketing,  karena mampu meningkatkan brand awareness dan brand trust. Ini alasan beberapa usaha kopi menerapkan desain kedai fisik yang unik dan Instagramable.

Kehadiran konsep grab and go menimbulkan efek domino bagi layanan transportasi online atau layanan antar makanan. Ini berarti konsep kedai kopi tersebut turut mendukung kelangsungan jasa seperti Grabfood, GoFood, hingga ShopeeFood.

Temukan strategi pemasaran offline yang tepat

Setelah menyimak contoh strategi yang diterapkan oleh sejumlah startup unicorn, dapat disimpulkan bahwa pemasaran secara offline masih relevan di era digital. Namun, tantangannya adalah bagaimana Anda mengimplementasikan kreativitas dalam strategi marketing. Strategi offline marketing yang hanya mengikuti ide-ide sebelumnya berisiko tenggelam dan tidak membekas di benak masyarakat.

Oleh karena itu, gali kembali konsep dan nilai-nilai yang dipegang oleh bisnis Anda. Dari prinsip atau nilai yang dipegang perusahaan, nilai mana kira-kira bagus untuk ditonjolkan melalui strategi ini? Dengan mengetahui hal tersebut, Anda dapat mengandalkan strategi pemasaran offline yang kreatif. Temukan ide yang tepat dengan mengandalkan identitas yang tertanam di perusahaan atau jangan sungkan untuk kolaborasi dengan pihak lain. 

Writer Profile
  • Kaylina Ivani

    Marketing enthusiast, penikmat kopi dan senja, penikmat hot chocolate

Share This
Comment

Leave a Reply