Potensi pasar influencer marketing menunjukkan keuntungan yang sangat menjanjikan, tepatnya sebesar 16,4 miliar dolar pada tahun 2022. Maka dari itu, tidak mengherankan jika belakangan ini, 93% dari marketer berlomba-lomba menjalin hubungan kerja sama dengan influencer terkenal.
Dalam praktik marketing pun, ada kalanya influencer mikro dipandang sebelah mata karena menurut Harvard, influencer dengan lebih banyak pengikut akan menghasilkan ROI lebih tinggi. Padahal, micro influencer bisa menjadi strategi marketing bermanfaat bagi bisnis. Justru micro influencer adalah alternatif yang bisa Anda pertimbangkan ketika budget marketing sedang terbatas.
Bagaimanakah Anda bisa menjalankan strategi marketing yang efektif dengan menggandeng micro influencer? Mari kita pelajari konsep dasar, kelebihan, serta contoh penggunaannya dalam kehidupan nyata di bawah ini.
Micro Influencer Adalah
Pertama, mari kita mulai dengan pengertian mendasar dari influencer. Influencer sendiri merupakan individu yang memiliki kredibilitas di media sosial dan mampu memengaruhi keputusan akhir seseorang untuk membeli suatu layanan atau produk. Kredibilitas tersebut hadir dalam bentuk jumlah pengikut yang tidak dapat dianggap remeh, sebab hal tersebut menunjukkan bahwa banyak orang menyukai konten mereka.
Nah, micro influencer adalah seorang influencer yang pada umumnya memiliki 1.000 hingga 100.000 orang pengikut pada akun media sosial mereka. Akan tetapi, rentang angka aktual yang menjadi persyaratan minimum influencer kecil sangat beragam untuk setiap platform media sosial. Hal ini dikarenakan penentuannya berkaitan erat dengan perilaku pengguna serta algoritma sebuah media sosial.
Misalnya, jumlah pengikut minimum untuk micro influencer di Instagram adalah 10.000 orang, sedangkan pada TikTok, angkanya mencapai 500.000 orang. Mengapa demikian? Pengguna hanya akan menerima konten dari orang yang mereka ikuti di Instagram. Namun, di TikTok, mereka bisa melihat video dari siapa pun di halaman FYP selama jumlah views-nya cukup tinggi.
Manfaat Micro Influencer
Walaupun micro influencer tidak memiliki jumlah pengikut sebanyak macro influencer, mereka tetap memiliki manfaat tersendiri untuk strategi marketing Anda. Apa saja keuntungan dari menggandeng micro influencer untuk mempromosikan suatu bisnis? Berikut kelebihan yang akan Anda saksikan:
- Menghasilkan engagement rate yang lebih tinggi dengan autentik
Survei telah membuktikan bahwa bagi 70% remaja lebih percaya influencer dibandingkan selebritas tradisional. Maka dari itu, besar kemungkinan mereka akan mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh seorang influencer makro maupun mikro, termasuk untuk membeli produk baru.
Nah, karena preferensi tersebut, influencer berskala kecil dan besar akan memiliki engagement rate yang lebih tinggi. Akan tetapi, potensi dari influencer mikro tidak dapat dianggap remeh. Mengapa? Engagement rate rata-rata seorang micro influencer dapat mencapai 3,86% di Instagram dan hampir 18% di TikTok, atau 60% lebih tinggi dibandingkan dengan performa macro influencer.
- Menghemat biaya dengan harga jasa yang lebih terjangkau
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Anda selaku pemilik usaha berskala kecil dapat mempertimbangkan micro influencer karena biaya kerja sama dengan mereka lebih murah. Secara garis besar, Anda harus menyiapkan biaya sebesar 4,5 hingga 7,2 juta rupiah per Instagram post atau 7,7 hingga 12,3 juta rupiah per video di Instagram untuk macro influencer.
Sementara itu, jika Anda ingin bekerja sama dengan micro influencer, biaya untuk satu post berupa foto berkisar antara 1,3 sampai 2,5 juta rupiah. Sementara itu, satu video singkat dikenakan harga 2,7 hingga 5,4 juta rupiah saja.
Anda juga tidak perlu mengkhawatirkan soal return of investment dari strategi marketing yang menggunakan influencer berskala kecil. Sebab, studi telah membuktikan bahwa gambar unggahan seorang micro influencer memiliki conversion rate yang melebihi 20% untuk sekali post, atau 7% lebih tinggi dari conversion rate yang dihasilkan macro influencer.
- Meningkatkan interaksi dengan pengguna melalui spesialisasi khusus
Menurut penemuan dari Markerly, micro influencer lebih berfokus pada satu bidang tertentu apabila dibandingkan dengan influencer berskala besar. Dengan spesifikasi niche yang lebih terarah, mereka mampu menjaring lebih banyak pengikut yang memiliki kesamaan minat dengan mereka.
Misalnya, seorang individu yang berkecimpung dalam bidang fotografi akan menarik sesama fotografer dan pecinta fotografi karena konten yang mereka unggah hanya berpusat pada hal tersebut. Dengan demikian, Anda dapat menjangkau lebih banyak pelanggan baru dengan niche yang lebih spesifik.
Selain itu, para pengikut influencer berskala kecil ini juga lebih berdedikasi, sebab influencer dengan jumlah pengikut yang tidak terlalu banyak dapat menyempatkan waktu untuk membalas setiap interaksi dari pengikut mereka. Berbeda dengan macro influencer, hal inilah yang menghasilkan 22,2 kali lebih banyak pembicaraan tentang rekomendasi produk.
Contoh Penerapan Micro Influencer Marketing
Setelah mempelajari keuntungan dari menjalin hubungan kerja sama dengan influencer yang memiliki ribuan atau puluhan ribu pengguna saja, mungkin Anda tertarik mengetahui keberhasilannya dalam kehidupan nyata. Berikut adalah beberapa contoh brand besar yang sukses menerapkan strategi marketing dengan micro influencer:
- Program #LaCroixLove dan #LiveLaCroix dari La Croix
Salah satu brand terkenal yang menerapkan strategi marketing dengan micro influencer adalah La Croix, produsen sparkling water asal Amerika Serikat yang terkenal dengan berbagai rasanya. Untuk memasarkan partnership mereka dengan program Whole30 Nutrition, mereka mengajak semua orang termasuk influencer yang memiliki fanbase kecil mengunggah foto aktivitas keseharian dengan kaleng La Croix.
Supaya lebih terpadu, La Croix pun menghadirkan hashtag #LaCroixLove dan #LiveLaCroix untuk mengumpulkan semua foto pengguna. Kemudian, mereka akan mem-posting ulang beberapa foto tersebut di profil resmi mereka. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan insentif berupa produk gratis kepada influencer tertentu, sehingga jumlah hits dari kedua hashtag tersebut sudah melebihi ratusan ribu.
- Coca Cola: Menjaring Micro Influencer Melalui #Cokeambassador
Sama seperti La Croix, Coca Cola juga merilis sebuah hashtag untuk mendapatkan user generated content dari para influencer berskala kecil. Mereka mendorong para pengikutnya untuk mengunggah foto diri sendiri menikmati segelas Coca Cola sambil menjalani kegiatan sehari-hari. Semua foto tersebut akan terkumpul dalam satu tempat, yaitu hashtag #Cokeambassador.
Dari sanalah mereka mendapatkan database influencer potensial yang dapat diajak bekerja sama untuk promosi ke depannya. Sebagai gambaran, satu foto bisa menghasilkan lebih dari 700 likes, sehingga marketing campaign ini dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan engagement serta exposure untuk bisnis mereka.
- Kerja Sama Amazon Audible dengan Jesse Driftwood
Walaupun berstatus sebagai salah satu perusahaan dengan nilai terbesar di dunia, Amazon juga pernah menggandeng seorang influencer mikro untuk mempromosikan salah satu produk terbarunya, yaitu platform audiobook bernama Audible. Influencer yang mereka pilih adalah Jesse Driftwood, seorang fotografer dengan jumlah pengikut kurang dari 100.000 orang ketika inisiatif tersebut dimulai.
Uniknya, Amazon memberikan Driftwood kebebasan untuk mempromosikan Audible alih-alih mewajibkan sebuah naskah sales pitch. Maka dari itu, Driftwood memutuskan untuk berbagi pengalaman pribadinya tentang bagaimana Amazon Audible mampu membuatnya tetap produktif di tengah ketidakpastian hidup.
Caption yang sangat dekat dengan realitas para pengikutnya membuat post tersebut tidak terasa seperti bahan promosi sebuah brand besar, melainkan lebih mendekati kisah teman sendiri. Hasilnya, post tersebut berhasil mendapatkan lebih dari 10 ribu likes, dan kini Audible sudah mendapatkan puluhan juta pengunjung dan estimasi pemasukan sebanyak 200 juta dolar.
Bekerja sama dengan micro influencer adalah langkah yang bisa Anda ambil untuk meningkatkan brand awareness, terutama jika Anda baru memulai sebuah usaha. Pasalnya, beberapa keuntungan utama dari menggandeng micro influencer adalah engagement rate yang lebih tinggi, akses target demografi baru, dan ROI yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan murahnya biaya yang dikeluarkan.
Walaupun praktik ini lebih sering dianggap remeh dalam dunia marketing, justru manfaatnya akan sangat berguna bagi bisnis besar maupun kecil. Perlu diingat bahwa 82% pengguna media sosial lebih menyukai endorsement dari micro influencer. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, kini 90% brand dari berbagai sektor bisnis lebih memilih untuk menjalin hubungan kerja sama dengan influencer berskala kecil. Jadi, Anda tidak perlu ragu-ragu menghubungi influencer yang paling sesuai dengan branding serta tujuan strategi digital marketing Anda untuk peluang kolaborasi, bahkan jika jumlah pengikut mereka tidak mencapai 100.000 orang.