Untuk Anda yang ingin memperluas jangkauan bisnis di Indonesia, Anda bisa menggunakan satu platform selain Instagram dan TikTok, yaitu WhatsApp. Mengapa? Buktinya, jumlah pengguna WhatsApp di Indonesia sudah melebihi 120 miliar orang dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, strategi WhatsApp marketing bisa mendorong engagement, brand awareness, dan tentunya penjualan.

Namun, kesuksesan marketing via WhatsApp akan lebih efektif jika Anda berfokus pada membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Sebab, menurut laporan dari Spectrm, konsumen lebih suka berbisnis dengan brand yang aktif melakukan marketing via WhatsApp dengan menarik. Jadi, seperti apakah strategi WhatsApp marketing yang cocok untuk tujuan tersebut?

Strategi WhatsApp Marketing untuk Membangun Hubungan Baik dengan Pelanggan

Saat Anda membuat rencana WhatsApp marketing, pastikan Anda menerapkan keempat tips berikut agar bisa menciptakan pengalaman pengguna yang positif:

1. Sambut pelanggan baru

Hubungan dengan pelanggan melalui WhatsApp sudah bermula sejak pesan pertama. Apalagi, menurut data dari WhatsApp for Business, brand yang proaktif menghubungi konsumen terlebih dahulu lebih berpeluang mencetak penjualan 20% lebih tinggi. Nah, Anda bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan menyambut pelanggan baru secara personal.

Saat pelanggan baru pertama kali menghubungi Anda atau mendaftar untuk menerima pesan, kirimkan ucapan selamat datang yang ramah dan hangat. Pesan ini bisa berupa pengenalan singkat tentang bisnis Anda, serta penjelasan tentang apa yang pelanggan dapat harapkan dari komunikasi ini. Alternatif lainnya, Anda juga bisa mengirimkan promo diskon khusus untuk pengguna baru agar mereka semakin terdorong melakukan pembelian ulang.

2. Perhatikan waktu pengiriman pesan

Mengirim pesan pada waktu yang tepat adalah kunci untuk menjaga keterlibatan pelanggan tanpa mengganggu mereka. Anda harus memahami kapan pelanggan Anda cenderung lebih aktif menggunakan WhatsApp, seperti di pagi hari atau setelah jam kerja. Dengan mengirimkan pesan pada waktu yang tepat, Anda meningkatkan peluang pesan Anda dibaca dan direspon dengan baik.

Lantas, seperti apa waktu yang tepat untuk mengirimkan pesan promosi sebagai bagian dari WhatsApp marketing? Jawabannya sangat bergantung pada kebiasaan target audiens Anda, tapi Anda bisa memanfaatkan data dari QuickReply.ai sebagai batu loncatan awal. 

Menurut mereka, pelanggan akan punya lebih banyak waktu untuk membaca dan membalas pesan Anda pada pukul 17.00 sampai 21.00 waktu setempat pada hari kerja, pukul 10.00 sampai 12.00 untuk hari Sabtu, dan pukul 16.00 sampai 19.00 pada hari Minggu. Mengapa? 

Saat hari Senin-Jumat, kemungkinan besar pelanggan Anda sudah menyelesaikan kewajiban mereka pada sore hingga malam hari. Sedangkan, menghindari waktu malam Minggu dan Minggu pagi akan membuat pesan Anda lebih berpeluang dibaca karena pelanggan Anda sedang tidak sibuk beraktivitas.

3. Utamakan pesan yang singkat, padat, jelas, dan menarik

WhatsApp adalah platform komunikasi yang cepat, sehingga pesan yang Anda kirim harus singkat, padat, jelas, dan menarik. Hindari penggunaan kalimat panjang yang bertele-tele. Sebaliknya, sampaikan informasi penting secara langsung dan pastikan pesan tersebut mudah dipahami oleh pelanggan. 

Selain itu, jangan lupa gunakan bahasa yang menarik dan relevan dengan target audiens Anda. Kemudian, pertimbangkan juga untuk menyertakan elemen visual seperti gambar atau emoji untuk menambah daya tarik pesan WhatsApp marketing Anda.

4. Balas masukan dan pertanyaan pelanggan dengan baik

Respons cepat dan tepat terhadap masukan dan pertanyaan pelanggan adalah bagian penting dari membangun hubungan yang baik. Ketika pelanggan menghubungi Anda melalui WhatsApp, pastikan Anda merespons dengan cepat, sopan, dan penuh perhatian. 

Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan menghargai setiap masukan yang diberikan. Dengan memberikan tanggapan yang positif dan solutif, Anda tidak hanya menyelesaikan masalah pelanggan tetapi juga membangun kepercayaan dan loyalitas mereka terhadap bisnis Anda.

Contoh Strategi WhatsApp Marketing yang Efektif

Seperti apakah contoh strategi WhatsApp marketing yang menerapkan tips dan trik di atas? Pertama, Anda bisa melibatkan pelanggan dalam chat pribadi yang lebih intens jika mereka membutuhkan solusi untuk masalah terkait produk Anda. Untuk contohnya yang sukses, mari kita lihat campaign “Rent a Pred” dari Adidas pada tahun 2020. 

Mereka mendirikan hotline khusus melalui WhatsApp agar para tim sepak bola amatir di London bisa mencukupi jumlah pemain yang kurang. Setelah menjadwalkan pertandingan dan jumlah orang yang dibutuhkan, atlet berpengalaman dan terkenal pilihan Adidas akan datang ke lokasi mengenakan jersey berlogo brand tersebut serta sepatu yang sedang mereka promosikan: Adidas Predator. 

Hasilnya, semakin banyak orang yang membicarakan brand Adidas. Campaign WhatsApp marketing ini sukses karena Adidas memahami kebutuhan audiens mereka, berinteraksi langsung dengan komunitas, dan memiliki ide yang unik.

Selain itu, Anda dapat mengirimkan pengingat untuk konsumen yang belum checkout keranjang belanja mereka, promosi di hari perayaan khusus, dan pengingat jika produk favorit mereka sudah kembali tersedia. 

Ingin yang lebih kreatif? Bahkan, Anda juga bisa memberikan panduan gratis seperti yang pernah dilakukan oleh brand bumbu masak dan mi instan Maggi di Jerman dengan campaign Chef In Your Kitchen. Melalui chatbot khusus bernama KiM, mereka mengirimkan berbagai resep masakan sederhana dengan produk mereka beserta video tutorialnya.

Taktik Marketing via WhatsApp yang Perlu Dihindari

Image by freepik

Berkebalikan dengan contoh taktik WhatsApp marketing di atas, berikut adalah berbagai strategi yang sebaiknya Anda hindari karena bisa merusak hubungan dengan pelanggan:

1. Promosi berlebihan

Jika Anda terlalu sering mengirimkan pesan promosi, pelanggan bisa merasa terganggu dan tidak nyaman. Hal ini berpotensi membuat pelanggan memutuskan untuk berhenti mengikuti atau bahkan memblokir akun bisnis Anda. Selain itu, promosi berlebihan dapat merusak citra merek Anda karena pelanggan akan merasa bahwa Anda hanya fokus pada penjualan tanpa memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan mereka. 

Oleh karena itu, batasi frekuensi pengiriman pesan promosi dan pastikan setiap promosi yang Anda kirim memiliki nilai dan relevansi yang jelas bagi pelanggan.

2. Personalisasi tanpa izin

Personalisasi adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan. Namun, melakukannya tanpa izin dapat menimbulkan masalah. Dengan kata lain, menggunakan informasi pribadi seperti riwayat belanja dan lainnya tanpa persetujuan mereka bisa dianggap sebagai pelanggaran privasi. 

Pada akhirnya, langkah ini dapat menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis Anda, dan bahkan dapat memicu keluhan atau masalah hukum. Jadi, sebelum menerapkan personalisasi dalam chat WhatsApp Anda, pastikan Anda telah mendapatkan izin yang jelas dari pelanggan.

3. Mengirimkan pesan generik yang tidak relevan

Mungkin Anda ingin menghindari masalah karena penggunaan data pelanggan, tapi sebaiknya Anda tetap menambah sedikit sentuhan personal. Sebab, menurut Avochato, 72% pelanggan lebih menyukai pesan WhatsApp yang terlalu generik dengan isi template yang tidak diubah. Oleh karena itu, mereka akan lebih cenderung menghindari promosi yang tidak relevan dengan kebutuhan serta selera mereka. Solusinya, sesuaikanlah konten promosi Anda dengan preferensi dan kebutuhan audiens.

Selain basis pengguna yang besar, strategi WhatsApp marketing sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia karena menurut data dari Bird, platform ini memiliki click through rate minimal 15%. Nah, Anda bisa meningkatkan angka tersebut dengan taktik marketing via WhatsApp yang bertujuan membangun hubungan jangka panjang. 

Pertimbangkan kebutuhan dan hal-hal yang disukai audiens Anda dalam strategi WhatsApp marketing, lalu jangan takut terapkan tren terkini jika memang relevan dengan brand Anda. Niscaya, kesuksesan marketing via WhatsApp bisnis Anda akan meningkat.Ingin berdiskusi lebih mendalam seputar marketing? Yuk, klik Sign Up untuk  bergabung dengan komunitas “Anak Marketing Indonesia”! Di komunitas ini, Anda akan bertemu dengan banyak praktisi marketing dari seluruh Indonesia, serta bisa mengakses berbagai konten dan event eksklusif. Grup ini untuk saling sharing dan memiliki kebijakan anti spam yang sangat ketat!

Writer Profile
  • Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment