Tahukah Anda bahwa kini sudah semakin ada banyak website yang menggunakan Google Analytics? Bahkan, menurut W3 Techs, 83,5% pemilik website di seluruh dunia memanfaatkan Google Analytics untuk memonitor performa situs mereka. Angka ini juga mencakup pemilik usaha yang menjalankan strategi SEO dan e-commerce. Jadi, jika Anda ingin tetap bersaing, Anda perlu memahami apa saja istilah pada Google Analytics.

Ada banyak istilah pada Google Analytics yang sangat berkaitan dengan pengalaman pelanggan dan apakah strategi marketing Anda sudah cukup efektif untuk menarik perhatian audiens. Apa saja contohnya? Mari kita pelajari selengkapnya melalui tulisan ini!

Arti dan Cara Menganalisis Istilah pada Google Analytics

Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai istilah pada Google Analytics yang paling penting untuk monitoring bisnis Anda:

Istilah Pada Google Analytics yang Wajib Paham (Image by pressfoto on Freepik)

1. Metrics dan Dimensions

Pada Google Analytics, metrics adalah data numerik yang terukur, seperti jumlah pengguna, sesi, atau waktu rata-rata yang dihabiskan di situs. Sementara itu, dimensions merujuk kepada kategori data seperti lokasi geografis, sumber traffic, atau jenis perangkat yang digunakan.

Memahami metrics dan dimensions akan membantu Anda mengukur kinerja website dan melakukan analisis lebih dalam dengan cara mengelompokkan data berdasarkan berbagai kategori. Pada akhirnya, Anda bisa mengambil keputusan strategis bisnis dan mengoptimalkan strategi pemasaran dengan tepat sasaran.

2. Acquisition Overview

Berikutnya, Acquisition Overview adalah laporan Google Analytics yang menunjukkan bagaimana pengunjung menemukan situs web Anda. Misalnya, apakah dari mesin pencari, media sosial, atau sumber lainnya.

Melalui laporan ini, Anda bisa mengetahui pembagian jumlah pengunjung dari pencarian organik, link di media sosial, atau Referral. Jadi, Anda akan memahami channel mana yang paling efektif untuk mengarahkan pengunjung ke website Anda. Terutama, untuk menentukan apakah Anda harus mengutamakan strategi SEO, kampanye media sosial, atau iklan berbayar.

3. Behavior Overview Report

Pada bagian Behavior Overview Report di menu Google Analytics, Anda bisa mengakses laporan berisikan gambaran umum mengenai interaksi pengunjung dengan situs web Anda. Misalnya, dari segi jumlah halaman yang dilihat dan konten mana yang paling sering dikunjungi.

Mengapa laporan ini sangat penting? Memahami perilaku pengunjung di situs Anda akan membantu Anda mempelajari konten mana yang menarik perhatian, serta area yang harus ditingkatkan agar pengalaman pengguna lebih baik.

4. Behavior Flow Report

Sekilas Behavior Flow Report di Google Analytics terlihat sama seperti Behavior Overview Report. Tapi, fokus dari kedua laporan ini sebenarnya berbeda. Sebab, Behavior Flow Report menggambarkan jalur interaksi pengguna dari satu halaman ke halaman lain di website Anda.

Dengan kata lain, Anda bisa memvisualisasikan alur yang dilewati pengguna saat mengakses informasi tertentu. Contohnya, mulai dari halaman mana mereka masuk, halaman apa yang dikunjungi berikutnya, dan di mana mereka keluar.

Melalui laporan ini, Anda bisa melihat apakah ada halaman yang sering membuat pengunjung keluar dari website. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah mengoptimalkan struktur website dan memperbaiki halaman yang kurang efektif.

5. Assisted Conversion

Pertama kali muncul di Google Analytics 4, Assisted Conversion merujuk kepada tindakan terakhir yang diambil oleh pengguna sebelum berkonversi menjadi pelanggan. Contohnya, sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, seorang pengguna mungkin berlangganan email newsletter terlebih dahulu demi mendapatkan diskon eksklusif.

Jadi, laporan ini menampilkan apa saja channel yang meningkatkan conversion rate Anda, bukan saluran langsung yang digunakan pengguna untuk membeli sebuah produk. 

Dengan mengerti cara kerja Assisted Conversion, Anda bisa mengetahui nilai sebenarnya dari setiap marketing channel. Sebab, terkadang media yang terlihat kurang berkontribusi dalam penjualan secara langsung justru berperan besar dalam memantapkan keputusan belanja.

6. Bounce Rate

Ingin tahu seberapa banyak pengguna yang betah mengunjungi website Anda? Anda bisa menyimak metrik bounce rate. Ini menunjukkan persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah melihat satu halaman saja tanpa melakukan interaksi lebih lanjut.

Bounce rate yang tinggi berarti banyak pengunjung meninggalkan situs tanpa mengeksplorasi halaman lain, dan begitu juga sebaliknya. Jadi, angka ini dapat memberikan gambaran mengenai kualitas landing page Anda. Terutama, dari segi apakah kontennya cukup relevan atau adakah elemen desain dan fungsional yang mengganggu user experience.

7. Goal Abandonment

Ada satu metrik lagi yang tidak kalah penting dari Bounce Rate, yaitu Goal Abandonment. Laporan ini berisikan persentase pengunjung yang memulai proses tujuan tertentu, tapi kemudian meninggalkan dari website sebelum menyelesaikannya. Contohnya, saat hendak checkout keranjang belanja atau membuat akun. 

Mempelajari goal abandonment akan menunjukkan apa saja hambatan terbesar dalam proses konversi. Dari hasilnya, Anda bisa memeriksa apakah ada kesalahan teknis, desain yang membingungkan, atau faktor lain yang membuat pelanggan kurang betah.

8. Average Session Duration

Dengan Google Analytics, Anda bisa melihat berapa lama pengunjung singgah di website Anda. Yaitu, melalui metrik Average Session Duration. Sesuai namanya, metrik ini mengukur rata-rata menit yang dihabiskan pengguna di website Anda selama satu kali kunjungan.

Durasi yang lebih panjang menunjukkan tingginya minat pada konten website, sementara durasi pendek mengindikasikan adanya masalah. Misalnya, mungkin Anda perlu memperbaiki kualitas dan relevansi artikel di blog website Anda.

9. Pages/Session

Selain Average Session Duration, Pages/Session juga bisa membantu Anda mengetahui seberapa nyaman pengguna berada di website Anda. Sebab, angka ini berfokus pada rata-rata jumlah halaman yang dilihat pengunjung selama satu sesi. Jadi, semakin tinggi angkanya, semakin banyak interaksi yang dilakukan oleh pengunjung.

Tingginya interaksi tersebut menunjukkan bahwa pengunjung menemukan situs Anda menarik dan relevan. Sebaliknya, angka yang rendah dapat menandakan bahwa pengguna tidak menemukan konten yang mereka cari atau merasa website Anda kurang menarik.

10. Referral

Referral mengacu pada jumlah pengunjung yang datang ke website Anda melalui link dari situs lain, bukan dari mesin pencari atau saluran langsung seperti link di akun media sosial Anda. Jadi, laporan ini menampilkan link afiliasi seperti di blog pribadi atau forum komunitas yang mengirimkan traffic ke situs Anda. 

Referral sangatlah penting karena membantu Anda memahami kontribusi situs lain dalam mendatangkan pengunjung. Jika sebuah situs mendatangkan banyak pengunjung yang relevan, Anda bisa menjalin kerja sama lebih lanjut untuk meningkatkan traffic, brand awareness, dan konversi.

Itulah 10 istilah pada Google Analytics yang bisa Anda jadikan prioritas ketika melakukan monitoring. Sebab, semua istilah pada Google Analytics tersebut menunjukkan seberapa bagus desain dan aspek fungsional website Anda, sekaligus apakah konten pemasaran Anda sudah cukup menarik.

Dengan memahami cara kerja dan informasi yang disampaikan metrik-metrik tersebut, Anda bisa memperbesar peluang keberhasilan content marketing dan e-commerce. Apalagi, mengingat penemuan dari Enlyft bahwa mayoritas bisnis yang menggunakan Google Analytics menghasilkan keuntungan hingga puluhan juta dolar. Jadi, Anda bisa mengambil keputusan berbasis data untuk meningkatkan efektivitas strategi marketing Anda. 

Ingin belajar lebih banyak tentang marketing, termasuk Google Analytics? Klik tombol sign-up gratis untuk bergabung dengan komunitas “Anak Marketing”! Di komunitas yang memiliki kebijakan anti spam ketat ini, Anda bisa saling belajar dari marketer ahli se-Indonesia.

Writer Profile
  • Karen Winardi

    Head of Content at Demand Gen Lab. Suka ngopi pas hujan dan segala hal Jejepangan.

Share This
Comment

Leave a Reply