Kehadiran strategi affiliate marketing terbukti mampu meningkatkan penjualan dan brand awareness. Strategi pemasaran ini juga dilakukan untuk menjaga engagement dengan konsumen yang sudah ada. Bagaimana rinciannya? Temukan informasi seputar strategi affiliate marketing untuk B2C di sini! 

Affiliate marketing for B2C
Photo Credit by DCstudio

Apa itu affiliate marketing?

Affiliate marketing adalah model pemasaran yang melibatkan pihak ketiga untuk mempromosikan produk milik suatu bisnis. Pihak ketiga ini disebut sebagai affiliate. Dari kegiatan promosi produk tersebut, pemilik bisnis mendapatkan exposure lebih luas sehingga mampu meningkatkan angka penjualan. Saat terjadi penjualan sebagai hasil promosinya, affiliate berhak memperoleh komisi. 

Besaran komisi biasanya ditentukan di awal perjanjian antara kedua belah pihak. Kisaran komisi bisa kurang dari 1 persen sampai 20 persen dari harga produk. Cara kerjanya adalah affiliate menyebarkan link atau kode referral khusus. Kadang-kadang pembeli diberi penawaran berupa potongan harga jika menggunakan kode referral, jadi semua pihak yang terlibat merasa untung. 

Nah, strategi ini disebut sebagai sumber passive income, karena komisi bisa terus mengalir setiap ada yang melakukan pembelian lewat link atau kodenya. Affiliate dapat melakukan promosi di Twitter, Facebook, TikTok dan lain-lain. 

Siapa yang menjalankan affiliate marketing B2C?

Bisnis yang menjalankan affiliate marketing seringkali bukan pihak penjual barang secara langsung, lho. Belum lama ini, Shopee meluncurkan Shopee Affiliate Program. Langkah tersebut disebarluaskan sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan secara praktis. Komisi yang diberikan 2,5 persen hingga 10 persen, namun ada bonus di luar itu. Terdapat kesempatan untuk mendapatkan Rp1.850.000 untuk 1200 pesanan pertama, bonus 100 persen dari penjual, hingga tambahan komisi 15 persen dari Shopee Affiliates Team.

Pada dasarnya, Shopee sebagai perusahaan e-commerce ingin terus digunakan sebagai platform jual beli berbagai jenis barang. Sehingga, dibuatlah program dengan menawarkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.

Strategi affiliate marketing 2023 untuk B2C

  • Pilih affiliate yang tepat

Seiring perkembangan teknologi, word of mouth menghasilkan pembelian hingga $6 triliun setahun. Namun, Anda baru bisa merasakannya jika memilih affiliate yang tepat. Faktor-faktor yang dapat diperhatikan antara lain engagement, jumlah views dan followers, hingga kesesuaian dengan produk bisnis. Tapi, bagaimana cara mencari orang-orangnya?

Ada beberapa cara supaya bisnis bisa bertemu dengan affiliate yang cocok. Sejumlah perusahaan memilih untuk mencari lewat platform atau media sosialnya sendiri, salah satunya Bibit. Platform reksa dana tersebut mengubah konsumen menjadi affiliate melalui kode referral. Setiap pengguna Bibit bisa membuat kode referral sendiri, jadi bisa menentukan susunan kata yang catchy. Dari situ, pengguna dapat menyebarkan kodenya ke orang lain supaya ikut mendaftar Bibit.

Benefit dari kode referral Bibit tersebut adalah cashback senilai Rp25.000, baik untuk pemilik kode referral maupun teman yang baru mendaftar. Jadi, dapat dilihat bahwa semua pihak sama-sama untung dalam hal ini.

Selain itu, bisa juga pelaku bisnis mencari affiliate lewat situs penyedia jasa seperti Fiverr. Terdapat sisi plus dan minus dari penggunaan platform semacam ini. Sisi positifnya, Anda dapat dengan mudah menyeleksi orang sesuai portofolio yang diunggah. Namun, Fiverr mengenakan fee yang cukup besar, yakni 5,5 persen jika membeli jasa dan 20 persen apabila menjual jasa. Itu sebabnya banyak yang lebih memilih untuk mengandalkan platform sendiri. 

  • Diversifikasi program affiliate 

Tujuan dari diversifikasi program adalah mitigasi risiko dan memperluas jangkauan audiens. Sebagaimana praktik bidang keuangan, diversifikasi penting untuk berjaga sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak terduga. Misalnya, bisa saja suatu saat salah satu tipe mengalami masalah teknis.  Tentu lebih baik memiliki aneka ragam tipe program affiliate agar dapat tetap mencapai tujuan dengan pola pikir jangka panjang. 

Bagaimana cara diversifikasi program? Pertama, Anda perlu mengetahui tipe-tipe yang sudah ada. Beberapa di antaranya sering ditemukan, seperti kupon, kode referral, dan URL khusus. Di luar itu, Anda juga bisa saja menggunakan kreativitas untuk menciptakan tipe yang baru.

  • Kolaborasi dengan influencer

Influencer marketing selalu jadi andalan dalam pemasaran, apalagi  banyak konsumen yang mengambil keputusan berdasarkan rekomendasi influencer. Ada berbagai alasan yang membuat influencer dipercaya oleh publik, di antaranya karena dianggap lebih mengerti kebutuhan audiens. 

Cara menemukan influencer yang mudah adalah aktif di media sosial sesuai lini industri. Jika bidang industri Anda otomotif, sebaiknya stay up to date seputar tren otomotif di media sosial dan siapa saja tokoh yang disukai masyarakat. Misalnya, ada influencer dengan fokus konten otomotif seperti Fitra Eri dan Motomobi. Selain itu, bisa juga memilih influencer lain yang turut menunjukkan minat di bidang otomotif, seperti Arief Muhammad.

Jadi, penggunaan public figure sebagai affiliate perlu mempertimbangkan branding serta konten yang dibuatnya. Apakah branding sosok tersebut sesuai dengan target audiens? 

Seperti apa strategi affiliate marketing menggunakan influencer? Hal ini dapat didiskusikan antara bisnis dengan influencer, tapi salah satu contohnya adalah penggunaan kode referral. Selama periode tertentu, influencer bisa menaruh kode ini di profil media sosialnya supaya memperoleh lebih banyak reach. Mungkin juga Anda pernah melihatnya di akun content creator favorit Anda.

Kekurangan affiliate marketing

  • Tidak ada jaminan mendapat keuntungan

Ketika sudah menjalankan program ini, suatu bisnis memiliki beberapa affiliate. Tapi, apakah ada jaminan bahwa orang-orang tersebut bakal berhasil mempromosikan produk Anda? Simpelnya, tidak ada jaminan 100 persen. 

Penggunaan affiliate memang meningkatkan peluang untuk memperoleh pendapatan lebih besar, namun tidak bisa menjamin mereka sukses mendorong orang lain membeli produk Anda. Bahkan, belum tentu affiliate ini benar-benar melakukan promosi. Toh, tidak ada dampaknya jika tidak menjalankannya. Mereka hanya dibayar sesuai persentase komisi jika berhasil mendorong penjualan.

  • Tidak bisa mengontrol aktivitas affiliate

Katakanlah affiliate aktif mempromosikan produk Anda. Tapi, Anda tidak dapat mengontrol bagaimana mereka mempromosikannya. Mungkin saja ada yang terlalu hard selling sehingga membuat pengguna media sosial lain terganggu, misalnya.

Begitu juga dengan aktivitas di luar pemasaran ini. Ada kemungkinan affiliate Anda mengeluarkan opini problematik lewat media sosial, kan? Jika itu terjadi, brand Anda jadi tidak sengaja terseret kontroversi karena ada di akun media sosialnya. Inilah salah satu alasan mengapa orang-orang yang akan menjadi affiliate diseleksi terlebih dahulu. 

Tentukan strategi affiliate marketing

Sebagian besar pengusaha memandang bahwa program affiliate marketing membuahkan hasil yang memuaskan. Perolehan pendapatan ternyata sesuai dengan ekspektasi saat mengambil keputusan untuk investasi ke program seperti ini. Mari kupas elemen inti dari strategi ini.

Kunci dari strategi affiliate marketing adalah jaminan keuntungan bersama. Semua pihak menuangkan kontribusi terbaik karena sama-sama mengejar untung. Nah, jadi Anda harus memperhitungkan alokasi dana untuk program ini. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, persentase komisi cukup beragam antara satu bisnis dengan bisnis lain, yaitu mulai dari di bawah 1 persen hingga 20 persen. Ada juga yang menetapkan bonus di luar komisi tersebut.

Nah, seperti apa keuntungan yang ditawarkan strategi affiliate marketing Anda? Apakah berupa cashback, potongan harga, komisi? Tentukan pemberian benefit yang paling tepat, ya!

Writer Profile
  • Kaylina Ivani

    Marketing enthusiast, penikmat kopi dan senja, penikmat hot chocolate

Share This
Comment

Leave a Reply