Pada jaman yang serba digital ini, banyak perusahaan mulai merubah strategi pemasarannya dari yang berbentuk offline ke online. Terbukti menurut sebuah survei, 63% bisnis meningkatkan budget-nya untuk melaksanakan digital marketing. Meski begitu, bukan berarti offline marketing telah mati. Nyatanya, tingkat penetrasi internet di Indonesia masih berada di angka 73,7% pada awal 2022 kemarin. Artinya, ada sekitar 70 juta warga Indonesia yang tidak menggunakan internet.
Jadi, apakah kita masih perlu mencari ide offline marketing? Memang se-efektif apa strategi offline marketing?
Apakah Pemasaran Offline Masih Efektif?
Jawabannya, iya dan tidak.
Dalam menjalankan sebuah ide offline marketing, cukup susah untuk menilai seberapa efektif jalannya kampanye pemasaran tersebut. Ada berbagai macam faktor yang bisa mempengaruhi kesuksesan sebuah kampanye pemasaran. Mulai dari target market, konsep kampanye pemasaran, hingga produk yang diiklankan. Namun secara umum, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengecek apakah sebuah ide offline marketing cocok untuk bisnis Anda atau tidak.
Yang pertama adalah dengan menggunakan shortened link khusus pada iklan yang dipasang secara offline. Tujuannya, Anda bisa menghitung berapa banyak jumlah klik yang berasal dari kampanye pemasaran secara offline. Ada banyak jasa link shortener yang bisa Anda temukan di internet, misalnya saja bit.ly atau tinyurl.com. Dalam membuat shortened link, usahakan link yang dibuat sependek dan se-memorable mungkin, dan jika memungkinkan bisa ditambahkan dengan QR Code.
Berikutnya, kamu bisa mengecek keefektifan sebuah kampanye offline marketing dengan menambahkan nomer telepon pada kampanye pemasaran yang Anda lakukan secara offline. Saat Anda melakukan strategi pemasaran secara offline, bisa saja hal itu Anda lakukan karena ingin menargetkan mereka yang belum mempunyai akses terhadap internet. Kalau begitu, maka menambahkan nomer telepon adalah langkah yang tepat buat Anda.
Selain tiga cara itu, tentu saja masih ada berbagai macam cara untuk melihat se-efektif apa strategi pemasaran offline untuk bisnis Anda. Dengan melakukan riset ini, Anda bisa menetapkan apakah strategi offline marketing Anda layak untuk mendapatkan budget yang lebih besar atau tidak. Jika Anda ingin tetap mempertahankan pelaksanaan kampanye pemasaran secara offline, kami akan memberikan beberapa ide offline marketing yang efektif untuk bisnis Anda.
Ide Offline Marketing yang Efektif
- Menjadi Sponsor Sebuah Acara
Salah satu cara untuk meningkatkan brand visibility adalah dengan mensponsori sebuah acara, entah itu acara konser musik, acara amal, atau acara yang diadakan oleh kampus. Selain itu, akan lebih baik jika acara yang Anda sponsori memiliki value yang sejalan dengan bisnis Anda. Dengan begitu, Anda juga bisa membangun sebuah brand image yang kental. Misalnya saja Anda ingin menunjukkan kalau bisnis Anda mendukung gerakan women empowerment, maka Anda bisa menjadi sponsor sebuah acara yang bertemakan sama.
Saat menjadi sebuah sponsor, Anda juga bisa melakukan usaha lain untuk meningkatkan brand visibility melalui acara tersebut. Misalnya saja Anda mensponsori sebuah seminar, maka Anda bisa membagikan merchandise yang mengiklankan produk Anda, atau melakukan giveaway produk Anda pada acara tersebut. Selain itu, tentu saja Anda juga bisa membuka stand yang menjual produk Anda, atau sekedar memberikan kesempatan para pengunjung acara untuk melakukan tanya jawab.
- Buat Acara Sendiri
Selain menjadi sponsor sebuah acara, Anda juga bisa membuat acara Anda sendiri. Mulai dari seminar, perayaan pembukaan toko, dan acara lainnya. Untuk menarik customer agar datang ke acara tersebut, Anda bisa menawarkan diskon khusus untuk produk Anda pada para pengunjung yang datang, atau yang sedang ramai dilakukan akhir-akhir ini, mengajak influencer untuk memeriahkan acara Anda.
Hal inilah yang dilakukan oleh Deliwafa Surabaya pada september 2022 kemarin. Mereka mengadakan sebuah acara di toko offline mereka, di mana Deliwafa memberikan diskon besar-besaran serta giveaway beberapa produk mereka. Selain itu, mereka juga mengundang influencer Mama Lela untuk memeriahkan acara tersebut. Hasilnya, ratusan pengunjung datang ke toko tersebut hingga menyebabkan kemacetan di jalan sekitar.
Bentuk kampanye ini merupakan salah satu contoh kampanye yang memanfaatkan kedua media—online dan offline—dengan efektif untuk mendukung satu sama lain. Kampanye pertama dilakukan secara online, dengan pihak bisnis mengumumkan adanya acara tersebut di media sosial. Setelah itu, customer beramai-ramai datang pada saat acara. Melihat adanya banyak orang yang berkumpul, warga sekitar atau orang-orang yang melewati daerah tersebut otomatis akan aware terhadap bisnis Anda dan mungkin kedepannya bisa menjadi customer Anda juga.
- Sewa Billboard
Billboard bisa menjadi pilihan bagi Anda yang mempunyai budget lebih untuk strategi pemasaran offline Anda. Bentuknya yang besar dan terletak di lokasi yang strategis memang membuat billboard mudah dilihat oleh para pengguna jalan yang melintas. Bahkan menurut sebuah sumber, 71% orang akan secara sadar melihat billboard pada saat mereka berkendara. Tak heran, brand-brand besar masih menggunakan strategi marketing ini untuk memasarkan produk mereka.
- Adlibs Pada Siaran Radio
Siapa bilang media radio saat ini sudah tenggelam? Justru menurut data dari Kemenparekraf, jumlah pendengar radio mulai naik secara perlahan terutama pada saat pandemi kemarin. Saat itu, jumlah pendengar radio naik 10,42%. Artinya, Anda bisa kembali mempertimbangkan untuk menggunakan media radio dalam strategi offline marketing bisnis Anda.
- Membagi Pamflet atau Flyer
Hingga saat ini, Anda pasti masih menemukan beberapa sales person yang memberikan selebaran berupa brosur baik di dalam pusat perbelanjaan, dalam suatu acara, ataupun di pinggir jalan. Meski terdengar seperti strategi yang cukup old school, strategi ini bisa jadi cocok untuk Anda yang baru saja membuka bisnis, atau memiliki jasa dan produk baru yang ingin Anda kenalkan kepada warga lokal. Menurut survei dari Bentley University, menyebarkan sebuah brosur bisa meningkatkan brand awareness bisnis Anda. Apalagi, 82% orang masih percaya dengan iklan cetak seperti brosur tadi.
Ide–ide di atas mungkin cukup menarik untuk Anda pertimbangkan ke dalam strategi pemasaran bisnis Anda. Tapi jika dibandingkan dengan musuhnya—online marketing—apakah offline marketing masih lebih baik?
Lebih Baik Offline atau Online Marketing?
Tentu saja, tiap brand pasti memiliki data mereka sendiri mengenai apakah online marketing mereka lebih berjalan dengan efektif daripada strategi offline marketing mereka. Tapi daripada memilih, Anda bisa melakukan keduanya secara bersamaan, atau bahkan saling mendukung satu sama lain. Misalnya saja, Anda bisa memasang poster yang meminta pengunjung toko Anda untuk scan sebuah QR Code. Dari situ, pengunjung bisa diarahkan untuk membuat akun di website bisnis Anda untuk mendapatkan diskon khusus.
Intinya, keefektifan sebuah ide offline marketing kembali lagi ke bagaimana Anda membuat strategi pemasaran secara keseluruhan, tetapi Anda tetap tidak bisa menampik kalau ide offline marketing yang baik masih bisa memiliki pengaruh terhadap brand Anda.