Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang hampir semua bisnis sudah menggunakan media sosial. Tapi, hanya sedikit yang bisa mengukur tingkat keberhasilan dari strategi social media marketing, apalagi perusahaan startup yang masih baru dalam dunia bisnis. Apakah ukuran keberhasilannya dilihat dari jumlah followers? Apakah kesuksesan berdasarkan seberapa viralnya konten yang diunggah? 

Hal-hal itu memang bisa menjadi bagian dari cara menghitung social media metrics, namun pengukuran yang komprehensif sebenarnya tidak sesimpel itu. Sebab, perhitungan ROI (return of investment) dari penggunaan media sosial untuk bisnis perlu memastikan bahwa strategi yang dilakukan memang membawa keuntungan bagi perusahaan. Yuk, simak lebih lengkap seputar cara menghitung social media metrics di sini!

Kenapa social media metrics penting?

Social media metrics
Photo Credit: Freepik

Social media metrics adalah data yang menunjukkan kinerja strategi media sosial Anda. Secara sederhana, kalkulasi ini menggunakan angka analytics dan jumlah investasi yang telah dituangkan perusahaan untuk mengelola media sosial. Angka ROI atau hasil perhitungan metrik yang diperoleh kemudian menjadi bahan evaluasi untuk masa depan bisnis. Jadi, proses hitungan ini sangat penting supaya perusahaan tidak mengalami kerugian.

Nah, dari mana data analytics berasal? Data tersebut dapat diperoleh melalui tools social media eksternal atau native analytics. Jika belum akrab dengan istilah native analytics, ini merupakan kumpulan angka capaian konten yang diberikan oleh platform sosial itu sendiri. Misalnya, native analytics TikTok memperlihatkan data berupa persentase jenis kelamin audiens, total penonton konten dalam kurun waktu tertentu, perkembangan jumlah followers, dan lain-lain. Enaknya, native analytics tersedia secara gratis, sementara tools eksternal biasanya berbayar.

Cara menghitung social media metrics

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, menghitung social media metrics bukan sekadar melihat angka analytics, lalu dianggap selesai. Proses menghitung kesuksesan aktivitas media sosial perusahaan melibatkan beberapa tahapan.

1. Tentukan tujuan strategi social media marketing

Sebagai langkah awal, Anda perlu menetapkan tujuan dari strategi social media marketing yang diterapkan terlebih dahulu. Ada berbagai macam objektif, seperti menciptakan atau meningkatkan brand awareness, engagement, traffic ke website, hingga konversi menuju penjualan. Penentuan tujuan dapat diawali dengan mempertimbangkan keadaan perusahaan. 

Jika Anda merupakan perusahaan startup, biasanya tujuan pertama dalam pemakaian media sosial adalah brand awareness. Strateginya bisa terdiri dari mengoptimalkan identitas brand melalui profil media sosial, produksi konten menarik, hingga influencer marketing. Bisnis startup pun dapat semakin berkembang setelah memperoleh brand awareness, karena sudah mulai dikenal publik. Objektif selanjutnya dapat mencari leads dan konversi ke penjualan, tapi bisa juga jika Anda ingin melakukan semuanya secara bersamaan.

Setelah mengetahui keadaan perusahaan dan menentukan jenis tujuan aktivitas media sosial, pastikan bahwa objektif Anda bersifat kuantitatif. Tetapkan jumlah atau persentase yang jelas supaya Anda bisa mengukur tingkat keberhasilan nantinya. 

Sebagai contoh, anggaplah Anda ingin meningkatkan traffic ke website dari media sosial. Agar dapat diukur, tujuannya dapat berbunyi, “Meningkatkan traffic website sebesar 5% dari media sosial” atau “Memperoleh 1000 pengunjung website dari media sosial”. 

Dari mana angka tersebut berasal? Kuantifikasi didasari oleh hasil evaluasi sebelumnya, atau tujuan awal jika sedang memulai strategi media sosial. Jika hasil strategi sebelumnya menghasilkan peningkatan followers sebesar 3%, Anda dapat mendorong agar angka itu semakin bertambah dengan menetapkan goal followers naik 5%.  

2. Tracking dan monitoring

Selanjutnya, jadikan tujuan social media marketing sebagai pedoman untuk tracking dan monitoring data analytics. Ini karena aspek analytics yang dilihat berbeda-beda tergantung tujuan awalnya. Tentukan parameter media sosial yang perlu Anda lihat sesuai tujuan strategi social media marketing.

  • Awareness

Sebagian besar strategi social media marketing bertujuan untuk meningkatkan brand awareness. Caranya dengan menghadirkan konten-konten menarik dan bermanfaat. Nah, pengguna media sosial dapat melihat konten Anda, yang membuatnya sadar akan keberadaan perusahaan Anda.

Mengukur keberhasilan strategi yang bertujuan brand awareness dapat dilakukan dengan melihat data impression dan reach. Keduanya sering dikira sama, jadi Anda bisa menyimak perbedaan impression dan reach sebagai berikut.

  • Impression

Impression adalah jumlah tayangan suatu konten. Jika satu orang melihat konten Anda berulang kali, jumlah impression akan bertambah. Selain awareness, angka ini bisa juga digunakan untuk mengetahui konten mana yang disukai oleh audiens.

  • Reach

Berbeda dengan impression, sebenarnya reach adalah jumlah akun yang dicapai oleh konten Anda. Singkatnya, angka ini menjawab pertanyaan, “Konten saya dilihat oleh berapa banyak akun?”

  • Engagement

Setiap kreator media sosial bisa mengukur engagement berdasarkan interaksi pengguna lain terhadap kontennya. Bentuk interaksi yang bisa dilakukan cukup beragam, di mana 72% bisnis menilai engagement berdasarkan interaksi berupa jumlah like dan komentar. Tingkat interaksi tinggi menunjukkan bahwa banyak orang menganggap konten Anda menarik, yang dapat dilihat dari hal-hal seperti:

  • Like
  • Comment
  • Share atau retweet
  • Save

Selain engagement terhadap konten yang diunggah media sosial milik perusahaan, perhatikan juga jumlah akun yang mention brand Anda. Ini dapat disebut sebagai organic mention yang mendorong awareness serta reputasi positif bagi perusahaan.

  • Share of Voice (SOV)

Share of Voice adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa populer suatu brand di kalangan publik jika dibandingkan dengan kompetitor. Kalkulasi SOV didapatkan dengan melihat volume diskusi untuk keyword tertentu. Semakin sering netizen membicarakan brand Anda, maka persentase SOV Anda semakin tinggi. Tapi, pastikan Anda juga mengecek bahwa pembicaraan terkait brand mengandung sentimen positif.

Mengetahui SOV sendiri memang berguna, namun fungsinya semakin bertambah saat menyadari share of voice biasanya memiliki korelasi dengan market share. Ini karena eksistensi yang kuat di media sosial dapat meningkatkan awareness terhadap brand. Mendominasi percakapan media sosial mungkin juga menunjukkan bahwa bisnis Anda memang sudah memiliki konsumen loyal yang senang hati menjadi advocate untuk brand.

Contohnya, ada pemilik akun TikTok yang mengunggah konten berisi pengalamannya yang puas makan di restoran tertentu. Konten tersebut berkontribusi dalam mendorong SOV perusahaan, apalagi jika mendorong sejumlah orang lain untuk turut membagikan pengalaman positif seputar brand restoran.

Perhitungan SOV sering dilakukan menggunakan tools social media marketing, seperti Hootsuite, Hubspot, dan lain-lain. Tools tersebut bisa mempermudah Anda menganalisis volume dan sentimen percakapan soal industri Anda. Penyajian data pun dapat dimengerti, karena biasanya diberikan dalam bentuk grafik lingkaran atau grafik garis.

  • Conversion rate

Conversion rate umumnya menjadi tujuan akhir dari social media marketing. Definisi konversi bisa berbeda-beda tergantung lini bisnis, misalnya jumlah download aplikasi, mengisi formulir, hingga penjualan. Untuk melakukan tracking conversion rate, dapat dilakukan monitoring jumlah klik terhadap link di media sosial Anda. Ini disesuaikan dengan strategi yang diterapkan untuk memperoleh konversi. Misalnya, berapa orang yang klik link di bio, “Swipe Up” pada Instagram Story, hingga mengeklik katalog seperti TikTok Shop dan Facebook Shop.

Jangan pesimis jika persentase konversi Anda tidak begitu tinggi, karena ini disesuaikan dengan lini industri. Laporan Hootsuite menginformasikan benchmark bagi conversion rates dalam konteks e-commerce, di mana posisi tertinggi dipegang industri kebutuhan sehari-hari (6,8%). Sementara itu, ada bidang yang memiliki tolok ukur lebih rendah, seperti otomotif (0,7%) dan jasa keuangan (0,2%).  

3. Evaluasi

Setelah memperoleh hasil analytics, bandingkan angka tersebut dengan tujuan awal. Apakah sudah berhasil mencapai objektif yang ditetapkan? Jika sudah, Anda dapat mempertahankan atau meningkatkan strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Jika belum, pertimbangkan lagi untuk mengubah strategi. Bisa saja platform yang digunakan kurang mampu menjangkau target audiens, produksi konten kurang sesuai dengan perkembangan tren, atau kurang interaktif.

Namun, jangan terlena apabila angka yang didapatkan sudah bagus. Media sosial selalu mengalami perubahan, sehingga bisnis perlu menyesuaikan diri dengan tidak berhenti brainstorming dan mencoba hal-hal baru.

Maksimalkan keuntungan strategi Anda

Cara menghitung social media metrics melibatkan sejumlah aspek untuk mengetahui apakah strategi media sosial yang dilakukan sudah berhasil mencapai tujuan. Intinya, perhitungan tersebut menunjukkan keuntungan atau kerugian dari aktivitas media sosial perusahaan. Sehingga, cara menghitung social media metrics sangat penting untuk diketahui oleh pelaku bisnis.

Writer Profile
  • Kaylina Ivani

    Marketing enthusiast, penikmat kopi dan senja, penikmat hot chocolate

Share This
Comment